Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip9948, author = {Syachril Mispaki and Yudo Prasetyo and Moehammad Awaluddin}, title = {ANALISIS DEFORMASI SESAR KALIGARANG MENGGUNAKAN METODE DINSAR DAN GEOMORFOLOGI TAHUN 2007-2008}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {4}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK Semarang adalah salah satu kota yang padat di Jawa Tengah, dengan jumlah penduduk mencapai 1.739.989 jiwa dan luas wilayahnya 373,70 km2. Kota Semarang sendiri terbagi dua daerah yaitu daerah bawah dengan karakteristik berupa dataran rendah sampai pantai dan daerah atas berupa dataran tinggi perbukitan. Menjadi menarik selain memiliki dua tipe daerah yang berbeda Semarang juga memiliki sesar, salah satunya sesar Kaligarang. Posisi sungai Kaligarang sendiri membelah pada arah hampir utara-selatan kota Semarang. Dampak adanya sesar Kaligarang dapat dilihat dibeberapa tempat seperti jalan yang ambles didaerah UNIKA Semarang dan rumah penduduk yang bergeser didaerah desa Tinjomoyo. Pada penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu InSAR, DinSAR dan pengamatan geomorfologi ketiga teknik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi dan estimasi area sesar yang mengalami deformasi. Pemilihan penggunakan teknik penginderaan jauh (inderaja) dikarenakan memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap kawasan yang luas dengan waktu yang cepat. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa tiga citra ALOS PALSAR level 1.0 yang diakuisisi pada tanggal 8 juni 2007, 26 Juli 2008, dan 10 Sepetember 2009. Selain ketiga citra ALOS PALSAR tadi, juga digunakan data DEM SRTM versi 4, digunakan untuk koreksi topografi. Penggunaan ketiga metode yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki fungsi yang berbeda. Untuk metode InSAR digunakan untuk pembentukan model dijital dari kota Semarang. Setelah mendapatkan model tinggi dijitan kota Semarang, bisa dilakukan proses identifikasi letak, panjang, lebar dan luasan sesar Kaligarang menggunakan metode geomorfologi. Hasil dari identifikasi tersebut dapat dihitung laju deformasinya menggunakan metode DinSAR, dengan menggunakan metode DinSAR bisa dilakukan estimasi pergerakan sesar Kaligarang. Dari hasil metode DinSAR dihasilkan laju penurunan tanah antara 3 cm sampai 11 cm. Untuk mengetahui kebenaran pengukuran menggunakan metode DinSAR, dilakukan dengan validasi penurunan yang diukur menggunakan GPS. Setelah melakukan validasi didapat simpangan baku sebesar 3,073 cm. Untuk mengetahui jenis sesar dan arah sesar dilakukan dengan metode geomorfologi dan dari hasil kajian geomorfologi didapat sesar kaligarang merupakan sesar aktif yang termasuk jenis sesar geser menganan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan tentang laju penurunan deformasi sesar Kaligarang berkisar dari 3 cm sampai 11 cm dan didapat jenis sesar Kaligarang adalah sesar geser menganan. Hal tersebut menjadikan penelitian ini penting, penelitian ini bisa digunakan sebagai tindakan awal mitigasi bencana didaerah sekitar sesar Kaligarang. Kata kunci : Semarang, Deformasi, Sesar, InSAR, DinSAR, Geomorfologi. ABSTRACT Semarang is one of the densely populated city in Central Java which is has a dense population arounds 1,739,989 inhabitants in a total area of 373,70 km2. In geographic composition, Semarang city has two major area characteristic where is a lowlands area dominated with a coastal area and the plateu area lies on highland hills. Also Semarang city has also has a Kaligarang fault where is lie in Kaligarang River. The position of Kaligarang river itself divides in the direction nearly north-south city of Semarang. The impact of the fault Kaligarang can be seen in several places such as a land subsidence phenomenon in Tinjomoyo village area such as several house destruction. In this research, we have used several methods and observations such as InSAR, DinSAR and geomorphology where is this techniques used to identify the fault area and estimate Kaligarang’s fault movement velocity. Selection of the use of remote sensing techniques due to the ability to conduct an assessment of a large region with a fast time. The data used in this study of three ALOS PALSAR level 1.0 which was acquired on June 8, 2007, July 26, 2008, and 10 of September 2009. Besides that third ALOS PALSAR earlier, also used data of SRTM DEM 4th version, is used for the correction of the topography. The use of the three methods already mentioned earlier have different functions. For the InSAR method used for the establishment of a digital model in Semarang. After getting high models digital city of Semarang, the identification process can be done layout, length, width and area of the fault Kaligarang using geomorphology. Results of such identification can be calculated using the rate of deformation DinSAR method, by using the method of estimation can be done DinSAR Kaligarang fault movement. From the result generated DinSAR method of land subsidence rate between 3 cm to 11 cm. To know the truth measurement that used DinSAR method, is performed with the decline of validation that measured using GPS. After validating obtained standard deviation of 3,073 cm. To determine the type of fault and the fault direction is donethe method of geomorphology nd the results obtined fault geomorphology study kaligarang an active fault that include type of fault strike slip fault. In this study, the rate of decline can be conclude that Kaligarang fault deformation range from 3 cm to 11 cm obtined the type of fault is a strike slip fault. It makes this study is important, this study could be used as an initial action on disaster mitigation in the area surrounding the fault Kaligarang. Keywords : DEM, DInSAR, InSAR, Kaligarang Fault, Land Subsidence *) Penulis, Pananggung jawab }, issn = {2809-9672}, pages = {221--230} doi = {10.14710/jgundip.2015.9948}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/9948} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Semarang adalah salah satu kota yang padat di Jawa Tengah, dengan jumlah penduduk mencapai 1.739.989 jiwa dan luas wilayahnya 373,70 km2. Kota Semarang sendiri terbagi dua daerah yaitu daerah bawah dengan karakteristik berupa dataran rendah sampai pantai dan daerah atas berupa dataran tinggi perbukitan. Menjadi menarik selain memiliki dua tipe daerah yang berbeda Semarang juga memiliki sesar, salah satunya sesar Kaligarang. Posisi sungai Kaligarang sendiri membelah pada arah hampir utara-selatan kota Semarang. Dampak adanya sesar Kaligarang dapat dilihat dibeberapa tempat seperti jalan yang ambles didaerah UNIKA Semarang dan rumah penduduk yang bergeser didaerah desa Tinjomoyo.
