BibTex Citation Data :
@article{IMAJI11518, author = {arief Fadhilah and Titien Murtini and Bambang Supriyadi}, title = {PENATAAN KAMPUNG SENTRA INDUSTRI PERKALENGAN BUGANGAN PENEKANAN DESAIN ECO ARCHITECTURE}, journal = {IMAJI}, volume = {1}, number = {2}, year = {2012}, keywords = {kampung industri, penataan, ekologi}, abstract = { Pertumbuhan Kota Semarang sebagai kota perdagangan, industri dan jasa memberikan tawaran kepada masyarakat akan segala macam usaha baik skala kecil maupun besar dengan harapan dapat terus meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun tanpa dibarengi dengan perencanaan dan perancangan yang baik, maka harapan tersebut tidak akan tercapai. Sebut saja sebuah sentra industri di Kelurahan Bugangan Semarang Timur yang terkenal dengan produksi kompor sumbunya, salah satu diantara banyak usaha mikro yang sudah ada sejak tahun 1970-an. Semakin tingginya tingkat aktivitas di kampung sentra industri tersebut tanpa diimbangi dengan fasilitas yang memadai menyebabkan berbagai permasalahan baik dari aspek produksi, kebutuhan pemasaran, hunian, dan limbah yang mempengaruhi ekologi lingkungan. Oleh sebab itu, kampung sentra industri yang berada di bantaran sungai Banjir Kanal Barat ini memerlukan penataan kembali yang dapat mengakomodir aktivitas produksi, pemasaran, dan hunian yang tetap memperhatikan aspek ekologi lingkungan. Mengenali lokasi adalah hal utama yang dilakukan penulis, melalui observasi langsung, pendekatan pelaku secara natural dan pengumpulan data sebagai dasar utama dalam merumuskan program perancangan. Untuk melengkapi dasar perancangan, dilakukan studi banding kebeberapa objek sentra industri di Kota Solo dan Yogyakarta seperti Kampung Blangkon, Kampung Shuttlecock, Kampung Batik, dan lainnya. Pendalaman konsep ekologi sebagai dasar perancangan yang merespon lingkungan dilakukan dengan studi literatur. Penataan dilakukan pada lokasi tapak yang sama dan perhitungan kebutuhan luas lahan didasarkan pada studi ruang dan bangunan yang dibutuhkan dengan memperhatikan regulasi seperti Garis Sepadan Bangunan (GSB), KDB, KLB, dan Garis Sepadan Sungai (GSS). Tata massa bangunan, tampilan, struktur, dan utilitas lingkungan dirancang dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar yang tidak dapat dipisahkan dalam proses perancangan. Banjir Kanal Timur Semarang adalah salah satu potensi kampung ini yang saat ini tidak mendapat perhatian. Menjadikan sungai sebagai orientasi perancangan menjadi pelengkap konsep eko arsitektur yang akan mendasari penataan kawasan hingga dalam skala mikro (bangunan, manajemen limbah, dan sebagainya). Memperhatikan potensi angin, respon terhadap matahari, pemanfaatan air hujan, pemakaian bahan-bahan bekas, penghematan energi, dan manajemen lingkungan adalah suatu sistem holistik yang akan diperhatikan dalam penataan kampung sentra industri perkalengan di Bugangan Semarang. }, issn = {2089-3892}, pages = {201--208} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/imaji/article/view/11518} }
Refworks Citation Data :
Pertumbuhan Kota Semarang sebagai kota perdagangan, industri dan jasa memberikan tawarankepada masyarakat akan segala macam usaha baik skala kecil maupun besar dengan harapan dapat terusmeningkatkan ekonomi masyarakat. Namun tanpa dibarengi dengan perencanaan dan perancangan yang baik,maka harapan tersebut tidak akan tercapai. Sebut saja sebuah sentra industri di Kelurahan BuganganSemarang Timur yang terkenal dengan produksi kompor sumbunya, salah satu diantara banyak usaha mikroyang sudah ada sejak tahun 1970-an. Semakin tingginya tingkat aktivitas di kampung sentra industri tersebuttanpa diimbangi dengan fasilitas yang memadai menyebabkan berbagai permasalahan baik dari aspekproduksi, kebutuhan pemasaran, hunian, dan limbah yang mempengaruhi ekologi lingkungan. Oleh sebab itu,kampung sentra industri yang berada di bantaran sungai Banjir Kanal Barat ini memerlukan penataan kembaliyang dapat mengakomodir aktivitas produksi, pemasaran, dan hunian yang tetap memperhatikan aspekekologi lingkungan. Mengenali lokasi adalah hal utama yang dilakukan penulis, melalui observasi langsung, pendekatanpelaku secara natural dan pengumpulan data sebagai dasar utama dalam merumuskan program perancangan.Untuk melengkapi dasar perancangan, dilakukan studi banding kebeberapa objek sentra industri di Kota Solodan Yogyakarta seperti Kampung Blangkon, Kampung Shuttlecock, Kampung Batik, dan lainnya. Pendalamankonsep ekologi sebagai dasar perancangan yang merespon lingkungan dilakukan dengan studi literatur.Penataan dilakukan pada lokasi tapak yang sama dan perhitungan kebutuhan luas lahan didasarkan pada studiruang dan bangunan yang dibutuhkan dengan memperhatikan regulasi seperti Garis Sepadan Bangunan (GSB),KDB, KLB, dan Garis Sepadan Sungai (GSS). Tata massa bangunan, tampilan, struktur, dan utilitas lingkungandirancang dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar yang tidak dapat dipisahkan dalam prosesperancangan. Banjir Kanal Timur Semarang adalah salah satu potensi kampung ini yang saat ini tidak mendapatperhatian. Menjadikan sungai sebagai orientasi perancangan menjadi pelengkap konsep eko arsitektur yangakan mendasari penataan kawasan hingga dalam skala mikro (bangunan, manajemen limbah, dansebagainya). Memperhatikan potensi angin, respon terhadap matahari, pemanfaatan air hujan, pemakaianbahan-bahan bekas, penghematan energi, dan manajemen lingkungan adalah suatu sistem holistik yang akandiperhatikan dalam penataan kampung sentra industri perkalengan di Bugangan Semarang.
Last update:
Alamat RedaksiJurnal IMAJI (ISSN 2089-3892) :Jurusan Arsitektur FT. UNDIPJl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang SemarangTelp. (024) 7470690, Fax. (024) 7470690e-mail : imaji@arsitektur.undip.ac.id