Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip29620, author = {Dery Purwanto and lm Sabri and Moehammad Awwaluddin}, title = {PEMANTAUAN DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG MENGGUNAKAN SURVEI GNSS TAHUN 2017-2020}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {10}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Bendungan Jatibarang, Deformasi, GAMIT, GNSS}, abstract = { ABSTRAK Bendungan Jatibarang menghalau air pada Waduk Jatibarang yang memiliki daerah tangkapan seluas 54 km 2 dan luas genangan yang mencapai 189 Ha. Latar belakang didirikannya Bendungan Jatibarang adalah adanya banjir di Semarang yang sempat memakan korban jiwa (BBWS Pemali Juana, 2015). Bendungan rentan mengalami perubahan dimensi karena adanya tekanan oleh air yang terus menerus. Hal tersebut membuat bendungan perlu dilakukan pemantauan yang berkala sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat apabila terdapat kerusakan pada bendungan. Pemantauan deformasi menggunakan GNSS menjadi salah satu cara untuk melakukan pemantauan perubahan dimensi yang terjadi pada tubuh bendungan. Pemantauan deformasi bendungan dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei GNSS. Data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki rentang waktu tahun 2017-2020 dan pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak ilmiah GAMIT/GLOBK. Nilai deformasi pada Bendungan Jatibarang didapatkan dari pergerakan koordinat 12 titik pantau yang tersebar di badan bendungan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terjadi pergeseran di tiga titik pantau yaitu CP01, BM10, dan BM11. Pergeseran horizontal terbesar terjadi pada titik CP01 dengan nilai 0,0301 m ke arah barat laut, sedangkan pergeseran vertikal terbesar terjadi penurunan pada titik BM11 dengan nilai 0,103 m. Nilai pergeseran horizontal terkecil terjadi pada titik BM09 dengan nilai 0,0009 m ke arah barat laut, sedangkan nilai pergeseran vertikal terkecil terjadi kenaikan pada titik BM12 sebesar 0,006 m. Kata Kunci: Bendungan Jatibarang, Deformasi, GAMIT, GNSS ABSTRACT The Jatibarang Dam dispels water on the Jatibarang Reservoir which has a catchment area of 54 km 2 and inundation area 189 Ha. The Jatibarang Dam was established to be a solution to the flood that had claimed lives (BBWS Pemali Juana, 2015). Dams are prone to dimensional changes due to continuous water pressure. The dam need to carry out periodic monitoring so that can be handled properly if there is damage to the dam. Deformation monitoring using GNSS is one of several ways to monitor dimensional changes that occur in the dam body. Dam deformation monitoring can be carried out using GNSS survey method. The data used in this study have time span of 2017-2020 and data processing by GAMIT / GLOBK scientific software. The deformation value at the Jatibarang Dam is obtained from the movement of the 12 monitoring points coordinates spread over the dam body. The results show that there is a shift in the points CP01, BM10, and BM11. The largest horizontal shift occurred at point CP01 with a value of 0, 0301 m to the northwest, while the largest vertical shift occurred at point BM11 with a value of 0,103 m. The smallest horizontal shift value occurs at point BM09 with a value of 0,0009 m to the northwest, while the smallest vertical shift value occurs at point BM12 of 0,006 m. }, issn = {2809-9672}, pages = {31--39} doi = {10.14710/jgundip.2021.29620}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/29620} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Bendungan Jatibarang menghalau air pada Waduk Jatibarang yang memiliki daerah tangkapan seluas 54 km2 dan luas genangan yang mencapai 189 Ha. Latar belakang didirikannya Bendungan Jatibarang adalah adanya banjir di Semarang yang sempat memakan korban jiwa (BBWS Pemali Juana, 2015). Bendungan rentan mengalami perubahan dimensi karena adanya tekanan oleh air yang terus menerus. Hal tersebut membuat bendungan perlu dilakukan pemantauan yang berkala sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat apabila terdapat kerusakan pada bendungan. Pemantauan deformasi menggunakan GNSS menjadi salah satu cara untuk melakukan pemantauan perubahan dimensi yang terjadi pada tubuh bendungan. Pemantauan deformasi bendungan dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei GNSS. Data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki rentang waktu tahun 2017-2020 dan pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak ilmiah GAMIT/GLOBK. Nilai deformasi pada Bendungan Jatibarang didapatkan dari pergerakan koordinat 12 titik pantau yang tersebar di badan bendungan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terjadi pergeseran di tiga titik pantau yaitu CP01, BM10, dan BM11. Pergeseran horizontal terbesar terjadi pada titik CP01 dengan nilai 0,0301 m ke arah barat laut, sedangkan pergeseran vertikal terbesar terjadi penurunan pada titik BM11 dengan nilai 0,103 m. Nilai pergeseran horizontal terkecil terjadi pada titik BM09 dengan nilai 0,0009 m ke arah barat laut, sedangkan nilai pergeseran vertikal terkecil terjadi kenaikan pada titik BM12 sebesar 0,006 m.
Kata Kunci: Bendungan Jatibarang, Deformasi, GAMIT, GNSS
ABSTRACT
The Jatibarang Dam dispels water on the Jatibarang Reservoir which has a catchment area of 54 km2 and inundation area 189 Ha. The Jatibarang Dam was established to be a solution to the flood that had claimed lives(BBWS Pemali Juana, 2015). Dams are prone to dimensional changes due to continuous water pressure. The dam need to carry out periodic monitoring so that can be handled properly if there is damage to the dam. Deformation monitoring using GNSS is one of several ways to monitor dimensional changes that occur in the dam body. Dam deformation monitoring can be carried out using GNSS survey method. The data used in this study have time span of 2017-2020 and data processing by GAMIT / GLOBK scientific software. The deformation value at the Jatibarang Dam is obtained from the movement of the 12 monitoring points coordinates spread over the dam body. The results show that there is a shift in the points CP01, BM10, and BM11. The largest horizontal shift occurred at point CP01 with a value of 0,0301 m to the northwest, while the largest vertical shift occurred at point BM11 with a value of 0,103 m. The smallest horizontal shift value occurs at point BM09 with a value of 0,0009 m to the northwest, while the smallest vertical shift value occurs at point BM12 of 0,006 m.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro