Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip13935, author = {Almira Delarizka and Bandi Sasmito and Hani'ah Hani'ah}, title = {ANALISIS FENOMENA PULAU BAHANG (URBAN HEAT ISLAND) DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DENGAN SUHU PERMUKAAN MENGGUNAKAN CITRA MULTI TEMPORAL LANDSAT}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {5}, number = {4}, year = {2016}, keywords = {Penginderaan Jauh, Suhu Permukaan, Tutupan Lahan, Urban Heat Island}, abstract = { ABSTRAK Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah dan menjadi kota terbesar kelima di Indonesia. Kota Semarang memiliki posisi strategis yaitu berada di tengah-tengah Pulau Jawa. Akibat letaknya yang strategis ini, semakin hari terjadi peningkatan urbanisasi yang cepat dan berlanjut di Kota Semarang. Seiring dengan peningkatan urbanisasi terjadi perubahan tutupan lahan, dari area bervegetasi menjadi daerah terbangun. Proses pembangunan yang diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi luasan lahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari serta mempengaruhi suhu yang memicu adanya fenomena pulau bahang ( urban heat island). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik tutupan lahan dalam daerah perkotaan berhubungan dengan suhu permukaan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Fenomena pulau bahang ( urban heat island ) kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan data penginderaan jauh melalui beberapa ekstraksi yaitu pemanfaatan klasifikasi terbimbing ( supervised ), NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ) dan LST ( Land Surface Temperature ). Pengolahan data dilakukan menggunakan citra satelit Landsat 7 Tahun 2006, Landsat 5 Tahun 2011, dan Landsat 8 Tahun 2016. Hasil pengolahan berupa distribusi suhu permukaan kemudian dikorelasikan dengan nilai indeks vegetasi dan perubahan tutupan lahan menggunakan uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan dan indeks vegetasi memiliki korelasi dengan suhu permukaan. Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan terbangun terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 95%.Hasil uji regresi sederhana antara perubahan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 81%. Suhu di daerah pusat kota dan daerah pinggiran kota Semarang memiliki selisih sebesar ± 1-2 o C. Fenomena pulau bahang ( urban heat island ) terjadi di Kota Semarang dibuktikan dengan suhu permukaan rata-rata yang turun dari daerah pusat kota ke pinggiran kota. Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Suhu Permukaan, Tutupan Lahan , Urban Heat Island . ABSTRACT Semarang City is the capital of Central Java province and become the fifth largest city in Indonesia. Semarang City has a strategic position which was located in the middle of Java Island. Due to its strategic location, urbanization improvements are fast and continuous in Semarang. As the urbanization are risen, it also have transition on land cover from vegetation area to built-up area . The development process which coincided with acretion of population would affect the land sizes which need to support daily activity and affect the temperature which produce urban heat island phenomenon . This study aims to know w h ether land cover characteristic urban area are related with land surface temperature which is higher or lower . Urban heat island was analyzed using the approach of remote sensing data through multiple extractions, such as supervised classification, NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) and LST (Land Surface Temperature). Data processing are using Landsat 7 satellite image in 2006, Landsat 5 in 2011, and Landsat 8 in 2016. Processing result are in the form of surface temperature distribution correlated with vegetation index value and land cover changes using simple regression test. The results show that land cover changes and vegetation index have correlation with surface temperature. The results of simple regression test between surface temperature with built up area changes obtained the value of the coefficient determination (R 2 ) of 95%. Simple regression test results between vegetation changes with land surface temperature obtained the value of the coefficient determination (R 2 ) of 81%. Temperature in the downtown area and the suburbs area in Semarang have a difference ± 1-2 o C. Urban heat island occurred in Semarang was evidenced by the average surface temperature which decreases from the downtown area to the suburbs. Keywords : Land Cover, Land Surface Temperature, Remote Sensing, Urban Heat Island. *) Penulis, PenanggungJawab }, issn = {2809-9672}, pages = {165--177} doi = {10.14710/jgundip.2016.13935}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/13935} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah dan menjadi kota terbesar kelima di Indonesia. Kota Semarang memiliki posisi strategis yaitu berada di tengah-tengah Pulau Jawa. Akibat letaknya yang strategis ini, semakin hari terjadi peningkatan urbanisasi yang cepat dan berlanjut di Kota Semarang. Seiring dengan peningkatan urbanisasi terjadi perubahan tutupan lahan, dari area bervegetasi menjadi daerah terbangun. Proses pembangunan yang diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi luasan lahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari serta mempengaruhi suhu yang memicu adanya fenomena pulau bahang (urban heat island).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik tutupan lahan dalam daerah perkotaan berhubungan dengan suhu permukaan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Fenomena pulau bahang (urban heat island) kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan data penginderaan jauh melalui beberapa ekstraksi yaitu pemanfaatan klasifikasi terbimbing (supervised), NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan LST (Land Surface Temperature). Pengolahan data dilakukan menggunakan citra satelit Landsat 7 Tahun 2006, Landsat 5 Tahun 2011, dan Landsat 8 Tahun 2016. Hasil pengolahan berupa distribusi suhu permukaan kemudian dikorelasikan dengan nilai indeks vegetasi dan perubahan tutupan lahan menggunakan uji regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan dan indeks vegetasi memiliki korelasi dengan suhu permukaan. Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan terbangun terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 95%.Hasil uji regresi sederhana antara perubahan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 81%. Suhu di daerah pusat kota dan daerah pinggiran kota Semarang memiliki selisih sebesar ± 1-2o C. Fenomena pulau bahang (urban heat island) terjadi di Kota Semarang dibuktikan dengan suhu permukaan rata-rata yang turun dari daerah pusat kota ke pinggiran kota.
Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Suhu Permukaan, Tutupan Lahan, Urban Heat Island.
ABSTRACT
Semarang City is the capital of Central Java province and become the fifth largest city in Indonesia. Semarang City has a strategic position which was located in the middle of Java Island. Due to its strategic location, urbanization improvements are fast and continuous in Semarang. As the urbanization are risen, it also have transition on land cover from vegetation area to built-up area. The development process which coincided with acretion of population would affect the land sizes which need to support daily activity and affect the temperature which produce urban heat island phenomenon.
This study aims to know whether land cover characteristic urban area are related with land surface temperature which is higher or lower. Urban heat island was analyzed using the approach of remote sensing data through multiple extractions, such as supervised classification, NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) and LST (Land Surface Temperature). Data processing are using Landsat 7 satellite image in 2006, Landsat 5 in 2011, and Landsat 8 in 2016. Processing result are in the form of surface temperature distribution correlated with vegetation index value and land cover changes using simple regression test.
The results show that land cover changes and vegetation index have correlation with surface temperature. The results of simple regression test between surface temperature with built up area changes obtained the value of the coefficient determination (R2) of 95%. Simple regression test results between vegetation changes with land surface temperature obtained the value of the coefficient determination (R2) of 81%. Temperature in the downtown area and the suburbs area in Semarang have a difference ± 1-2o C. Urban heat island occurred in Semarang was evidenced by the average surface temperature which decreases from the downtown area to the suburbs.
Keywords: Land Cover, Land Surface Temperature, Remote Sensing, Urban Heat Island.
*) Penulis, PenanggungJawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro