skip to main content

PENGALAMAN LAKI-LAKI YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN (KDP): SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 31 Aug 2021.
Open Access Copyright 2021 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

  Laki-laki dan perempuan dapat menjadi korban kekerasan dalam pacaran, walaupun angka kekerasan terhadap laki-laki lebih rendah dari perempuan. Meskipun demikian, fakta bahwa laki-laki dapat menjadi korban KDP tidak bisa diabaikan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana pengalaman laki-laki yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran (KDP). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode fenomenologis dan teknik analisis data dengan interpretative phenomenological analysis (IPA). Metode pengumpulan data menggunakan wawancara kepada tiga partisipan laki-laki yang pernah menjadi korban kekerasan dalam pacaran, menjalin hubungan minimal satu tahun dan berusia diantara 18-25 tahun. Hasil analisis data menemukan sebelas tema superordinat, yakni (1) upaya membangun relasi romantis, (2) sikap agresi pasangan, (3) sikap cemburu pasangan, (4) usaha mempertahankan hubungan, (5) luka fisik akibat agresi, (6) gejolak emosi dan kehilangan motivasi, (7) trauma terhadap benda dan perempuan, (8) menenangkan diri dengan obat-obatan terlarang, (9) pengaruh negatif terhadap relasi sosial, (10) perubahan positif setelah memaafkan, dan (11) pengaruh terhadap hubungan baru. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam ilmu psikologi guna memahami seorang laki-laki yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran.

Fulltext View|Download
Keywords: kekerasan dalam pacaran, laki-laki korban kekerasan, interpretative phenomenological analysis

Article Metrics:

  1. Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Penerbit UPT Universitas Muhammad Malang
  2. Andayu, A. ., & Rizkyanti, C.A Kusumawardhani, S. . (2019). Peran insecure attachment terhadap kekerasan psikologis dalam pacaran pada perempuan remaja akhir. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 181–190
  3. Annisa, L. . (2017). Aral terjal menghadang perempuan. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 133–150
  4. Atsari, A., & La Kahija, Y. F. (2014). Makna kekerasan dalam rumah tangga bagi istri: Sebuah studi interpretative phenomenological analysis. Empati, 3(4), 19–29
  5. Azmiani, & Supradewi, R. (2015). Hubungan sikap laki-laki terhadap kesetaraan gender dengan kekerasan dalam pacaran. Unissula, 10(1), 49–60
  6. Basuki, A. (2018). Peran konselor dalam menghadapi perilaku merusak diri (self destructive) pada remaja. UNY, 1(3), 1–12
  7. Benokraitis, N. V. (2015). Marriages and families (8th edition): Changes, choices and constraint. Prentice-Hall Inc
  8. Evendi. (2018). Kekerasan dalam berpacaran (Studi pada siswa SMA N 4 Bombana). Jurnal Neo Societal, 3
  9. Ginting, T. ., & Sakti, H. (2015). Dinamika pemaafan pada remaja putri yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Empati, 4(1), 182–187
  10. Khairani, M., Rachmatan, R., Sari, K., & Soraiya, P. (2017). Kebersyukuran dan kepuasan dalam pernikahan: Sebuah tinjauan psikologis pada wanita dewasa muda. Gender Equality, 2(1), 77–86
  11. La Kahija, Y. F. (2017). Penelitian fenomenologis: Jalan memahami pengalaman hidup. Penerbit PT. Kansius
  12. Lukita Sari, L. ., & Hakim, S. . (2018). Perilaku pacaran remaja ditinjau dari interaksi pola asuh orang tua dan asal sekolah. Universitas Muhammadiyah Surakarta
  13. Masni, H. (2017). Strategi meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 5(1), 34–45
  14. Masykur, A. M., & Subandi. (2018). Perjalanan menuju puncak agresi: Studi fenomenologi forensik ada remaja pelaku pembunuhan. E-Journal Undip
  15. McCullough, M. E. (2009). Forgiveness: Who does it and how do they do it? Current directions in psychological science. 10(6), 194–197
  16. Moleong. (2018). Metodelogi penelitian. Penerbit Remaja Rosdakarya
  17. Mufidah. (2006). Haruskah perempuan dan anak dikorbankan? Pilar
  18. Naome, E., Naryoso, A., & Sos, S. (2016). Interpersonal communication to build commitment in serious courthship. Interaksi Online, 4(3), 1–11
  19. Omur, M., & Buyuksahin-Sunal, A. (2015). Preferred strategies for female and male initiators. Journal of Educational and Social Research, 5, 195–201
  20. Organizaton, W. H. (2017). Depression and other common mental disorder: global health estimates
  21. Papilia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2010). Human Development (9th Ed) (McGraw Hil)
  22. Pattiradjawane, C., Wijono, S., & Engel, J. . (2019). Uncovering violence occuring in daring relationship: An early study of forgiveness approach. Psikodimensia, 18(1), 9–18
  23. Priyanto, M. A. (2017). Manajemen konflik dalam berpacaran. Universitas Sanata Dharma
  24. Putriana, A. (2018). Kecemasan dan strategi coping pada wanita korban kekerasan dalam pacaran. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3)
  25. Rohmah, S. (2014). Motif kekerasan dalam relasi pacaran di kalangan remaja muslim. Paradigma, 2(1)
  26. Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar gender dan feminisme: Pemahaman awal kritik sastra feminisme. Garudhawaca
  27. Safitri, N., & Arianti, M. (2019). Bentuk pertahanan diri dan strategi coping mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran. Prsiding Konferensu Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia, 11–22
  28. Sambhara, D. W. (2013). Tahapan pengambilan keputusan untuk meninggalkan hubungan pacaran dengan kekerasan pada perempuan dewasa awal ditinjaudari stages of change. Jurnal Psikologi Klinis Dan Kesehatan Mental, 2(2), 69–78
  29. Santrock, J. W. (2012). Life span development (Perkembangan masa gidup, jilid 1). Erlangga
  30. Set, S. (2009). Teen dating violence. Kanisius
  31. Setyawati, K. (2010). Studi eksploratorif mengenai faktor-faktor penyebab dan dampak sosial kekerasan dalam pacaran (dating violence) di kalangan mahasiswa. Universitas Sebelas Maret
  32. Sholikhah, R. S., & Masykur, A. M. (2020). “Atas nama cinta, ku rela terbuka” (Studi fenomenologi pada perempuan korban kekerasan dalam pacaran). Empati, 8(4), 52–62
  33. Sprecher, S., Regan, P., & Orbuch, T. (2016). Who does the work? Partner perceptions of the initiation and maintenance of romantic relationship. Interpersona, 10
  34. Straus. (2010). Thirty years of denying the evidence on gender symmetry in partner violence: Implication for prevention and treatment. Springerpub, 1(3), 10
  35. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta
  36. Summers, R. . (2016). Social psychology: How other people influence our thoughts and actions
  37. Syukriah, D. (2020). Stockholm syndrome: Ketika seseorang bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan. Buletin KPYN

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.