Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip18168, author = {Ika Nurdianasari and Moehammad Awaluddin and Fauzi Amarrohman}, title = {ANALISIS DEFORMASI POSTSEISMIK GEMPA NIAS 2005 MENGGUNAKAN DATA GPS}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {6}, number = {4}, year = {2017}, keywords = {Besar pergeseran, Curve fitting, Postseismik, SuGAr.}, abstract = { ABSTRAK Pulau Sumatera merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan dua lempeng, yaitu Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Sumatera merupakan pulau di Indonesia yang memiliki potensi gempa bumi yang cukup besar.Gempa Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005 dengan kekuatan magnitude sebesar 8,7. Pusat gempanya berada di 2° 04′ 35″ LU 97° 00′ 58″ BT , 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia .Sebagai salah satu bentuk langkah dalam mitigasi bencana bagi masyarakat di zona gempa, pengamatan aktivitas geodinamika saat ini dibutuhkan untuk pembuatan model potensi gempa bumi. Penelitian ini menggunakan data pengamatan stasiun SuGAr sebanyak sembilan stasiun yaitu, ABGS, BSIM, LEWK, LHWA, MSAI, NGNG, PBAI, PSKI, dan PSMK dengan data pengamatan selama 1 tahun (365 DOY) dimulai dari sehari setelah gempa yaitu Maret tahun 2005 s.d. bulan Maret tahun 2006. Titik ikat IGS yang digunakan yaitu BAKO, COCO, DGAR, HYDE, IISC, dan PIMO. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6. Selanjutnya menghitung koordinat harian stasiun SuGAr dan menganalisis pencocokan pola ( curve fitting ) akibat proses deformasi postseismik gempa Nias 2005. Hasil koordinat harian menunjukkan besar pergeseran rata-rata stasiun GPS SuGAr akibat proses deformasi postseismik gempa Nias 2005 besar pergeseran secara horizontal sebesar 0.221636 m, sedangkan untuk besar pergeseran secara vertikal memiliki sebesar 0.00643 m. Nilai RMS pada kombinasi IV menunjukkan bahwa parameter-parameter pada kombinasi IV lebih cocok atau mendekati pola deformasi postseismik gempa Nias 2005 dengan hasil koordinat harian. Dari perlakuan empat kombinasi coseismic and postseismic parameters , diketahui bahwa parameter decay amplitude (a) memiliki pengaruh lebih besar (dominan) dalam pemodelan pola deformasi postseismik.}, issn = {2809-9672}, pages = {381--390} doi = {10.14710/jgundip.2017.18168}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/18168} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Pulau Sumatera merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan dua lempeng, yaitu Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Sumatera merupakan pulau di Indonesia yang memiliki potensi gempa bumi yang cukup besar.Gempa Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005 dengan kekuatan magnitude sebesar 8,7. Pusat gempanya berada di 2° 04′ 35″ LU 97° 00′ 58″ BT, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia.Sebagai salah satu bentuk langkah dalam mitigasi bencana bagi masyarakat di zona gempa, pengamatan aktivitas geodinamika saat ini dibutuhkan untuk pembuatan model potensi gempa bumi.
Penelitian ini menggunakan data pengamatan stasiun SuGAr sebanyak sembilan stasiun yaitu, ABGS, BSIM, LEWK, LHWA, MSAI, NGNG, PBAI, PSKI, dan PSMK dengan data pengamatan selama 1 tahun (365 DOY) dimulai dari sehari setelah gempa yaitu Maret tahun 2005 s.d. bulan Maret tahun 2006. Titik ikat IGS yang digunakan yaitu BAKO, COCO, DGAR, HYDE, IISC, dan PIMO. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6. Selanjutnya menghitung koordinat harian stasiun SuGAr dan menganalisis pencocokan pola (curve fitting) akibat proses deformasi postseismik gempa Nias 2005.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro