USULAN PERENCANAAN FORECASTING, SAFETY STOCK & MIN-MAX STOCK PERSEDIAAN BAHAN BAKAR BATU BARA PADA SUB BIDANG PENGELOLAAN ENERGI PRIMER PLTU ADIPALA MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES

Abstract

Abstrak

PT PLN Indonesia Power UBP Jawa Tengah 2 merupakan salah satu PLTU yang dimiliki oleh PLN dengan kontribusi sekitar 660 MW dari 31.455 MW daya mampu sistem kelistrikan Jawa-Bali saat ini. Untuk mengelola batu bara secara terstruktur dan terukur, Direksi PLN mengeluarkan peraturan yang menetapkan batas stok rata-rata batu bara konsolidasi untuk PLTU Non Mulut Tambang, yaitu sebesar > 22 hari operasi (HOP). Stok kritis untuk PLTU Non Mulut Tambang ditetapkan sebesar < 15 hari operasi (HOP). Selain itu, setiap PLTU juga diharuskan memiliki Safety Stock dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pasokan batubara. Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan dengan forecasting menggunakan metode time series, perhitungan safety stock untuk menjaga kekurangan stok, menghitung reorder point untuk mengetahui titik pemesanan ulang serta metode min-max untuk mengetahui titik minimum dan maksimum. Metode time series yang tepat digunakan adalah metode Single Exponential Smoothing karena memiliki hasil error MAPE terkecil yaitu sebesar 33,19%. Dari hasil perhitungan, nilai safety stock yang diusulkan oleh untuk perusahaan adalah sebesar 45626,62 ton atau setara dengan 9 HOP pada service level 90% dan sebesar 69865,76 ton atau setara dengan 13 HOP pada service level 95%. Sementara itu berdasarkan lead time dan safety stock, waktu pemesanan kembali bahan bakar dilakukan apabila jumlah persediaan di inventory telah mencapai 96418,69 ton atau setara dengan 18 HOP pada service level 90% dan 120657,84 ton atau setara dengan 22 HOP pada service level 95%. Didapatkan nilai minimum stock pada service level 90% sebesar 96418,69 ton atau setara dengan 18 HOP dan pada service level 95% sebesar 120657,84 ton atau setara dengan 22 HOP. Didapatkan pula nilai makimum stock pada service level 90% sebesar 147210,78 ton atau setara dengan 27 HOP dan pada service level 95% sebesar 171449,92 ton atau setara dengan 31 HOP.

Kata kunci: Forecasting; Time series; Safety Stock; Min-Max Stock

Abstract

PT PLN Indonesia Power UBP Central Java 2 Adipala is one of the power plants owned by PLN, contributing approximately 660 MW to the current 31,455 MW total generating capacity of the Java-Bali electricity system. The PLN Board of Directors issued a regulation setting a consolidated average coal stock limit for non-mine-mouth coal-fired power plants (PLTUs) of >22 operating days (HOP). The critical stock for non-mine-mouth coal-fired power plants is set at <15 operating days (HOP).. In addition, each power plant is also required to maintain safety stock, taking into account factors that may affect the coal supply. In this study, the research was conducted using time series forecasting, safety stock calculation to prevent stock shortages, reorder point calculation to determine the reorder timing, as well as the min-max method to determine minimum and maximum stock levels. The appropriate time series method used is the Single Exponential Smoothing method, as it produced the lowest MAPE error of 33.19%. Based on the calculations, the proposed safety stock values for the company are 45,626.62 tons or equivalent to 9 HOP at a 90% service level, and 69,865.76 tons or equivalent to 13 HOP at a 95% service level. Meanwhile, based on lead time and safety stock, the reorder point for fuel should occur when inventory levels reach 96,418.69 tons or equivalent to 18 HOP at a 90% service level, and 120,657.84 tons or equivalent to 22 HOP at a 95% service level. The minimum stock value obtained is 96,418.69 tons (18 HOP) at a 90% service level and 120,657.84 tons (22 HOP) at a 95% service level. The maximum stock value is 147,210.78 tons (27 HOP) at a 90% service level and 171,449.92 tons (31 HOP) at a 95% service level.

Keywords: Forecasting; Time series; Safety Stock; Min-Max Stock