skip to main content

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA SISTEM P1 FILLING POINT II FILLING SHED I (STUDI KASUS TBBM SEMARANG GROUP PT. PERTAMINA (PERSERO) SUPPLY & DISTRIBUTION REGION IV AREA JAWA BAGIAN TENG

*Almira Rahma Yanuar  -  Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro, Indonesia
Bambang Purwanggono  -  Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pada TBBM Semarang Group, perusahaan dengan kegiatan utama penerimaan, penimbunan, dan pendistribusian BBM ke 217 unit SPBU di area Jawa Bagian Tengah, mengalami kerugian yang disebabkan tingkat breakdown yang tinggi pada salah satu sistem penyaluran BBM. Penelitian ini membahas mengenai program perawatan sistem P1 yang ada pada Filling Point II, Filling Shed I. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan modus-modus kegagalan dari sistem P1 Filling Point II Filling Shed I dan menilai konsekuensi kegagalan dari masing-masing modus tersebut, menentukan jenis kegiatan perawatan (maintenance tasks) yang tepat untuk setiap modus kegagalan yang telah ditentukan, serta menentukan nilai interval perawatan optimum dengan pertimbangan biaya dan waktu guna mencegah terjadinya kegagalan. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance II (RCM II) karena mampu menentukan maintenance task yang optimal berdasarkan konsekuensi modus kegagalan dan konteks operasi pada sistem tersebut. Hasil penilaian resiko dengan Risk Priority Number (RPN) terhadap 23 modus kegagalan menunjukkan bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama perhatian adalah seal bottom swivel yang mendapatkan nilai RPN 168, kemudian gotri aus dengan nilai RPN 126. Untuk modus seal bottom swivel rusak dan gotri aus tersebut diberikan kebijakan scheduled discard task dengan waktu maintenance optimal (TM) untuk seal bottom swivel pada perhitungan untuk premium non-subsidi adalah 1525,210 jam dan untuk premium bersubsidi adalah 1543,560 jam. Sedangkan untuk komponen gotri memiliki waktu maintenance optimal (TM) yang sama untuk premium non-subsidi maupun bersubsidi yaitu 2861,200 jam. Nilai TM yang diperoleh untuk mencegah kerusakan pada kedua komponen tersebut lebih kecil dari dari nilai Mean Time to Failure (MTTF)-nya, yang menunjukkan bahwa waktu maintenance optimal akan berusaha untuk menghindari terjadinya kerusakan fungsi komponen sebelum kerusakan terjadi.

 

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: TBBM Semarang Group; RCM II; Risk Priority Number; TM Optimal

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.