Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip7669, author = {Fina Faizana and Arief Nugraha and Bambang Yuwono}, title = {PEMETAAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {4}, number = {1}, year = {2015}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Struktur geologi yang cukup mencolok di wilayah Kota Semarang berupa kelurusan-kelurusan dan kontak batuan yang tegas merupakan pencerminan struktur sesar baik geser mendatar dan normal cukup berkembang di bagian tengah dan selatan kota. Sehingga sering terjadi bencana alam salah satunya tanah longsor. Dengan itu maka di buat pemetaan bencana tanah longsor guna mengurangi kerugian akibat bencana melalui peta. Pada pembuatan peta risiko bencana tanah longsor ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pemodelan peta ancaman, pemodelan kerentanan, pemodelan kapasitas, serta pemodelan risiko. Pemodelan ancaman dihasilkan dari pembobotan menggunakan overlay. Pemodelan kerentanan dan kapsitas dihasilkan mengacu pada telaah dokumen dengan penilaian kerentanan menggunakan pembobotan. Sedangkan pada pemodelan peta risiko diproses dengan menggunakan rumusan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam (PERKA BNPB) No. 2 Tahun 2012 dan VCA (Vulnerability Capacity Analysis) modifikasi untuk mementukan klasifikasi risiko bencana tanah longsor. Hasil penelitian untuk menentukan pemodelan risiko bencana tanah longsor menggunakan metode matriks penentuan kelas sesuai dengan rumusan VCA modifikasi menghasilkan risiko rendah seluas 126,003 hektar di delapan kelurahan, tingkat risiko sedang seluas 323,141 hektar di sepuluh kelurahan dan lima belas kelurahan pada 475,127 hektar ditingkat risiko tinggi. Kata Kunci : Bencana Tanah Longsor, Peta Risiko, VCA ABSTRACT Semarang city is the capital province of Central Java, Indonesia, which is one of the major cities in Indonesia. Geological structure that is quite striking in the Semarang city is in the form of straightness and firm rock contact that is the reflection of the fault structure both horizontal and normal shear are fairly developed in the central and southern parts of the city. So it frequently occur natural disasters one of them is landslides. So they developed a mapping of landslides in order to reduce disaster losses through the map. In the making of landslide risk map, it is done in several stages, namely the threat map modeling, vulnerability modeling, capacity modeling, and risk modeling. Threat modeling result from the weighting using the overlay. Vulnerabilities and capacities modeling refer to the study of documents generated by the vulnerability assessment using weighting. While in risk map modeling, it is processed by using the Regulation Head of Disaster Management (Perka BNPB) No. 2 In 2012 formula and the VCA (Vulnerability Capacity Analysis) modifications to determine the risk classification of landslides. The results of the study is to determine the risk of landslides using the grading matrix formulation in accordance with the VCA modification produces a low risk area of 126 , 003 hectares in eight villages, the level of risk covered 323 , 141 hectares in ten villages and fifteen villages in 475 , 127 hectares of high risk level. Keyword : Landslide Disaster , Risk Map , VCA }, issn = {2809-9672}, pages = {223--234} doi = {10.14710/jgundip.2015.7669}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/7669} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Struktur geologi yang cukup mencolok di wilayah Kota Semarang berupa kelurusan-kelurusan dan kontak batuan yang tegas merupakan pencerminan struktur sesar baik geser mendatar dan normal cukup berkembang di bagian tengah dan selatan kota. Sehingga sering terjadi bencana alam salah satunya tanah longsor. Dengan itu maka di buat pemetaan bencana tanah longsor guna mengurangi kerugian akibat bencana melalui peta.
Pada pembuatan peta risiko bencana tanah longsor ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pemodelan peta ancaman, pemodelan kerentanan, pemodelan kapasitas, serta pemodelan risiko. Pemodelan ancaman dihasilkan dari pembobotan menggunakan overlay. Pemodelan kerentanan dan kapsitas dihasilkan mengacu pada telaah dokumen dengan penilaian kerentanan menggunakan pembobotan. Sedangkan pada pemodelan peta risiko diproses dengan menggunakan rumusan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam (PERKA BNPB) No. 2 Tahun 2012 dan VCA (Vulnerability Capacity Analysis) modifikasi untuk mementukan klasifikasi risiko bencana tanah longsor.
Hasil penelitian untuk menentukan pemodelan risiko bencana tanah longsor menggunakan metode matriks penentuan kelas sesuai dengan rumusan VCA modifikasi menghasilkan risiko rendah seluas 126,003 hektar di delapan kelurahan, tingkat risiko sedang seluas 323,141 hektar di sepuluh kelurahan dan lima belas kelurahan pada 475,127 hektar ditingkat risiko tinggi.
Kata Kunci : Bencana Tanah Longsor, Peta Risiko, VCA
ABSTRACT
Semarang city is the capital province of Central Java, Indonesia, which is one of the major cities in Indonesia. Geological structure that is quite striking in the Semarang city is in the form of straightness and firm rock contact that is the reflection of the fault structure both horizontal and normal shear are fairly developed in the central and southern parts of the city. So it frequently occur natural disasters one of them is landslides. So they developed a mapping of landslides in order to reduce disaster losses through the map.
In the making of landslide risk map, it is done in several stages, namely the threat map modeling, vulnerability modeling, capacity modeling, and risk modeling. Threat modeling result from the weighting using the overlay. Vulnerabilities and capacities modeling refer to the study of documents generated by the vulnerability assessment using weighting. While in risk map modeling, it is processed by using the Regulation Head of Disaster Management (Perka BNPB) No. 2 In 2012 formula and the VCA (Vulnerability Capacity Analysis) modifications to determine the risk classification of landslides.
The results of the study is to determine the risk of landslides using the grading matrix formulation in accordance with the VCA modification produces a low risk area of 126,003 hectares in eight villages, the level of risk covered 323,141 hectares in ten villages and fifteen villages in 475,127 hectares of high risk level.
Keyword : Landslide Disaster, Risk Map, VCA
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro