skip to main content

MADEP MANTEP MANGAN MELU MARATUA: PENGALAMAN SUAMI MEMUTUSKAN TETAP TINGGAL DI RUMAH MERTUA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Mr. Sunario, Tembalang, Semarang, 50275, Indonesia

Received: 21 Feb 2024; Available online: 28 Feb 2025; Published: 1 Jul 2025.
Open Access Copyright 2025 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Seorang pria ketika memasuki usia dewasa akan menikah dan menjalin kehidupan berkeluarga. Hidup berkeluarga dijalani secara mandiri antara suami dengan istri. Ketika suami memutuskan untuk tinggal di rumah mertuanya maka kehidupan berkeluarganya juga dipengaruhi oleh mertua. Berbagai pengaruh dari mertua mendorong para suami memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mertua. Penelitian ini bertujuan untuk mengerti dan memahami pengalaman suami dalam memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mertua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologis. Partisipan dalam penelitian berjumlah tiga dengan kriteria a) pria dewasa berusia 26-40 tahun, b) bekerja, c) menikah selama maksimal 10 tahun dan memiliki anak minimal satu, serta d) tinggal di rumah mertua selama minimal 3 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara dan dianalisis menggunakan metode IPA. Ditemukan 10 tema, yakni: (1) dorongan tinggal di rumah mertua, (2) penyesuaian awal, (3) kehadiran mertua sebagai bantuan, (4) kehadiran mertua sebagai kendala, (5) upaya menyelesaikan konflik, (6) interaksi yang membantu dengan extended-family, (7) upaya membangun keintiman, (8) penerapan pola asuh demokratis, (9) hubungan yang dekat dengan anak, (10) tetap tinggal bersama mertua. Keberadaan mertua dimaknai sebagai bantuan juga kendala. Pengalaman baik dengan mertua mendorong untuk tetap tinggal di rumah mertua, pengalaman kurang baik dengan mertua mengurangi kenyamanan berhuni.

Fulltext View|Download
Keywords: Pria Dewasa; Menikah; Pengambilan Keputusan; Tinggal di Rumah Mertua

Article Metrics:

  1. Agree, E. M., Biddlecom, A. E., Chang, M.-C., & Perez, A. E. (2002). Transfers from older parents to their adult children in Taiwan and the Philippines. Journal of Cross-Cultural Gerontology, 17, 269-294. https://doi.org/10.1023/a:1023085818629
  2. Alfaruqy, M. Z. (2018). Keluarga, sebuah perspektif psikologi. In E. S. Indrawati, & M. Z. Alfaruqy, Pemberdayaan keluarga dalam perspektif psikologi (pp. 3-18). Fakultas Psikologi Undip
  3. Anjani, C., & Suryanto. (2006). Pola penyesuaian perkawinan pada periode awal. INSAN, 8(3), 198-210
  4. Fatmasari, A. E., & Sawitri, D. R. (2020). Kedekatan ayah - anak di era digital: Studi kualitatif pada emerging adults. Prosiding Seminar Nasional Psikologi dan Call for Paper: Mempersiapkan Sumber Daya Manusia untuk Menyongsong Era Society 5.0 : Pengembangan Kompetisi dan Transformasi Pengukuran (pp. 1-11). Fakultas Psikologi UMBY
  5. Febriana, M. A., & Kusumiati, R. Y. (2021). Penyesuaian perkawinan pada istri yang tinggal bersama mertua di Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Jurnal Psikologi Konseling, 18(1), 873-887
  6. Feldman, R. S. (2016). Discovering the Life Span (4th ed.). Pearson
  7. Fingerman, K. L., Kim, K., Davis, E. M., Jr., F. F., Birditt, K. S., & Zarit, S. H. (2015). “I'll give you the world”: Socioeconomic differences in parental support of adult children. Journal of Marriage and Family, 77(4), 844-865. https://doi.org/10.1111/jomf.12204
  8. Goldenberg, I., Stanton, M., & Goldenberg, H. (2017). Family therapy: An overview (9th ed.). Cengage Learning
  9. Hariyadi, S. (2003). Psikologi perkembangan. UNNES
  10. Hasan, M. I. (2004). Pokok-pokok materi pengambilan keputusan. Ghalia Indonesia
  11. Henry, B., Lesmana, F., & Yoanita, D. (2020). Pengelolaan konflik pasangan suami istri dalam menjaga kelanggengan pernikahan. Jurnal E-Komunikasi, 8(2), 1-12
  12. Hurlock, E. B. (2003). Developmental psychology: A life-span approach. McGraw-Hill
  13. Indrawati, E. S., Alfaruqy, M. Z., & Dinardinata, A. (2023). The in-law intercultural relations: A phenomenological study. Proceedings of International Conference on Psychological Studies (ICPsyche), 4(1), 1-9. https://doi.org/10.58959/icpsyche.v4i1.17
  14. Latifah, A. S., & Wahyuni, Z. I. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian perkawinan. TAZKIYA Journal of Psychology, 7(2), 120-135. http://dx.doi.org/10.15408/tazkiya.v7i2.13471
  15. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Kencana
  16. Li, W. D., & Huang, J.-W. (2017). Housing the intergenerational families: Married couples coresident with parents in Taiwan. Journal of Family History, 42(1), 54-66. https://doi.org/10.1177/0363199016681607
  17. Mackey, R. A., Diemer, M. A., & O'Brien, B. A. (2000). Conflict-management styles of spouses in lasting marriages. Psychotherapy: Theory, Research, Practice, Training, 37(2), 134-148. https://doi.org/10.1037/h0087735
  18. Masykur, A. M. (2018). Tentang (fathering) seorang ayah. In E. S. Indrawati, & M. Z. Alfaruqy, Pemberdayaan Keluarga dalam Perspektif Psikologi (pp. 19-31). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
  19. Nobles, J., & Buttenheim, A. (2008). Marriage and socioeconomic change in contemporary Indonesia. Journal of Marriage and Family, 70(4), 904-918. https://doi.org/10.1111/j.1741-3737.2008.00535.x
  20. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (psikologi perkembangan). Kencana
  21. Papalia, D. E., Sterns, H. L., Feldman, R. D., & Camp, C. J. (2007). Adult Development and Aging (3rd ed.). McGraw-Hill
  22. Paputungan, F., Akhrani, L. A., & Pratiwi, A. (2011). Kepuasan pernikahan suami yang memiliki istri berkarir. Jurnal Psikologi, 1-19
  23. Pasolong, H. (2023). Teori Pengambilan Keputusan. Alfabeta
  24. Patnani, M., Takwin, B., & Mansoer, W. W. (2021). Bahagia tanpa anak? Arti penting anak bagi involuntary childless. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 9(1), 117-129. https://doi.org/10.22219/jipt.v9i1.14260
  25. Putri, R. E., & Hermaleni, T. (2019). Perbedaan kepuasan pernikahan laki-laki yang tinggal di rumah mertua ditinjau garis keturunan. Jurnal Riset Psikologi, 2019(3), 1-10
  26. Rahmah, M., Quraisy, H., & Risfaisal. (2019). Konflik sosial menantu yang tinggal serumah dengan mertua (Studi kasus di Desa Lempang Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru). Equilibrium: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7(2), 206-210. https://doi.org/10.26618/equilibrium.v7i2.2626
  27. Rannu, A. R. (2020). Hubungan antara ekspektasi terhadap pernikahan dengan kepuasan pernikahan. Psikoborneo, 8(2), 187-194. http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i2.4899
  28. Rossalia, N., & Priadi, M. A. (2018). Conflict management style pada pasangan suami istri yang tinggal bersama mertua. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 7(1), 35-50
  29. San, L. M., & Juhari, R. (2021). Positive and negative interactions between mother-in-law and daughter-in-law: What about son-in-law? Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), 6(5), 84-94. https://doi.org/10.47405/mjssh.v6i5.778
  30. Santrock, J. W. (2019). Life-span development (17th ed.). McGraw-Hill
  31. Saragih, S. D., & Alfaruqy, M. Z. (2023). Pengalaman pasangan yang menjalani commuter marriage: studi interpretative phenomenological analysis. Prosiding Konferensi Mahasiswa Psikologi Indonesia, 4, 46-63
  32. Sari, I. A. & Alfaruqy, M. Z. (2021). Ikatan relasi suami-istri: Dinamika keputusan menikah saat pandemi COVID-19. Psikostudia Jurnal Psikologi, 10(3), 226-236. http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v10i3.5309
  33. Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2010). Consumer Behaviour (10th ed.). Pearson Prentice Hall

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.