skip to main content

MEMAHAMI KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ATLET ATLETIK NOMOR LARI 10.000 METER PON JATENG

Fakultas psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 25 Mar 2019; Published: 26 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Atlet merupakan olahragawan baik laki-laki dan perempuan yang melatih kemampuan secara khusus untuk bersaing dalam pertandingan. Menjadi seorang atlet tentunya mengalami hambatan. Hambatan yang dialami dapat mempengaruhi kesejahteraan atau subjective well-being pada atlet. Subjective well-being merupakan suatu penilaian individu secara kognitif dan afektif pada kehidupan yang dijalani oleh individu itu sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada atlet atletik nomor lari 10.000 m PON (Pekan Olahraga Nasional) Jateng. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang atlet dengan karakteristik  yang telah ditetapkan. Karakteristik subjek dalam penelitian ini seorang atlet atletik nomor lari 10.000 m PON Jateng. Pencarian subjek menggunakan snowball sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Interpretative phenomenological analysis (IPA), dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu dua dari ketiga subjek sudah mencapai kondisi subjective well-being yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh kehidupan yang lebih baik, berkurangnya konflik pada keluarga, memiliki kemampuan dalam meregulasi emosi dan bersyukur dengan kehidupan yang dimiliki. Disisi lain, satu subjek belum bisa mencapai subjective well-being yang diinginkan, karena faktor keterlambatan uang saku yang diterima. Subjective well-being yang dimiliki ketiga subjek tidak terlepas dari faktor keuangan, relasi dengan orang lain yang baik, regulasi emosi, dan bersyukur. 

Fulltext View|Download
Keywords: olahragawan; wellbeing

Article Metrics:

  1. Badan Pusat Statistik. (2012). Statistik pemuda indonesia. Jakarta
  2. Bart, Smet (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarna
  3. Compton, W.C., & Hoffman, E. (2013). Positive psychology: the science of happiness and flourishing. Wadsworth: Cengage Learning
  4. Dasyanti, Anmaria. Redi. Pinta (2012). Pola makan yang dianjurkan bagi para atlet. Diunduh dari https://olahraga.kompas.com/read/2012/07/22/00443383/Pola.Makan.yang.Dianjurkan.bagi.Para.Atlet
  5. Eddington, N., & Shuman, R. (2005). Subjective Well Being (Happiness). Continuing psychology education: 6 Continuing education hours. http://www.texcpe.com/cpe/PDF/ca-happiness.pdf
  6. Fahrudin, A. (2012). Keberfungsian keluarga : konsep dan indikator pengukuran penelitian. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Jakarta. 17, 2, 75-81
  7. Hefferon, K., & Ilona, B. (2011). Positive psychology: theory, research and applications. New York: McGraw-Hill Companies
  8. La Kahija, Y. F. (2017). Penelitian fenomenologis: jalan memahami pengalaman hidup. Yogyakarta: PT Kanisius
  9. Muslimah. (2014). Ganjar sedih melihat kondisi mess atlet Jatidiri. Diunduh dari http://jateng.tribunnews.com/2014/03/05/ganjar-sedih-melihat-kondisi-mess-atlet-di-jatidiri
  10. Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial edisi 10, buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
  11. Ormrod, J. E. (2008). Psikologi pendidikan ; membantu siswa tumbuh dan berkembang (jilid 2). Jakarta : Erlangga
  12. Sancaya. (2017). Terulang lagi uang saku terlambat, kemenpora minta atlet bersabar. Diunduh dari https://sport.detik.com/sport-lain/d-3453868/terulang-lagi-uang-saku-terlambat-kemenpora-minta-atlet-bersabar
  13. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health psychology: biopsychosocial interactions (seventh edition). United States of America : Jhon Willey & Sons
  14. Smith, J. A. (2009) Dasar-dasar psikologi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  15. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  16. Taylor, S. E., Peplau,L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi 12. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  17. Watskin, P. C., Uhder. J., & Pichinevskiy. S. (2014). Grateful recounting enhances subjective well-being: the importance of grateful processing. Journal of Positive Psychology. 37-41. doi : 10.1080/17439760.2014.927909
  18. Wongso, F. (2014). Peran pacar bagi emerging adulthood laki-laki. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 3,1, 1-14
  19. Wenas, G. E., Henry, O., & Cicilia, Pali. (2015). Hubungan kebahagiaan dan status sosial ekonomi keluarga di kelurahan artembaga II kota Belitung. Jurnal e-Biodemik. 3,1, 533-538

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.