skip to main content

ANALISIS PENGARUH TOTAL SUSPENDED SOLID DALAM PENENTUAN KEDALAMAN LAUT DANGKAL DENGAN METODE ALGORITMA VAN HENGEL DAN SPITZER

Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 7 May 2015.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Teknologi penginderaan jauh dapat memberikan informasi kedalaman dengan efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang memiliki morfologi dasar laut yang sering berubah-ubah. Namun untuk mengekstraksi data kedalaman tersebut banyak faktor yang akan menyebabkan kesalahan dalam penentuan nilai kedalaman.

Pada penelitian ini digunakan metode penentuan kedalaman laut dangkal citra satelit Landsat dengan menggunakan metode Van Hengel dan Spitzer yang pernah digunakan oleh Wahyuningrum et.al, 2008 untuk mengetahui kemampuan citra digital Landsat 7 ETM+ dalam memetakan kedalaman perairan dangkal di  Pulau  Pari. Dan Lestari, 2009 menggunakan metode penentuan konsentrasi TSS untuk melihat kecenderungan perubahan TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta. Sedangkan dalam penelitian ini kedua metode tersebut digunakan untuk mengkaji pengaruh TSS terhadap penentuan kedalaman laut dangkal dengan metode VHS di perairan Marina Kota Semarang menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI tahun 2013.

Hasil dari pengolahan citra Landsat dengan menggunakan metode VHS diperoleh nilai kedalaman antara 3 – 13 m dengan R2 (koefisien determinasi) 0,7127 dan RMS error 1,2929. Sedangkan untuk penentuan konsentrasi TSS diperoleh konsentrasi TSS antara 1 – 181 mg/l dengan nilai R2 (koefisien determinasi) 0,8669 dan RMS error 14,1668. Pada kedalaman < 3 m diperoleh simpangan kedalaman antara lapangan dengan citra yang besar yaitu 11,013 m hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi TSS yang cukup tinggi karena dekat dengan pesisir pantai. Dan pada kedalaman lebih dari 13 m simpangan kedalaman meningkat kembali yaitu 24,090 m dengan semakin dalamnya permukaan dasar laut.

 

Kata Kunci :    Landsat 8 OLI, Kedalaman Laut Dangkal, Total Suspended Solid (TSS), Algoritma Van Hengel dan Spitzer (VHS).

 

ABSTRACT

Remote sensing technology can provide depth information effectively and efficiently, especially for areas that have seabed morphology are often fickle. But to extract depth data there are some factors that will cause an error in the determination of the depth value.

In this study used a method of determining the depth of the shallow sea with Landsat images using the Van Hengel and Spitzer which is ever used by Wahyuningrum et.al, 2008, to determine the ability of the digital image of Landsat 7 ETM + to map shallow water depth at Pari Island. And Lestari, 2009 using the method of determining the concentration of TSS to see the trend change and transparency TSS in Jakarta Bay waters. While in this study both methods are used to assess the effect of TSS to determine the depth of the shallow marine waters of Marina using VHS method in Semarang with Landsat satellite imagery 8 OLI in 2013.

The Results of Landsat image processing using VHS method obtained depth values between 3-13 m with R2 (coefficient of determination) 0,7127 and RMS error 1,2929. whereas for determining the TSS concentration obtained TSS concentrations between 1-181 mg/l with value of R2 (coefficient of determination) 0,8669 and RMS error 14,1668. At a depth of < 3 m between the depths of field with a large image obtained difference 11,013 m. it is influenced by high TSS concentrations as it is close to the coast. And at a depth of more than 13 m, the difference in the depth increased again 24,090 m with the deepening of the sea floor.

 

Keywords :            Landsat 8 OLI, Depth Shallow Seas, Total Suspended Solid (TSS), Algorithm Van Hengel and Spitzer (VHS).

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.