skip to main content

STUDI FENOMENOLOGI RESILIENSI IBU YANG MEMILIKI ANAK DENGAN AUTISME

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 6 Mar 2020; Published: 6 Mar 2020.

Citation Format:
Abstract

Ibu dengan anak autisme mempunyai beban yang lebih berat dibanding dengan ibu yang memiliki anak normal pada umumnya. Adanya beban yang muncul sehubungan dengan diagnosa anak membuat ibu dituntut untuk memiliki resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan individu dalam bertahan, menyelesaikan, dan beradaptasi dengan pengalaman yang sulit yang telah terjadi dalam kehidupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan metode analisis Deskriptif Fenomena Individual (DFI). Metode analisis DFI merupakan metode Eksplikasi data yang dapat membagi pengalaman subjek menjadi empat episode yaitu episode sebelum anak terdiagnosis autis, saat anak terdiagnosis, selama pengasuhan anak, dan setelah menerima kondisi anak. Subjek dalam penelitian berjumlah tiga orang ibu yang diambil berdasarkan karakteristik khusus yang telah ditetapkan. Pencarian subjek menggunakan teknik purposive sampling. Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu ketiga subjek dapat melakukan resiliensi karena adanya upaya-upaya yang dilakukan seperti mendidik anak, pengendalian emosi diri, memiliki harapan dan rencana  positif pada masa depan anak, kemampuan empati, serta kemampuan mengambil makna positif dari peristiwa yang dianggap menekan. Resiliensi yang dimiliki ketiga subjek tidak terlepas dari faktor lingkungan subjek, berupa dukungan dari suami, keluarga, maupun lingkungan sosial lainnya kepada subjek.

Fulltext View|Download
Keywords: resiliensi, autisme, ibu dengan anak autisme

Article Metrics:

  1. Abdul, H. (2006). Pendidikan anak berkebutuhan khusus. Alfabet. Bandung
  2. Apostelina, E (2012). Resiliensi keluarga pada keluarga yang memiliki anak autis. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi. 1, (1), 164-176
  3. Bilgin, H. & Kucuk, L.(2010). Raising an autistic turkish mothers. Journal of Child and Adolescent Psychiatric. 23, (2), 92-99
  4. Danuatmaja, B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara
  5. Dokter anak Indonesia. (2015). Jumlah penderita autis di indonesia. Diakses pada tanggal 11 November 2018 melalui http://www.klinikautis.com
  6. Gunarsa, D.G. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia
  7. Everall, R. D., Altrows, K. J., & Paulson, B. L. (2006). Creating a future: A study of resilience in suicidal female adolescents. Journal of Counseling & Development, 84(4), 461-470. http://psycnet.apa.org/doi/10.1002/j.1556 6678.2006.tb00430.x
  8. Hasdianah. (2013). Autis pada anak pencegahan, perawatan, dan pengobatan.Yogyakarta: Nuha Medika
  9. Hallahan, D.P., Kauffman, J.M., & Pullen, P.C. (2009). Exceptional learners: An introduction to special education. Boston: Pearson
  10. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika
  11. Kahija, Y.F.L. (2017). Penelitian fenomenologis: Jalan memahami pengalaman hidup. Yogyakarta: Kanisius
  12. Kartono, K. (2007). Psikologi anak. Bandung: Mandar Maju
  13. Kent & Issacson. (2010). Goals, efficacy and metacognitive self-regulation: A path analysis. International Journal of Education, 2(1), 1-20
  14. Kulsum, U. & Jauhar, M. (2014). Penghantar psikologi sosial.Jakarta: Prestasi Pustaka
  15. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Jakarta: Kencana
  16. Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Depok: Lembaga Pengembangan sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPUI)
  17. Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-V. cetakan 2 - Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh Jaya
  18. McEwen. (2011). Building resilience at work. Australia: Australian Academic
  19. Moleong, L.J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  20. Nevid, S.F, Rathus, A.S., Greene, B. (2003). Psikologi abnormal edisi kelima. Erlangga: Jakarta
  21. Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika
  22. Papalia, E. D. dan Feldman, R. T. (2014). Menyelami perkembangan manusia; Experience human development. Jakarta: Salemba Humanika
  23. Phandinata, S. R., Atmodiwirjo, E. T., & Basaria, D. (2017). Developmental individual-differences relationship – based (DIR) floortime dalam meningkatkan komunikasi dua arah pada kasus autism spectrum disorder (ASD). Jurnal Psibernetika, 10(2), 103–113
  24. Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kuaitatif untuk penelitian perilaku manusia (Edisi ketiga). Depok: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
  25. Priherdityo, E. (2016). Indonesia masih gelap tentang autis. CNN Indonesia. Diakses dari http://www.cnnindonesia.com
  26. Reivich, K &, Shatte, A. (2002). The recilience factor. New York: Broadway Books
  27. Riandini, S., (2015). Pengaruh pola pengasuhan dengan perkembangan komunikasi anak autis kepada orangtua. Majority. 4, 99-106
  28. Safaria, S. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode pengembangan kecerdasan interpersonal anak. Yogyakarta: Amara Books
  29. Safaria, Triantoro. (2005) Autisme pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orangtua. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
  30. Santrock, J.W. (2011). Child development (Perkembangan anak edisi 11 jilid 2, Penerjemah: Rachmawati dan Kuswanti). Jakarta: Erlangga
  31. Setiono, K. (2011). Psikologi keluarga. Bandung: P.T. Alumni
  32. Siti Mumun Muniroh. (2010). Dinamika resiliensi orangtua anak autis. Jurnal Penelitian. 7(2), 1-11
  33. Smith, A.J. (2009). Psikologi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  34. Subandi, M.A. (2009). Psikologi dzikir: Studi fenomenologi pengalaman transformasi religius. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  35. Sugiyono, S. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  36. Schweitzer, R.D. (1983). A phenomenological explication of dream interpretation among rural and urban nguni people. Published Doctor Dissertation. Rodesh University
  37. Tugade M.M & B.L. Fredrickson. (2004). Resilient individual use positive emotions to bounce back from negative emotional experiences. Journal of Personality and Social Psychology 24(2), 320-333
  38. Widiastuti (2007). Pola pendidikan anak autis: Aktivitas pembelajaran di Sekolah Autis Fajar Nugraha.Yogyakarta: CV. Datamedia

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.