skip to main content

Interpretative Phenomenological Analysis Tentang Pengalaman Wanita Dewasa Madya yang Masih Melajang

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 17 Sep 2018; Published: 30 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Masyarakat sering menyebut seseorang yang belum menikah dengan sebutan lajang. Melajang merupakan kondisi di mana seorang laki-laki/perempuan belum dan tidak melangsungkan pernikahan. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman seorang wanita dewasa madya yang masih melajang. Metode analisis yang digunakan adalah interpretatative phenomenological analysis (IPA). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Pemilihan subjek penelitian ditentukan secara purposive dan diperoleh 3 wanita dewasa madya yang belum menikah sebagai responden. Terdapat dua tema besar yang ditemukan dalam penelitian ini: (1). Pertimbangan tidak menikah, (2). Problematika hidup tanpa pasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dewasa madya yang masih melajang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pekerjaan dan tidak memperoleh jodoh. Wanita dewasa madya yang melajang karena merasa belum menemukan jodoh cenderung masih mengharapkan pernikahan ditandai dengan aktif mencari pasangan. Sebaliknya wanita dewasa madya yang belum menikah karena telah memutuskan untuk tidak menikah, dirinya benar-benar menikmati kehidupan melajangnya. Selain itu ditemukan dampak positif dan negatif dari melajang yaitu, dampak positif: seperti merasakan kebebasan, dan tidak adanya tuntutan dalam keluarga,  sedangkan dampak negatifnya: merasa malu dan minder. 

Fulltext View|Download
Keywords: wanita, melajang, dewasa madya

Article Metrics:

  1. Hurlock, E. B. (2006). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5thed.). Jakarta: Erlangga
  2. Kertamuda, E. F. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika
  3. Kumalasari, D. (2007). Single professional women sebagai fenomena gaya hidup baru di masyarakat Yogyakarta: Studi kasus kabupaten Sleman. Ejournal Pendidikan Sejarah FISE UNY [online]. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Dyah%20Kumalasari,%20M.Pd./SINGLE%20PROFESSIONAL%20WOMEN%20SEBAGAI%20FENOMENA%20GAYA%20HIDUP%20BARU%20DI%20MASYARAKAT%20YOGYAKARTA.pdf
  4. Krisiandi. (2018, 18 Februari). Lajang di Indonesia dianggap hadapi tekanan sosial. Kompas.com. Diakses dari https://sains.kompas.com/read/2018/02/18/174448623/lajang-indonesia-dianggap-masalah-dan-hadapi-tekanan-sosial
  5. Kurniasari, K., & Leonardi, T. (2013). Kualitas perempuan lanjut usia yang melajang. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, vol. 2, no. 3, hal. 152-159
  6. Lamanna, M. A., & Riedmann, A. (2009). Marriages and families (10th ed). Belmont: Thomson Wadsworth
  7. Matlin, M. W. (2008). The psychologu of women (6th ed). Belmont: Thomson Wadsworth
  8. Nanik. & Hendriani, W. (2016). Studi kajian literatur: Wanita tidak menikah di berbagai negara. Seminar Asean 2nd Psychology & Humanity, hal 304-311
  9. National Safety Council. (2003). Manajemen stres. Jakarta: EGC
  10. Nursalam. & Ibrahim, M. (2016). Fenomena sosial pilihan hidup tidak menikah wanita karier. Jurnal Equlibrium, vol. 2, no. 1, hal. 67-76
  11. Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development: Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana
  12. Santrock, J.W. (2010). Remaja. Jakarta: Erlangga
  13. Sarwono, S. W.,& Meinarno,E. A. (2014).Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  14. Smith, J.A., Flowers, P., &Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis theory, method, and research. London: Sage Publications
  15. Sutanto, P., & Haryoko, F. (2010). Gambaran konsep diri pada wanita berkarier sukses yang belum menikah. Jurnal Insani, vol. 12, no. 1, hal. 11-20
  16. Tandiono, I. M., & Sudagijono, J. S. (2016). Gambaran subjective well-being pada wanita usia dewasa madya yang hidup melajang. Jurnal Experientia, vol. 4, no. 2, hal. 49-64
  17. Taryono. (2014, 21 Agustus). Empat gejala buruk akibat terlalu lama melajang. Tribun Lampung.co.id. Diakses dari http://lampung.tribunnews.com/2014/08/21/empat-gejala-buruk-akibat-terlalu-lama-melajang
  18. Wulandari, (2016). Fenomena sosial pilihan hidup tidak menikah wanita karir. Jurnal Equilibrium FKIP Unismuh Makasar, vol II, no.1

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.