BibTex Citation Data :
@article{LANTERN16230, author = {Riza Huda}, title = {The Phonological Process of Verb Nasalization in Banyumasan dialect of Javanese}, journal = {LANTERN (Journal on English Language, Culture and Literature)}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {}, abstract = { Dialek Banyumas adalah salah satu dialek di dalam Bahasa Jawa yang penuturnya meliputi Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap and Kebumen). Penutur Banyumas mengucapkan dengan cara ngapak-ngapak yang berarti memproduksi vokal [a] tanpa menggantinya dengan vokal [o] yang Bahasa Jawa standar gunakan dan di setiap akhiran diproduksi akhiran [?] serta pada saat memproduksi konsonan [b, d, k, g, h, y, k, l, w] dengan disuarakan sempurna. Berlandaskan dengan kondisi di atas, penulis memutuskan untuk menganalisa proses fonologis menjadi topik dalam tulisan akhir ini. Penulis akan bertumpu pada pembentukan Kata Kerja melalui proses Nasalisasi dengan prefiks. Di dalam pengambilan datanya, penulis menggunakan transkrip fonetis dari siaran radio Cilacap dalam program “Curanmor ( Curahan Perasaan dan Humor )”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan mengimplementasikan Teori Schane tentang Proses Fonologis dan Fitur Distingtif. Ada tiga jenis data yang penulis gunakan yaitu transkrip fonetis dari 8 episode di program “Curanmor ( Curahan Perasaan dan Humor )”, Kamus Bahasa Banyumas untuk penulisan baku dialek Banyumas, dan konfirmasi melalui data pengucapan penutur aktif bahasa Banyumas. Metode pengumpulan data penelitian yang penulis pakai adalah metode Observasi non-Partisipasi dengan metode simak. Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode agih dan padan dengan menggabungkan penentu data. Dari hasil analisis data, penulis menemukan dua proses fonologis yang paling sering dijumpai yakni Assimilasi dan Proses Stuktur Suku-Kata. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/engliterature/article/view/16230} }
Refworks Citation Data :
Dialek Banyumas adalah salah satu dialek di dalam Bahasa Jawa yang penuturnya meliputi Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap and Kebumen). Penutur Banyumas mengucapkan dengan cara ngapak-ngapak yang berarti memproduksi vokal [a] tanpa menggantinya dengan vokal [o] yang Bahasa Jawa standar gunakan dan di setiap akhiran diproduksi akhiran [?] serta pada saat memproduksi konsonan [b, d, k, g, h, y, k, l, w] dengan disuarakan sempurna. Berlandaskan dengan kondisi di atas, penulis memutuskan untuk menganalisa proses fonologis menjadi topik dalam tulisan akhir ini. Penulis akan bertumpu pada pembentukan Kata Kerja melalui proses Nasalisasi dengan prefiks. Di dalam pengambilan datanya, penulis menggunakan transkrip fonetis dari siaran radio Cilacap dalam program “Curanmor (Curahan Perasaan dan Humor)”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan mengimplementasikan Teori Schane tentang Proses Fonologis dan Fitur Distingtif. Ada tiga jenis data yang penulis gunakan yaitu transkrip fonetis dari 8 episode di program “Curanmor (Curahan Perasaan dan Humor)”, Kamus Bahasa Banyumas untuk penulisan baku dialek Banyumas, dan konfirmasi melalui data pengucapan penutur aktif bahasa Banyumas. Metode pengumpulan data penelitian yang penulis pakai adalah metode Observasi non-Partisipasi dengan metode simak. Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode agih dan padan dengan menggabungkan penentu data. Dari hasil analisis data, penulis menemukan dua proses fonologis yang paling sering dijumpai yakni Assimilasi dan Proses Stuktur Suku-Kata.
Last update: