skip to main content

PRODUCING HUMOUR EFFECT IN THE STANDUP COMEDY INDONESIA BY RADITYA DIKA AT “COMEDY CAFE KEMANG” (JULY 13th, 2011)

*FEBRI TAUFIQURRAHMAN  -  , Indonesia

Citation Format:
Abstract
Standup comedy adalah salah satu bentuk komedi yang disampaikan dengan cara monolog. Komedian yang membawakan materi standup comedy disebut sebagai comic. Dalam setiap materi yang disampaikan kepada para penonton terdapat beberapa ujaran yang membuat para penonton tertawa. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji, apakah yang menyebabkan efek humor pada materi standup comedy yang disampaikan oleh komedian sehingga membuat para penonton tertawa. Objek kajian ini adalah sebuah materi standup comedy yang dibawakan oleh Raditya Dika di Cafe Kemang (13 Juli 2011). Pada materi ini, Raditya Dika membawakan beberapa permasalahan sosial yang diangkat dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Di antaranya, tentang permasalahan iklan, dunia remaja, artis, hiburan, dan musik. Setiap monolog yang disampaikan oleh komedian mengandung unsur humor yang dapat membuat para penonton tertawa. Berdasarkan alasan itu, penulis tertarik untuk menganalisa apa penyebab dari kelucuan materi yang disampaikan. Penulis berfokus kepada analisis hubungan antarkalimat ujaran yang disampaikan dan maksud dari penutur menyampaikan ujaran tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan teori relevansi yang berfokus pada eksplikatur dan implikatur pada setiap ujaran yang disampaikan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diambil dengan teknik sampel acak dan bertujuan yang terdiri dari 15 ujaran monolog. Penulis menggunakan metode Simak Bebas Libat Cakap untuk pengambilan data. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode padan dan metode agih dari Sudaryanto. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa dalam monolog materi standup comedy ditemukan dua aspek yang menghasilkan efek humor. Pertama adalah adanya penggunaan tuturan tertentu yang harus dimaknai secara eksplisit. Dalam eksplikatur tersebut terdapat perluasan makna, pelonggaran makna, pengayaan, dan penandaan acuan. Aspek kedua adalah adanya penggunaan tuturan tertentu yang harus dimaknai secara implisit. Dalam implikatur tersebut terdapat dua implikatur yang kontradiktif, asumsi absurd, implikatur absurd, dua asumsi yang kontradiktif, proses paralel, dan pertanyaan retoris. Disamping itu terdapat unsur kesengajaan dari komedian untuk membuat ujaran yang multitafsir. Ujaran tersebut disampaikan secara langsung dengan menggunakan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang berbeda-beda. Namun ekspresi wajah dan bahasa tubuh hanyalah penegasan dari ujaran yang disampaikan oleh komedian, sehingga apa yang disampaikan menjadi semakin menarik dan lucu.
Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.