Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip13980, author = {Satrio Wicaksono and Moehammad Awaluddin and Hani'ah Hani'ah}, title = {ANALISIS SPASIAL ARAH KIBLAT KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {5}, number = {4}, year = {2016}, keywords = {Kiblat, Ellipsoida, Bola, Datar , Rashdul Kiblat}, abstract = { ABSTRAK Dalam melaksanakan ibadah umat muslim diharuskan menghadap kiblat di Masjidil Haram Kota Mekkah. Pengukuran arah kiblat kemudian menjadi permasalahan ketika lokasi suatu tempat jauh dari Ka’bah karena tidak dapat dilakukan pengamatan penglihatan secara langsung. Permasalahan tersebut pada saat ini masih terjadi dalam masyarakat di Indonesia khusus nya di Kota Semarang, sehingga dalam penentuan arah kiblat masih ditemukan cara praktis yaitu menetapkan arah kiblat ke arah barat.Terkait dengan permasalahan tersebut, perlu adanya perhitungan arah kiblat bukan hanya sekedar arah barat. Melaikan dengan perhitungan yang teliti, perhitungan tersebut juga dilakukan pada bidang referensi yang digunakan sebagai acuan karena tiap bidang referensi ( ellipsoid, bola dan datar) memberikan hasil arah yang berbeda, selain itu pengukuran kiblat juga bisa dilakukan dengan mengamati bayangan benda saat terjadi peristiwa rasdhul kiblat dimana saat matahari berada tepat diatas Ka’bah Pengukuran dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui pola arah kiblat di Kota Semarang dan berapa besar akurasi di tiap bidang referensi terhadap arah kiblat hasil peristiwa rashdul kiblat. Pada hasil analisis yang dilakukan, didapat pola arah kiblat di Kota Semarang berubah tiap 154,166 meter sebesar 5 detik membesar ke arah barat daya dengan besar perubahan 5’ 26’’, dari nilai arah kiblat terkecil sebesar 294° 20' 38\" berada di kecamatan genuk dan nilai arah kiblat terbesar 294° 20' 4\" di kecamatan mijen. Sedangkan hasil hitungan pada bidang bola berlintang reduksi sebesar 294° 26' 26.69\", bidang ellipsoida terreduksi balik sebesar 294° 25' 4.16 dan bidang datar sebesar 292° 12' 8.61\", dari hasil tersebut bidang datar mempunyai perbedaan arah kiblat yang jauh dengan dua bidang refrensi lainnya sebesar 2°14' 18.08\" terhadap bidang bola dan 2°11' 7.38\" terhadap bidang ellipsoida .Untuk arah kiblat hasil pengamatan peristiwa rashdul kiblat sebesar 294° 33' 39.22\", dari hasil tersebut terlihat metode dengan akurasi paling mendekati hasil rashdul kiblat ialah metode hitungan dengan bidang bolar berlintang reduksi dengan perbedaan nilai hasil sebesar 0° 7' 12.31\". Kata Kunci : Kiblat, Ellipsoida, Bola, Datar , Rashdul Kiblat ABSTRACT In conducting praying, moslems are required to facing Qibla in Masjidil Haram at City of Mecca. Measurement Qibla direction then becomes a problem when the location of a place far away from the Ka’ba because it can not be observed directly eyesight. The problems at the moment still occurs in Indonesian people especially in City of Semarang, so that in determining the direction of Qibla still found a practical way to set the direction of Qibla at west direction. Related to these problems, the need for calculation of the direction of Qibla is not just at west direction. But by a careful calculation, the calculation is also performed on the reference plane used as a reference for each field of reference (ellipsoid, sphere and flat) results in a different direction, in addition to the measurement of Qibla can also be done by observing the shadows when the Rasdhul Qibla event occurs where the sun is right above the Ka’ba. This measurement method aims to determine the pattern of the direction of Qibla in Semarang and how substantial accuracy in each field of reference at Rashdul Qibla events to the direction of Qibla. On the results of the analysis, obtained pattern Qibla direction in Semarang changed every 154.166 meters by 5 seconds enlarged towards the southwest with large changes at 5‘26”, from the value of the smallest direction of Qibla of 294° 20' 38\"located in the Genuk district and the value Qibla of 294° 20' 4 \" in the Mijen district. Whereas the calculation results at the reducted latitude spherical field of 294° 26' 26.69\", the turning reduced ellipsoid fields of 294° 25' 4.16” and the flat fields of 292 ° 12 '8.61\". The results of the horizontal plane has different Qibla direction away with two other references fields by 2° 11'7.38\" on the sphere field and 2°14'18.08\" against ellipsoid field. For Qibla direction result of Rashdul Qibla event observed at 294 ° 33' 39.22\", from these results seen the method closest accuracy to the result of Rashdul Qibla is the reducted latitude spherical field with the difference value results at 0°7'12.31\". Keywords : Qibla, Ellpisoid, Sphere, Flat, Rashdul Qibla *) Penulis, penanggung jawab }, issn = {2809-9672}, pages = {225--232} doi = {10.14710/jgundip.2016.13980}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/13980} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Dalam melaksanakan ibadah umat muslim diharuskan menghadap kiblat di Masjidil Haram Kota Mekkah. Pengukuran arah kiblat kemudian menjadi permasalahan ketika lokasi suatu tempat jauh dari Ka’bah karena tidak dapat dilakukan pengamatan penglihatan secara langsung. Permasalahan tersebut pada saat ini masih terjadi dalam masyarakat di Indonesia khusus nya di Kota Semarang, sehingga dalam penentuan arah kiblat masih ditemukan cara praktis yaitu menetapkan arah kiblat ke arah barat.Terkait dengan permasalahan tersebut, perlu adanya perhitungan arah kiblat bukan hanya sekedar arah barat. Melaikan dengan perhitungan yang teliti, perhitungan tersebut juga dilakukan pada bidang referensi yang digunakan sebagai acuan karena tiap bidang referensi (ellipsoid, bola dan datar) memberikan hasil arah yang berbeda, selain itu pengukuran kiblat juga bisa dilakukan dengan mengamati bayangan benda saat terjadi peristiwa rasdhul kiblat dimana saat matahari berada tepat diatas Ka’bah
Pengukuran dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui pola arah kiblat di Kota Semarang dan berapa besar akurasi di tiap bidang referensi terhadap arah kiblat hasil peristiwa rashdul kiblat. Pada hasil analisis yang dilakukan, didapat pola arah kiblat di Kota Semarang berubah tiap 154,166 meter sebesar 5 detik membesar ke arah barat daya dengan besar perubahan 5’ 26’’, dari nilai arah kiblat terkecil sebesar 294° 20' 38" berada di kecamatan genuk dan nilai arah kiblat terbesar 294° 20' 4" di kecamatan mijen.
Sedangkan hasil hitungan pada bidang bola berlintang reduksi sebesar 294° 26' 26.69", bidang ellipsoida terreduksi balik sebesar 294° 25' 4.16 dan bidang datar sebesar 292° 12' 8.61", dari hasil tersebut bidang datar mempunyai perbedaan arah kiblat yang jauh dengan dua bidang refrensi lainnya sebesar 2°14' 18.08" terhadap bidang bola dan 2°11' 7.38" terhadap bidang ellipsoida .Untuk arah kiblat hasil pengamatan peristiwa rashdul kiblat sebesar 294° 33' 39.22", dari hasil tersebut terlihat metode dengan akurasi paling mendekati hasil rashdul kiblat ialah metode hitungan dengan bidang bolar berlintang reduksi dengan perbedaan nilai hasil sebesar 0° 7' 12.31".
Kata Kunci : Kiblat, Ellipsoida, Bola, Datar , Rashdul Kiblat
ABSTRACT
In conducting praying, moslems are required to facing Qibla in Masjidil Haram at City of Mecca. Measurement Qibla direction then becomes a problem when the location of a place far away from the Ka’ba because it can not be observed directly eyesight. The problems at the moment still occurs in Indonesian people especially in City of Semarang, so that in determining the direction of Qibla still found a practical way to set the direction of Qibla at west direction. Related to these problems, the need for calculation of the direction of Qibla is not just at west direction. But by a careful calculation, the calculation is also performed on the reference plane used as a reference for each field of reference (ellipsoid, sphere and flat) results in a different direction, in addition to the measurement of Qibla can also be done by observing the shadows when the Rasdhul Qibla event occurs where the sun is right above the Ka’ba.
This measurement method aims to determine the pattern of the direction of Qibla in Semarang and how substantial accuracy in each field of reference at Rashdul Qibla events to the direction of Qibla. On the results of the analysis, obtained pattern Qibla direction in Semarang changed every 154.166 meters by 5 seconds enlarged towards the southwest with large changes at 5‘26”, from the value of the smallest direction of Qibla of 294° 20' 38"located in the Genuk district and the value Qibla of 294° 20' 4 " in the Mijen district.
Whereas the calculation results at the reducted latitude spherical field of 294° 26' 26.69", the turning reduced ellipsoid fields of 294° 25' 4.16” and the flat fields of 292 ° 12 '8.61". The results of the horizontal plane has different Qibla direction away with two other references fields by 2° 11'7.38" on the sphere field and 2°14'18.08" against ellipsoid field. For Qibla direction result of Rashdul Qibla event observed at 294° 33' 39.22", from these results seen the method closest accuracy to the result of Rashdul Qibla is the reducted latitude spherical field with the difference value results at 0°7'12.31".
Keywords : Qibla, Ellpisoid, Sphere, Flat, Rashdul Qibla
*) Penulis, penanggung jawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro