BibTex Citation Data :
@article{xxxxxxxxx5831, author = {Geni Sudarmo}, title = {KAJIAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN DAERAH RESAPAN AIR STUDI KASUS DAERAH KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH}, journal = {Geological Engineering E-Journal}, volume = {5}, number = {1}, year = {2013}, keywords = {Multi player effect, kawasan lindung, overlay, sebaran wilayah resapan air}, abstract = { Setiap manusia membutuhkan tempat tinggal untuk hidup dan terus berkembang. Perkembangan dan kebutuhan manusia ini akan menimbulkan multi player effect . Multi player effect merupakan konflik antara manusia dengan lingkungannya termasuk lahan yang ditempati dan kebutuhan airnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi tataguna lahan lingkungan yang ditempati dan juga merubah fungsi lahan sebagai daerah resapan air. Daerah resapan air merupakan kawasan lindung yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.39/MENLH/8/1996. Menurut Perda Kabupaten Semarang No. 6 Tahun 2011 pada pasal 23 menyebutkan kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi. Sementara Pasal 25 menyebutkan bahwa Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air dimana Kecamatan Ungaran Barat termasuk daerah resapan air. Dasar pemilihan kecamatan ini dikarenakan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi daripada daerah resapan air lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran wilayah yang menjadi daerah resapan air, perubahan lahan daerah resapan air dan kelayakan wilayah penelitian sebagai daerah resapan air dengan menggunakan metode overlay dan pembobotan pada masing - masing parameter penelitian, sehingga dapat diketahui wilayah sebaran daerah resapan airnya. Parameter yang dijadikan acuan dalam mengkaji daerah resapan ini adalah ketinggian lahan > 1500 mdpl, kemiringan lahan > 40%, penggunaan lahan sebagai hutan dan ruang terbuka hijau, curah hujan >2000mm/tahun, lahan peka atau sangat peka terhadap erosi. Dari hasil pembobotan dan skoring parameter ketinggian lahan, kelerengan dan penggunaan lahan, menghasilkan zona - zona parameter yang kemudian dilakukan overlay pada zona tersebut. Kemudian didapatkan wilayah yang menjadi daerah resapan air adalah Barat daya daerah penelitian, merupakan kaki Gunung Ungaran, tepatnya sebagian daerah Desa Nyatnyono, Desa Gogik dan Desa Lerep. }, pages = {302--307} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geologi/article/view/5831} }
Refworks Citation Data :
Setiap manusia membutuhkan tempat tinggal untuk hidup dan terus berkembang. Perkembangan dan kebutuhan manusia ini akan menimbulkan multi player effect. Multi player effect merupakan konflik antara manusia dengan lingkungannya termasuk lahan yang ditempati dan kebutuhan airnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi tataguna lahan lingkungan yang ditempati dan juga merubah fungsi lahan sebagai daerah resapan air.
Daerah resapan air merupakan kawasan lindung yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.39/MENLH/8/1996. Menurut Perda Kabupaten Semarang No. 6 Tahun 2011 pada pasal 23 menyebutkan kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi. Sementara Pasal 25 menyebutkan bahwa Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air dimana Kecamatan Ungaran Barat termasuk daerah resapan air. Dasar pemilihan kecamatan ini dikarenakan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi daripada daerah resapan air lainnya.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran wilayah yang menjadi daerah resapan air, perubahan lahan daerah resapan air dan kelayakan wilayah penelitian sebagai daerah resapan air dengan menggunakan metode overlay dan pembobotan pada masing - masing parameter penelitian, sehingga dapat diketahui wilayah sebaran daerah resapan airnya.
Parameter yang dijadikan acuan dalam mengkaji daerah resapan ini adalah ketinggian lahan > 1500 mdpl, kemiringan lahan > 40%, penggunaan lahan sebagai hutan dan ruang terbuka hijau, curah hujan >2000mm/tahun, lahan peka atau sangat peka terhadap erosi. Dari hasil pembobotan dan skoring parameter ketinggian lahan, kelerengan dan penggunaan lahan, menghasilkan zona - zona parameter yang kemudian dilakukan overlay pada zona tersebut. Kemudian didapatkan wilayah yang menjadi daerah resapan air adalah Barat daya daerah penelitian, merupakan kaki Gunung Ungaran, tepatnya sebagian daerah Desa Nyatnyono, Desa Gogik dan Desa Lerep.
Last update:
Geological Engineering E-Journal by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/geologi/index is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.