BibTex Citation Data :
@article{IMAJI11738, author = {miftahul hidayah al amin and Budi Sudarwanto and wijayanti wijayanti}, title = {GALERI SENI PERTUNJUKAN JAWA DI SURAKARTA}, journal = {IMAJI}, volume = {3}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {Galeri Seni, Galeri Seni Pertunjukan, Pertunjukan Jawa Di Surakarta}, abstract = { Kota Surakarta memiliki dua keraton yakni Kasunanan dan Mangkunegaran, di masa lampau kota ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga berfungsi sebagai pusat perkembangan seni dan budaya di wilayah propinsi Jawa Tengah. Posisi kota Surakarta yang demikian sentral itulah yang kemudian melahirkan ekspresi seni, terutama seni pertunjukan seperti; seni teater, musik, karawitan, tari, pendalangan, dan seni rupa baik yang bersifat modern, kontemporer maupun tradisional. Frekuensi kegiatan seni pertunjukan di Surakarta memang cukup baik, namun informasi, publikasi, dan promosi kegiatannya kurang terkoordinasi dan kurang terlihat. Oleh karena itu, tidak cukup banyak menjaring pengunjung dan konsumen, baik dari masyarakat maupun wisatawan. salah satu penyebabnya adalah kurangnya tempat mengekspresikan seni pertunjukan jawa di Surakarta. Sehingga dibutuhkan tempat/wadah yang dapat menampung para pecinta seni pertunjukan untuk mengekspresikan seni dan melestarikannya sebagai budaya daerah kota Surakarta. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian mendasar mengenai Seni Pertunjukan Jawa, standar-standar mengenai tata ruang dalam panggung pertunjukan, studi banding beberapa tempat yang berkaitan dengan seni pertunjukan di Surakarta dan Galeri Seni Pertunjukan melalui website. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi tapak yang akan digunakan dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Neovernakular. Tapak yang digunakan berada di pusat kota Surakarta tepatnya di jalan Mayjen Sunaryo. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri Seni Pertunjukan Jawa Di Surakarta”. Konsep perancangan ditekankan pada desain Arsitektur Neovernakular, sebagai wujud penyesuaian bangunan di sekitar tapak. Konsep dan filosofi massa bangunan Galeri ini mengadopsi tatanan massa bangunan pada Keraton Surakarta, dengan vocal point pada atrium pertunjukan terbuka yang berada di tengah-tengah massa bangunan pendukung kegiatan utama. Bentuk massa bangunannya mengikuti pola dasar bentuk site yakni kombinasi bentuk lingkaran dan persegi panjang. Arsitektur neovernakular Galeri ini muncul pada bentuk atap dan elemen-elemen yang dipakai pada setiap massa bangunanya. }, issn = {2089-3892}, pages = {523--532} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/imaji/article/view/11738} }
Refworks Citation Data :
Kota Surakarta memiliki dua keraton yakni Kasunanan dan Mangkunegaran, di masa lampau kota ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga berfungsi sebagai pusat perkembangan seni dan budaya di wilayah propinsi Jawa Tengah. Posisi kota Surakarta yang demikian sentral itulah yang kemudian melahirkan ekspresi seni, terutama seni pertunjukan seperti; seni teater, musik, karawitan, tari, pendalangan, dan seni rupa baik yang bersifat modern, kontemporer maupun tradisional. Frekuensi kegiatan seni pertunjukan di Surakarta memang cukup baik, namun informasi, publikasi, dan promosi kegiatannya kurang terkoordinasi dan kurang terlihat. Oleh karena itu, tidak cukup banyak menjaring pengunjung dan konsumen, baik dari masyarakat maupun wisatawan. salah satu penyebabnya adalah kurangnya tempat mengekspresikan seni pertunjukan jawa di Surakarta. Sehingga dibutuhkan tempat/wadah yang dapat menampung para pecinta seni pertunjukan untuk mengekspresikan seni dan melestarikannya sebagai budaya daerah kota Surakarta.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian mendasar mengenai Seni Pertunjukan Jawa, standar-standar mengenai tata ruang dalam panggung pertunjukan, studi banding beberapa tempat yang berkaitan dengan seni pertunjukan di Surakarta dan Galeri Seni Pertunjukan melalui website. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi tapak yang akan digunakan dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Neovernakular. Tapak yang digunakan berada di pusat kota Surakarta tepatnya di jalan Mayjen Sunaryo. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri Seni Pertunjukan Jawa Di Surakarta”.Konsep perancangan ditekankan pada desain Arsitektur Neovernakular, sebagai wujud penyesuaian bangunan di sekitar tapak. Konsep dan filosofi massa bangunan Galeri ini mengadopsi tatanan massa bangunan pada Keraton Surakarta, dengan vocal point pada atrium pertunjukan terbuka yang berada di tengah-tengah massa bangunan pendukung kegiatan utama. Bentuk massa bangunannya mengikuti pola dasar bentuk site yakni kombinasi bentuk lingkaran dan persegi panjang. Arsitektur neovernakular Galeri ini muncul pada bentuk atap dan elemen-elemen yang dipakai pada setiap massa bangunanya.
Last update:
Alamat RedaksiJurnal IMAJI (ISSN 2089-3892) :Jurusan Arsitektur FT. UNDIPJl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang SemarangTelp. (024) 7470690, Fax. (024) 7470690e-mail : imaji@arsitektur.undip.ac.id