Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip8964, author = {widya Prajna and Sutomo Kahar and Arwan Wijaya}, title = {ANALISIS DAYA TAMPUNG FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {4}, number = {3}, year = {2015}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK Sebagai salah satu kota metropolitan Semarang boleh dikatakan cukup padat, pada tahun 2011 kepadatan penduduknya sebesar 4.133 jiwa per km2, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan keadaan tahun 2010. Dikarenakan tingginya nilai kepadatan penduduk tersebut maka perlu ditunjang dengan sarana-sarana penunjang kegiatan penduduknya terutama di bidang pendidikan. Pada penelitian ini untuk analisis lokasi sekolah terhadap kawasan pemukiman menggunakan s ervice area analyst , sedangkan analisis daya tampung dilakukan dengan menghitung nilai APK, APM, TPS, dan Ketertampungan yang kemudian disajikan secara spasial dalam bentuk peta. Penelitian ini mengambil 5 kecamatan di Kota Semarang saja, yaitu Candisari, Gayamsari, Semarang Selatan, Semarang Tengah, dan Semarang Timur. Fasilitas pendidikan yang diteliti adalah tingkat SMP dan SMA. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa lokasi sekolah yang ada baik di tingkat SMP dan SMA sudah dapat menjangkau kawasan pemukiman yang ada. Sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang menyatakan lokasi sekolah harus dapat dijangkau dari kawasan pemukiman dengan jarak 6 km. Untuk tingkat SMP, di kecamatan Candisari terdapat sebesar 13,12% penduduk usia 13-15 tahun yang tidak tertampung dan kecamatan Gayamsari terdapat sebesar 11,95% penduduk usia 13-15 tahun yang tidak tertampung. Sedangkan di tingkat SMA hanya kecamatan Candisari terdapat sebesar 12,16% penduduk usia 16-18 tahun tahun yang tidak dapat tertampung. Kata kunci: Lokasi Sekolah, Pemukiman, Semarang, Service Area Analyst. ABSTRACT As one of a metropolitan city, Semarang has a high density population. In 2011, the population density is 4.133 population per km2, this amount is higher than in 2010. Because of the high density population, it is necessary that the public facility have to match it’s necessity, especially in education. In this reasearch, the school location to residence area analysis was analyzed using service area analyst method. Meanwhile the school capacity analysis was done by calculating APK, APM, TPS, and Accomodated that than it is presented spatially in the form of a map. This study took 5 subdistricts of Semarang City, there are Candisari, Gayamsari, Semarang Selatan, Semarang Tengah, and Semarang Timur. The education facility objects are junior high schools, and senior high schools. T his study showed that the location of existing schools at both the junior high schools and senior high schools have reached residence are a . I n accordance with the Ministerial Regulation No. 24 of 2007 that the school should be reachable from the residence area within a distance of 6 km. For the junior high school level, in Candisari subdistrict there are 13.12% population aged 13-15 are not accommodated and in Gayamsari subdistrict 11.95% of the population aged 13-15 are not accommodated. While in senior high school level only in Candisari subdistrict 12.16% of the population aged 16-18 years who can’t be accommodated. Keywords: School Location, Resident, Semarang, Service Area Analyst. *) Penulis Penanggung Jawab }, issn = {2809-9672}, pages = {105--111} doi = {10.14710/jgundip.2015.8964}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/8964} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Sebagai salah satu kota metropolitan Semarang boleh dikatakan cukup padat, pada tahun 2011 kepadatan penduduknya sebesar 4.133 jiwa per km2, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan keadaan tahun 2010. Dikarenakan tingginya nilai kepadatan penduduk tersebut maka perlu ditunjang dengan sarana-sarana penunjang kegiatan penduduknya terutama di bidang pendidikan.
Pada penelitian ini untuk analisis lokasi sekolah terhadap kawasan pemukiman menggunakan service area analyst, sedangkan analisis daya tampung dilakukan dengan menghitung nilai APK, APM, TPS, dan Ketertampungan yang kemudian disajikan secara spasial dalam bentuk peta. Penelitian ini mengambil 5 kecamatan di Kota Semarang saja, yaitu Candisari, Gayamsari, Semarang Selatan, Semarang Tengah, dan Semarang Timur. Fasilitas pendidikan yang diteliti adalah tingkat SMP dan SMA.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa lokasi sekolah yang ada baik di tingkat SMP dan SMA sudah dapat menjangkau kawasan pemukiman yang ada. Sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang menyatakan lokasi sekolah harus dapat dijangkau dari kawasan pemukiman dengan jarak 6 km. Untuk tingkat SMP, di kecamatan Candisari terdapat sebesar 13,12% penduduk usia 13-15 tahun yang tidak tertampung dan kecamatan Gayamsari terdapat sebesar 11,95% penduduk usia 13-15 tahun yang tidak tertampung. Sedangkan di tingkat SMA hanya kecamatan Candisari terdapat sebesar 12,16% penduduk usia 16-18 tahun tahun yang tidak dapat tertampung.
Kata kunci: Lokasi Sekolah, Pemukiman, Semarang, Service Area Analyst.
ABSTRACT
As one of a metropolitan city, Semarang has a high density population. In 2011, the population density is 4.133 population per km2, this amount is higher than in 2010. Because of the high density population, it is necessary that the public facility have to match it’s necessity, especially in education.
In this reasearch, the school location to residence area analysis was analyzed using service area analyst method. Meanwhile the school capacity analysis was done by calculating APK, APM, TPS, and Accomodated that than it is presented spatially in the form of a map. This study took 5 subdistricts of Semarang City, there are Candisari, Gayamsari, Semarang Selatan, Semarang Tengah, and Semarang Timur. The education facility objects are junior high schools, and senior high schools.
This study showed that the location of existing schools at both the junior high schools and senior high schools have reached residence area. In accordance with the Ministerial Regulation No. 24 of 2007 that the school should be reachable from the residence area within a distance of 6 km. For the junior high school level, in Candisari subdistrict there are 13.12% population aged 13-15 are not accommodated and in Gayamsari subdistrict 11.95% of the population aged 13-15 are not accommodated. While in senior high school level only in Candisari subdistrict 12.16% of the population aged 16-18 years who can’t be accommodated.
Keywords: School Location, Resident, Semarang, Service Area Analyst.
*) Penulis Penanggung Jawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro