skip to main content

PENGALAMAN PENGASUHAN SINGLE MOTHER YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK: INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2022.
Open Access Copyright 2022 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Ketidakhadiran suami membuat single mother berjuang sendiri untuk mengasuh anak. Kondisi tersebut semakin berat setelah anak didiagnosis mengidap penyakit kronis yaitu lupus. Penyakit lupus merupakan jenis penyakit autoimun kronis yang dapat memberikan dampak fisik maupun psikologis kepada pengidapnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mencari tahu mengenai proses pengasuhan pada single mother yang memiliki anak penyandang lupus eritematosus sistemik. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik purposif. Terdapat tiga partisipan yang diwawancarai dengan kriteria single mother yang memiliki anak penyandang lupus eritematosus sistemik usia dewasa awal, dan didiagnosis mengidap lupus eritematosus sistemik sejak usia remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian fenomenologis dengan wawancara yang bersifat semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Penelitian ini menghasilkan dua tema induk yaitu, (1) keprihatinan terhadap anak dengan tema superordinat kepedulian dalam mengasuh, upaya memahami kondisi anak, upaya penyembuhan, upaya membangun optimisme, dan (2) dinamika dalam mengasuh dengan tema superordinat  keguncangan pascadiagnosis,  rintangan dalam pengasuhan, serta penguatan dalam pengasuhan. Terdapat satu tema khusus yang hanya muncul pada partisipan EY, yaitu pembatasan diri karena stigma. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai dinamika yang dialami oleh single mother dan upaya keras yang dilakukan untuk dapat bertahan selama mengasuh anak penyandang lupus eritematosus sistemik pada ketiga partisipan. Kekurangan dan  keterbatasan dari penelitian ini juga dibahas sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

 

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: lupus eritematosus sistemik; pengasuhan; single mother

Article Metrics:

  1. Coffey, J. S. (2006). Parenting a child with chronic illness: A metasynthesis. Pediatric Nursing, 32(1), 51-58
  2. Day, R.D. (2010). Introduction to family process (5th ed.). Routledge
  3. Djoerban, Z. (2015). Lupus penyakit seribu wajah. Zubairdjoerban. http://zubairidjoerban.org/lupus-penyakit-seribuwajah-bagian-1/
  4. Fajriyati, Y. N., Asyanti, S. (2017). Coping stres pada caregiver pasien stroke. Jurnal Indigenous, 2(1), 96-105
  5. Gordon, J. (2009). An evidence-based approach for supporting parents experiencing chronic sorrow. Pediatric Nursing, 35(2), 115-120
  6. Handian, F. I., Widjajanto, P. H., & Sumarni, D. W. (2017). Motivasi, hambatan, dan strategi orangtua keluarga miskin dalam merawat anak dengan leukemia limfoblastik akut. Jurnal Care, 5(1), 77-91
  7. Herdiansyah, H. (2010). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Salemba Humanika
  8. Judha, M., Nurachmah, E. & Rachmawati, I. N. (2010). Pencarian makna hidup klien terdiagnosa lupus eritematosus sistemik dengan perspektif maslow dan henderson. Jurnal Keperawatan Indonesia, 13(3), 145-152
  9. Karasz, A., & Oullette, S. C. (2015). Role stain and psychological well-being in women with systemic lupus eythematosus. Woman ad Health, 23(3), 41-57
  10. Kartono. (2007). Psikologi anak. Bandar Maju
  11. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Kencana Prenada Media Group
  12. Maulida, D. S., & Kahija, Y. F. L. (2015). Work family conflict pada single mother yang bercerai: Interpretative phenomenological analysis. Jurnal Empati, 4(1), 62-68
  13. Mueser, K. T., & Gingerich, S. (2006). The complete family guide to schizophrenia: Helping your loved one get the most out of life. The Guilford Press
  14. Nurmalasari, Y., & Putri, D .E. (2015). Dukungan sosial dan harga diri pada remaja penderita lupus. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, 8(1), 46-51
  15. Paramita, R., & Margaretha. (2013). Pengaruh penerimaan diri terhadap penyesuaian diri pada penderita lupus. Jurnal Psikologi, 12(1), 1–8
  16. Pranandari, K. (2011). Kecerdasan adversitas ditinjau dari pengatasan masalah berbasis permasalahan dan emosi pada orang tua tunggal wanita. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2), 121-128
  17. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan masa hidup jilid 2 (13th ed.). Erlangga
  18. Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., & Syam, A, F. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3 (6th ed.). Interna Publishing
  19. Sheba, S. H., Djuhaeni, H., Setiabudiawan, B., Sunjaya, D. K., Mutyara, K., & Rinawan, F. (2018). Kepatuhan minum obat pada pasien lupus eritematosus sistemik di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Majalah Kedokteran Bandung, 50(1), 21–28
  20. Sismadi, S. (2005). Lupus & stroke. Sisma DigiMedia
  21. Suliswati, Payapo, T.A., Maruhawa J., Sianturi, Y., & Sumijatun. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. EGC
  22. Wahyuningrum, E. (2002). Hubungan persepsi anak terhadap penyakit kronis dengan strategi coping pada anak penderita penyakit kronis. Jurnal Psikowacana, 3, 1-15
  23. Weekes, C. (1991). Mengatasi stres. Penerbit Kanisius
  24. Yuniar, Y., Handayani, R. S., Aryastami, N. K. (2013). Faktor-faktor pendukung kepatuhan orang dengan hiv aids (odha) dalam minum obat antiretroviral di Kota Bandung dan Cimahi. Buletin Penelitian Kesehatan, 41(2), 73–83
  25. Papalia, D. E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2002). Adult development and aging (2nd ed.). Mc Graw Hill

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.