BibTex Citation Data :
@article{xxxxxxxxx5851, author = {Neli Iklima and Henarno Pudjihardjo and Dian Widiarso and Yosep Purnama}, title = {ANALISIS POTENSI ALIRAN AIRTANAH BERDASARKAN DELINEASI NILAI PERMEABILITAS SEKUNDER, PADA TAMBANG BAWAH PERMUKAAN, CIURUG CENTRAL L. 500, UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS, PT. ANEKA TAMBANG TBK, PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT}, journal = {Geological Engineering E-Journal}, volume = {5}, number = {2}, year = {2013}, keywords = {airtanah, scanline, permeabilitas sekunder, aperture, spasi rekahan}, abstract = { Kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang Tbk, yang berlokasi di Desa Bantar Karet, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berupa pertambangan tertutup, yaitu pembuatan terowongan bawah tanah untuk pengambilan bijih emas. Penghancuran bijih emas dilakukan dengan metode blasting (peledakan) yang dilakukan pada dinding terowongan yang kerap menimbulkan masalah yang sulit diatasi, yaitu airtanah yang tiba-tiba keluar dengan debit tertentu. Akumulasi dari airtanah akan membentuk genangan air, terutama air yang keluar dengan debit besar, akan sangat mengganggu aktifitas pertambangan seperti gangguan aktivitas pekerja serta gangguan lingkungan seperti banjir. Untuk mengatasi permasalahan airtanah dalam terowongan bawah tanah diperlukan kajian hidrogeologi untuk mengetahui potensi aliran airtanah, berdasarkan besarnya nilai permeabilitas sekunder. Nilai permeabilitas sekunder didapatkan melalui metode scanline, yaitu metode pengukuran rekahan dengan membentangkan tali pada dinding terowongan yang terdapat banyak rekahan dengan panjang dan kemiringan tertentu. Rekahan yang terpotong oleh bentangan tali tersebut diukur besar strike dan dip-nya, serta diamati karakteristik rekahannya, seperti bukaan rekahan ( aperture ), jarak ( spasi ), kemenerusan ( lenght ), material pengisi, bentuk ( shape ), dan kekasaran ( rough ). Metode scanline dilakukan pada dinding terowongan yang basah, meneteskan air, dan mengalirkan air. Pada lokasi ramp down (jalur menurun) elevasi 450 (RY – 01) , didapatkan hasil permeabilitas rata-rata sebesar 3.6 x 10 -4 m/s. Untuk dinding yang teraliri oleh air, nilai permeabilitas yang didapat adalah nilai permeabilitas tertinggi yaitu 2.6 x 10 -3 m/s. Sedangkan untuk akses ramp down elevasi 500 (RY – 02) didapatkan nilai permeabilitas yang lebih rendah yaitu 1.3 x 10 -5 m/s. Potensi aliran airtanah tertinggi berada pada lokasi RY-01 yaitu STA 3 dan STA 6. Pada kedua stasiun pengamatan ini ditemukan aliran airtanah dengan debit yang kecil, dan untuk STA 6 merupakan akumulasi arah aliran airtanah pada peta kontur MAT. Berdasarkan nilai permeabilitas sekunder dan karakteristik rekahan dari kedua lokasi ini, lokasi RY – 01 memiliki potensi yang lebih besar untuk mengalirkan air, dibandingkan pada lokasi RY – 02. }, pages = {401--416} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geologi/article/view/5851} }
Refworks Citation Data :
Kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang Tbk, yang berlokasi di Desa Bantar Karet, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berupa pertambangan tertutup, yaitu pembuatan terowongan bawah tanah untuk pengambilan bijih emas. Penghancuran bijih emas dilakukan dengan metode blasting (peledakan) yang dilakukan pada dinding terowongan yang kerap menimbulkan masalah yang sulit diatasi, yaitu airtanah yang tiba-tiba keluar dengan debit tertentu. Akumulasi dari airtanah akan membentuk genangan air, terutama air yang keluar dengan debit besar, akan sangat mengganggu aktifitas pertambangan seperti gangguan aktivitas pekerja serta gangguan lingkungan seperti banjir.
Untuk mengatasi permasalahan airtanah dalam terowongan bawah tanah diperlukan kajian hidrogeologi untuk mengetahui potensi aliran airtanah, berdasarkan besarnya nilai permeabilitas sekunder. Nilai permeabilitas sekunder didapatkan melalui metode scanline, yaitu metode pengukuran rekahan dengan membentangkan tali pada dinding terowongan yang terdapat banyak rekahan dengan panjang dan kemiringan tertentu. Rekahan yang terpotong oleh bentangan tali tersebut diukur besar strike dan dip-nya, serta diamati karakteristik rekahannya, seperti bukaan rekahan (aperture), jarak (spasi), kemenerusan (lenght), material pengisi, bentuk (shape), dan kekasaran (rough).
Metode scanline dilakukan pada dinding terowongan yang basah, meneteskan air, dan mengalirkan air. Pada lokasi ramp down (jalur menurun) elevasi 450 (RY – 01), didapatkan hasil permeabilitas rata-rata sebesar 3.6 x 10-4 m/s. Untuk dinding yang teraliri oleh air, nilai permeabilitas yang didapat adalah nilai permeabilitas tertinggi yaitu 2.6 x 10-3 m/s. Sedangkan untuk akses ramp down elevasi 500 (RY – 02) didapatkan nilai permeabilitas yang lebih rendah yaitu 1.3 x 10-5 m/s. Potensi aliran airtanah tertinggi berada pada lokasi RY-01 yaitu STA 3 dan STA 6. Pada kedua stasiun pengamatan ini ditemukan aliran airtanah dengan debit yang kecil, dan untuk STA 6 merupakan akumulasi arah aliran airtanah pada peta kontur MAT. Berdasarkan nilai permeabilitas sekunder dan karakteristik rekahan dari kedua lokasi ini, lokasi RY – 01 memiliki potensi yang lebih besar untuk mengalirkan air, dibandingkan pada lokasi RY – 02.
Last update:
Geological Engineering E-Journal by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/geologi/index is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.