Pada penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu InSAR, DinSAR dan pengamatan geomorfologi ketiga teknik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi dan estimasi area sesar yang mengalami deformasi. Pemilihan penggunakan teknik penginderaan jauh (inderaja) dikarenakan memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap kawasan yang luas dengan waktu yang cepat. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa tiga citra ALOS PALSAR level 1.0 yang diakuisisi pada tanggal 8 juni 2007, 26 Juli 2008, dan 10 Sepetember 2009. Selain ketiga citra ALOS PALSAR tadi, juga digunakan data DEM SRTM versi 4, digunakan untuk koreksi topografi. Penggunaan ketiga metode yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki fungsi yang berbeda. Untuk metode InSAR digunakan untuk pembentukan model dijital dari kota Semarang. Setelah mendapatkan model tinggi dijitan kota Semarang, bisa dilakukan proses identifikasi letak, panjang, lebar dan luasan sesar Kaligarang menggunakan metode geomorfologi. Hasil dari identifikasi tersebut dapat dihitung laju deformasinya menggunakan metode DinSAR, dengan menggunakan metode DinSAR bisa dilakukan estimasi pergerakan sesar Kaligarang. Dari hasil metode DinSAR dihasilkan laju penurunan tanah antara 3 cm sampai 11 cm. Untuk mengetahui kebenaran pengukuran menggunakan metode DinSAR, dilakukan dengan validasi penurunan yang diukur menggunakan GPS. Setelah melakukan validasi didapat simpangan baku sebesar 3,073 cm. Untuk mengetahui jenis sesar dan arah sesar dilakukan dengan metode geomorfologi dan dari hasil kajian geomorfologi didapat sesar kaligarang merupakan sesar aktif yang termasuk jenis sesar geser menganan.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan tentang laju penurunan deformasi sesar Kaligarang berkisar dari 3 cm sampai 11 cm dan didapat jenis sesar Kaligarang adalah sesar geser menganan. Hal tersebut menjadikan penelitian ini penting, penelitian ini bisa digunakan sebagai tindakan awal mitigasi bencana didaerah sekitar sesar Kaligarang.
Kata kunci: Semarang, Deformasi, Sesar, InSAR, DinSAR, Geomorfologi.
ABSTRACT
Semarang is one of the densely populated city in Central Java which is has a dense population arounds 1,739,989 inhabitants in a total area of 373,70 km2. In geographic composition, Semarang city has two major area characteristic where is a lowlands area dominated with a coastal area and the plateu area lies on highland hills. Also Semarang city has also has a Kaligarang fault where is lie in Kaligarang River. The position of Kaligarang river itself divides in the direction nearly north-south city of Semarang. The impact of the fault Kaligarang can be seen in several places such as a land subsidence phenomenon in Tinjomoyo village area such as several house destruction.
In this research, we have used several methods and observations such as InSAR, DinSAR and geomorphology where is this techniques used to identify the fault area and estimate Kaligarang’s fault movement velocity. Selection of the use of remote sensing techniques due to the ability to conduct an assessment of a large region with a fast time. The data used in this study of three ALOS PALSAR level 1.0 which was acquired on June 8, 2007, July 26, 2008, and 10 of September 2009. Besides that third ALOS PALSAR earlier, also used data of SRTM DEM 4th version, is used for the correction of the topography. The use of the three methods already mentioned earlier have different functions. For the InSAR method used for the establishment of a digital model in Semarang. After getting high models digital city of Semarang, the identification process can be done layout, length, width and area of the fault Kaligarang using geomorphology. Results of such identification can be calculated using the rate of deformation DinSAR method, by using the method of estimation can be done DinSAR Kaligarang fault movement. From the result generated DinSAR method of land subsidence rate between 3 cm to 11 cm. To know the truth measurement that used DinSAR method, is performed with the decline of validation that measured using GPS. After validating obtained standard deviation of 3,073 cm. To determine the type of fault and the fault direction is donethe method of geomorphology nd the results obtined fault geomorphology study kaligarang an active fault that include type of fault strike slip fault.
In this study, the rate of decline can be conclude that Kaligarang fault deformation range from 3 cm to 11 cm obtined the type of fault is a strike slip fault. It makes this study is important, this study could be used as an initial action on disaster mitigation in the area surrounding the fault Kaligarang.
Keywords: DEM, DInSAR, InSAR, Kaligarang Fault, Land Subsidence
*) Penulis, Pananggung jawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro