slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN INTENSI CYBERLOAFING PADA PEGAWAI DINAS X PROVINSI JAWA TENGAH | Sari | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN INTENSI CYBERLOAFING PADA PEGAWAI DINAS X PROVINSI JAWA TENGAH

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 17 Sep 2018; Published: 30 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Penggunaan internet yang semakin meluas memberikan dampak negatif bagi menurunnya produktivitas pegawai disebabkan adanya penggunaan internet yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang disebut cyberloafing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan intensi cyberloafing pada pegawai Dinas X Provinsi Jawa Tengah. Kontrol diri adalah kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Intensi cyberloafing adalah niat untuk menggunakan internet melalui gadget, komputer, milik pribadi atau instansi untuk tujuan pribadi saat jam kerja di tempat kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 pegawai dan sampel dalam penelitian adalah 60 pegawai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Kontrol Diri (22 aitem, α = 0,880) dan Skala Intensi Cyberloafing (25 aitem, α = 0,949). Analisis regresi sederhana menunjukkan nilai rxy = 0,566 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan intensi cyberloafing. Semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah intensi cyberloafing dan sebaliknya. Kontrol diri memberikan sumbangan efektif sebesar 32% dalam mempengaruhi intensi cyberloafing, sedangkan sisanya sebesar 68% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Fulltext View|Download
Keywords: kontrol diri, intensi cyberloafing, pegawai

Article Metrics:

  1. Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior. Second Edition. New York: Open University Press
  2. Ardilasari, N., & Firmanto, A. (2017). Hubungan antara self-control dengan Perilaku Cyberloafing pada pegawai negeri sipil. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5(1). doi: 10.22219/jipt.v5i1.3882
  3. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2012). Profil pengguna internet Indonesia 2012. Diunduh dari https://www.slideshare.net/so3p/apjii-statistik-pengguna-internet-indonesia-2012
  4. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2014). Profil pengguna internet Indonesia 2014. Diunduh dari https://apjii.or.id/downfile/file/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONESIA2014.pdf
  5. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2016). Profil pengguna internet Indonesia 2016. Diunduh dari http://www.apjii.or.id/survei2016
  6. Astri, Y. (2014). Pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku cyberloafing pada karyawan PT Telekomunikasi Indonesia TBK Medan. Skripsi. USU library: Universitas Sumatra Utara
  7. Askew, K., Coovert, M. D., Taing, M. U., Ilie, A., & Bauer, J. (2012). Work environment factors and cyberloafing: A follow-up to Askew. Thesis. Poster presented at SIOP: San Diego, CA
  8. Blanchard, Anita L. & Christine A. Henle. (2008). Correlates of different forms of cyberloafing: the role of norms and external locus of contro. Computers in Human Behavior, 24, 1067-1084. doi: 10.1016/j.chb.2007.03.008
  9. DelCampo, G., Haggerty, Lauren, A., Haney, Meredith, J., & Knippel, Lauren, A. (2011). Managing the multi-generational workforce; from the GI generation to the millennials. Burlington: Gower Publishing Company
  10. Garrett, R. Kelly and James N. , Danziger. (2008). Disaffection or expected outcomes: Understanding personal internet use during work. Journal of Computer-Mediated Communication. 13, 937–958. doi: 10.1111/j.1083-6101.2008.00425.x
  11. Greengard, S. (2002). The high cost of cyberslacking. Workforce, 12(December), 22–24. Diunduh dari: https://www.workforce.com/2000/12/01/the-high-cost-of-cyberslacking/
  12. Greenfield, D. N., & Davis, R. A. (2002). Lost in cyberspace: The web @ work. CyberPsychology and Behavior, 5, 347–353. doi: 10.1089/109493102760275590
  13. Griffiths, M. (2003). Internet abuse in the workplace: Issues and concerns for employers and employment counselors. Journal of Employment Counseling, 40, 87–96. doi: 10.1002/j.2161-1920.2003.tb00859.x
  14. Ghufron (2004). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Tabula Rasa, 1(2). Diunduh dari: https://repository.ugm.ac.id/61388/
  15. Ghufron & Risnawita. 2011. Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
  16. LaRose, R. (2010). The problem of media habits. Communication Theory, 20, 194-222. doi: 10.1111/j.1468-2885.2010.01360.x
  17. Lim, V. K. G., & Teo, T. S. H. (2005). Prevalence, perceived seriousness, justification and regulation of cyberloafing in Singapore: An exploratory study. Information and Management, 42, 1081–1093. doi: 10.1016/j.im.2004.12.002
  18. Lim, V. K. G., Teo, T. S. H., & Loo, G. L. (2002). How do i loaf here? Let me count the ways. Communications of the ACM, 45, 66–70
  19. Muraven, M., & Baumeister, R. F. (2000). Sel-Regulation and depletion of limited resource: Does self-control resemble a muscle? Psychological Bulletin, 126, 247-259. Diunduh dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10748642
  20. Ozler, D. E., & Polat, G. (2012). Cyberloafing phenomenon in organizations: Determinants and Impacts. International Journal of e-Business an Studies, 4, 1-15
  21. Priambodho. 2015. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensi Penyimpangan
  22. Perilaku Organisasi pada Anggota Organisasi Menembak di Kota Salatiga. Skripsi. Universitas
  23. Kristen Satya Wacana Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga
  24. Siregar, S. (2017). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara
  25. Suryabrata, S. 2008. Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  26. Swanepoel, R. (2012). Self-control and integrity as antecedents of deviant workplace behaviour. Thesis. Minor Dissertation: University of Johannesburg
  27. Ugrin, dkk. (2007). Profiling cyberSlackers in the workplace: Demographic, Cultural and Workplace Factors. Journal of Internet Commerce, 6(3) , 75-89. doi: 10.1300/J179v06n03_04
  28. William, I. (2015). Dampak positif dan negatif internet. Diunduh dari https://www.kompasiana.com/lilmbone/dampak-positif-internet-dan-negatif-bagi-manusia_54f96399a3331135028b50bd
  29. Weatherbee, Terrance G. (2010). Counterproductive use of technology at work: Information and communications technologies and cyberdeviancy. Human Resource Management Review, 20, 35-44. doi: 10.1016/j.hrmr.2009.03.012

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.