skip to main content

PEMAAFAN PADA KORBAN PERUNDUNGAN

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 17 Sep 2018; Published: 30 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Perilaku perundungan dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak dan remaja di Indonesia. Kasus perundungan yang sering dijumpai dapat bersifat fisik maupun non-fisik. Hal ini mengakibatkan adanya siklus tak kasat mata yang membuat perilaku perundungan ini menjadi sebuah tradisi turun temurun dan seolah tidak dapat dihentikan. Pemaafan dari para korban perundungan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan supaya siklus tersebut dapat terhenti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami makna pemaafan yang dialami oleh subjek dalam pengalamannya sebagai korban yang telah memaafkan pelaku perundungan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi fenomenologi. Partisipan penelitian yaitu korban perundungan yang telah memaafkan pelakunya. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para korban perundungan yang telah memaafkan pelaku perundungan telah melalui proses pemaafan sebelum akhirnya dapat memaafkan. Subjek 1 mengalami avoidance motivations atau menarik diri dari transgressor (pelaku), revenge motivations atau adanya dorongan individu untuk membalas perbuatan transgressor, melakukan perenungan diri terhadap transgression (perilaku perundungan), benevolence motivations atau adanya dorongan untuk berbuat baik terhadap transgressor, dan empati. Subjek 2 mengalami avoidance motivations, benevolence motivations, perenungan diri terhadap transgression, dan empati. Subjek 3 mengalami benevolence motivations, perenungan diri terhadap transgression, dan empati.

Fulltext View|Download
Keywords: Pemaafan; korban perundungan; mahasiswa

Article Metrics:

  1. Adilla, N. (2009). Pengaruh kontrol sosial terhadap perilaku bullying pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia, 5(1), 56-66
  2. Alamsyah, A. (2008). The way of hapiness: Menapaki jalan kebahagiaan yang membebaskan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
  3. Aluede, O. (2011). Managing bullying problems in nigerian secondary schools: Some counselling interventions for implementation. The American Imposium, 342-353
  4. Craig, W., dkk. (2007). Understanding bullying: from research to practice. Canadian Psychology/Psychologie canadienne, 48(2), 86-93
  5. Dariyo, A. (2011). Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia
  6. Evans, C. B., dkk. (2014). The effectiveness of school-based bullying prevention programs: A systematic review. Aggression and Violent Behaviour , 532-544
  7. Haynie, D.L., dkk. (2001). Bullies, victims, and bully/victims: Distinct groups of at-risk youth. Journal of Early Adolescence. 21(1), 29-49
  8. http://www.merdeka.com/peristiwa/siswa-sma-70-dianiaya-senior-hingga-berdarah-darah-di-gbk.html Kaballu, R. U. (2013). Makna pemaafan pada korban konflik poso: Studi kasus dengan menggunakan teori representasi sosial. Thesis. Prodi Psikologi Unika Soegijapranata
  9. Knafo, A., dkk. (2008). The developmental origins of a disposition toward empathy: Genetic and environmental contributions. Emotion 8: 737-752
  10. Lauer, H. R. (2004). Perspektif tentang perubahan sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta
  11. McCullough, M. E., dkk. (2006). Writing about the benefit of an interpersonal transgression facilities forgiveness. Journal of consulting and clinical psychology, 74(5), 887-897
  12. Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
  13. Moutappa, M., dkk. (2004). Social network predictors of bullying and victimization. Adolescence Journal, 39(154), 315-336
  14. Mudjijanti, F. (2011). School bullying dan peran guru dalam mengatasinya. Jakarta: Naskah Krida Rakyat
  15. Murphy, A.G. (2009). Character education: Dealing with bullying. New York: Chelsea House Publishers
  16. Olweus, D. (2005). Bullying at school : What we know and what we can do. Oxford: Blackwell
  17. Salmivalli, C., & Voeten, M. (2004). Connections between attitudes, group norms and behavior associated with bullying in schools. International Journal of Behavioral Development, 28, 246-258
  18. Smokowski, P.R & Kopasz, K.H. (2005). Bullying in school: An overwiew of types, effects, family characteristics, and intervention strategies. Children & School Journal, 27(2), 101-109
  19. Stein dkk. (2006). Adolescent male bullies, victims, and bully-victims: Acomparison of psychosocial and behavioral characteristics. Journal of Pediatric Psychology, 32(3), 273–282
  20. Swearer, S.M., dkk. (2010). What can be done about school bullying?: Linking research to educational practice. Educational Researcher. 39(1), 38–47
  21. Toussaint, L & Jon, R. W. (2005). Gender differences in the relationship between empathy and forgivenes. Journal Social Psychology;145(6): 673–685
  22. Ttofi, M. M., dkk. (2012). School bullying as a predictor of violence later in life: A systematic review and meta-analysis of prospective longitudinal studies. Aggression and Violent Behavior, Elsevier, 17

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.