Department of Geodetic Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip37110, author = {Cici Nurmalasari and Moehammad Awaluddin and Arief Nugraha}, title = {Pemetaam Ancaman Bencana Banjir Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {12}, number = {3}, year = {2023}, keywords = {Ancaman, AHP, Kelas}, abstract = { Kabupaten Pekalongan adalah salah satu kabupaten yang rawan akan terjadinya bencana banjir. Dilansir dari Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB, banjir tersebut terus mengalami peningkatan. Sepanjang bulan Januari s.d bulan Februari tahun 2022, Kabupaten Pekalongan telah mengalami 21 kejadian banjir. Sesuai dengan buku kajian bencana BPBD Kabupaten Pekalongan dengan unit kajian terkecil hingga tingkat kecamatan, wilayah Kecamatan Siwalan berada pada kelas risiko banjir tinggi. Sehinggi, penelitian ini bertujuan untuk membuat peta ancaman bencana banjir dengan skala yang lebih besar hingga tingkat RW. Adapun metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) terhadap indikator-indikator banjir seperti curah hujan, kemiringan lahan, tutupan lahan, Topographic Wetness Index (TWI), jenis tanah, dan data historis kejadian banjir. Curah hujan dengan bobot pengaruh sebesar 0,487; parameter penggunaan lahan memiliki pengaruh 0,278; jenis tanah 0,07; kemiringan lahan 0,052; Topographic Wetness Index (TWI) dengan bobot 0,054; dan historis kejadian banjir dengan bobot 0,059. Klasifikasi peta ancaman banjir menghasilkan tiga kelas, yaitu kelas ancaman banjir rendah, sedang, dan tinggi. Hasil pemetaan parameter ancaman banjir di Kecamatan Siwalan didominasi oleh kelas sedang dengan luas 16,627 km 2 atau 59,777%, kelas rendah memiliki luas 1,260 km 2 atau 4,528%, dan kelas tinggi memiliki luas 35,694% atau 9,928 km 2 . }, issn = {2809-9672}, pages = {191--200} doi = {10.14710/jgundip.2023.37110}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/37110} }
Refworks Citation Data :
Kabupaten Pekalongan adalah salah satu kabupaten yang rawan akan terjadinya bencana banjir. Dilansir dari Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB, banjir tersebut terus mengalami peningkatan. Sepanjang bulan Januari s.d bulan Februari tahun 2022, Kabupaten Pekalongan telah mengalami 21 kejadian banjir. Sesuai dengan buku kajian bencana BPBD Kabupaten Pekalongan dengan unit kajian terkecil hingga tingkat kecamatan, wilayah Kecamatan Siwalan berada pada kelas risiko banjir tinggi. Sehinggi, penelitian ini bertujuan untuk membuat peta ancaman bencana banjir dengan skala yang lebih besar hingga tingkat RW. Adapun metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) terhadap indikator-indikator banjir seperti curah hujan, kemiringan lahan, tutupan lahan, Topographic Wetness Index (TWI), jenis tanah, dan data historis kejadian banjir. Curah hujan dengan bobot pengaruh sebesar 0,487; parameter penggunaan lahan memiliki pengaruh 0,278; jenis tanah 0,07; kemiringan lahan 0,052; Topographic Wetness Index (TWI) dengan bobot 0,054; dan historis kejadian banjir dengan bobot 0,059. Klasifikasi peta ancaman banjir menghasilkan tiga kelas, yaitu kelas ancaman banjir rendah, sedang, dan tinggi. Hasil pemetaan parameter ancaman banjir di Kecamatan Siwalan didominasi oleh kelas sedang dengan luas 16,627 km2 atau 59,777%, kelas rendah memiliki luas 1,260 km2 atau 4,528%, dan kelas tinggi memiliki luas 35,694% atau 9,928 km2.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro