skip to main content

JIWA-JIWA TENANG BERTABIR IMAN: STUDI FENOMENOLOGI PADA MAHASISWI BERCADAR DI UNIVERSITAS NEGERI UMUM KOTA YOGYAKARTA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Pro kontra terhadap pemakaian cadar yang digunakan oleh para muslimah untuk menutupi bagian wajah dan hanya menampakkan sepasang mata memicu adanya stereotip negatif yang telah lama berkembang di ranah domestik maupun internasional. Penelitian fenomenologi ini dilakukan untuk memahami pengalaman hidup empat orang mahasiswi bercadar di universitas negeri umum di Yogyakarta. Data diperoleh dari hasil wawancara semi terstruktur yang mendalam (indepth interview) dan diolah menggunakan prosedur eksplikasi data (Subandi, 2009). Hasil penelitian mengungkapkan dua faktor utama yang mendorong para partisipan untuk menggunakan cadar, yaitu pencarian jati diri dalam kehidupan beragama dan modeling terhadap figur wanita bercadar. Faktor internal dan eksternal juga diketahui telah memotivasi partisipan untuk memakai cadar. Kurangnya dukungan keluarga membuat para partisipan cenderung menyembunyikan identitas dirinya sebagai wanita bercadar di lingkungan keluarga dan kampung halamannya. Dukungan sosial dari kelompok wanita bercadar mendukung para partisipan untuk menunjukkan eksistensi dirinya di lingkungan Yogyakarta meskipun tiga orang partisipan pernah mengalami diskriminasi verbal dari masyarakat sekitar. Keputusan untuk bercadar merupakan proses konversi agama yang mengarahkan para partisipan untuk semakin mendalami kehidupan religius dan meningkatkan perilaku positif sebagai implementasi dari nilai-nilai agama yang diyakini, hal ini juga memengaruhi penyesuaian diri dan gambaran diri ideal partisipan terhadap pemenuhan tugas perkembangan di masa dewasa awal.

Fulltext View|Download
Keywords: mahasiswi; cadar; universitas; eksplikasi data; konversi agama

Article Metrics:

  1. Al-Khasyt, M. U. (2010). Fikih wanita empat madzhab: Mengupas tuntas berbagai permasalahan seputar hukum fiqih setiap muslimah dalam kehidupan sehari-hari. Bandung: Ahsan Publishing
  2. Al-Albani, M. N. (2002). Ar-radd al mufhim : Hukum cadar. Yogyakarta : Media Hidayah
  3. Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
  4. Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial (jilid 2). Jakarta : Erlangga
  5. Beyerlein, K., & Sallaz, J. (2017). Faith’s wager: How religion deters gambling. Social Science Research, 62, 204-218. doi: 10.1016/j.ssresearch.2016.07.007
  6. Bozzano, M. (2016). On historical roots of women’s empowerment across Italian provinces: Religion or family culture?. European Journal of Political Economy, 1-23. doi: 10.1016/j.ejpoleco.2016.12.002
  7. Dayakisni, T., & Yuniardi, S. (2012). Psikologi lintas budaya. Malang: UMM Press
  8. Fajrin, D. F. (2016, 26 Agustus). Negara Eropa yang persoalkan cadar, burqa, dan burkini. CNN Indonesia.Diunduh dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/
  9. Fakhrurrodzi. (2016, 14 Juli). Inilah 11 negara yang melarang cadar dan jilbab. Riauonline. Diunduh dari www.riauonline.co.id
  10. Feist, J., & Feist, G.J. (2013). Teori kepribadian (jilid 1). Jakarta: Salemba Humanika
  11. Feist, J., & Feist, G.J. (2013). Teori kepribadian (jilid 2). Jakarta: Salemba Humanika
  12. Feldman, R. S. (2012a). Pengantar psikologi: Understanding psychology (jilid 1). Jakarta: Salemba Humanika
  13. Feldman, R. S. (2012b). Pengantar psikologi: Understanding psychology (jilid 2). Jakarta: Salemba Humanika
  14. Hafiz. (2016, 20 April). Hukum memakai cadar. NU Online. Diunduh dari www.nu.or.id
  15. Haidar, M. A. (2013). Makna penggunaan cadar mahasiswi Institut Keislaman Abdullah Faqih (INFAKA). Ejournal Unessa, 1(3), 1-4. Diunduh dari jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
  16. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
  17. Jamilah, S. (2016, 23 April). Shahnaz Laghari pilot wanita bercadar pertama di dunia. MINA. Diunduh dari www.mirajnews.com
  18. Jardim, G. L., & Vorster, J. M. (2003). Hijab dan the construction of female religious identity. In die Skriflig, 36(2), 271-287. doi: 10.4102ids.v37i2.469
  19. Kahija, Y. L., & Dewi, K. S. (2012). Psikologi dalam: Depth psychology. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
  20. Khenfer, J., Roux, E., Tafani, E., & Laurin, K. (2017). When God’s (not) needed: Spotlight on how belief in divine control influences goal commitment. Journal of Experimental Social Psychology, 76, 117-123. doi: 10.1016/j.jesp.2017.01.005
  21. Kusuma, W. (2016, 23 April). Dokter bercadar ini buka klinik gratis untuk bantu warga miskin. Kompas. Diunduhdari http://regional.kompas.com/read/2016/04/23/16205791/
  22. LDK Al-Kahfi Universitas Kuningan. (2013, 28 Mei). Definisi jilbab, kerudung, hijab, purdah, dan cadar. Diunduh dari www.uniku.ac.id
  23. Mahay, J., & Lewin, A. C. (2007). Age and the Desire to Marry. Journal of Family Issues, 28(5), 706-723. doi: 10.1177/0192513X06297272
  24. Mardinata, S. L. (2015, 13 Januari). 11 negara yang melarang penggunaan hijab. Liputan6. Diunduh dari http://citizen6.liputan6.com
  25. Mohamad, M., AbdRazak, A., & Mutiu, S. (2011). Meaning in life among muslim students. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 30, 743-747. doi: 10.1016/j.sbspro.2011.10.145
  26. Mutiah. (2013). DinamikakomunikasiwanitaArabbercadar. JurnalPenelitianKomunikasi, 16(1), 55-70. Diunduhdari bppkibandung.id
  27. Myers, D. G. (2012). Psikologisosial. Jakarta: SalembaHumanika
  28. Ormrod, J. (2009). Psikologi pendidikan: Membantu manusia tumbuh dan berkembang (jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga
  29. Purnama, Y. (2015, 17 Oktober). Makna hijab, khimar dan jilbab. Diunduh dari www.muslim.or.id
  30. Putra, H. (2015, 27 Maret). Bercadar, wajib, sunah, atau mubah?. Republika.Diunduh dari www.republika.co.id
  31. Radityo, M. (2015, 11 November). 4 Aksi perempuan bercadar terobos tabu, kelola TV sampai main metal. Merdeka. Diunduhdari https://www.merdeka.com
  32. Rahmath, S., Chambers, L., & Wakewich, P. (2016). Asserting citizenship: Muslim women’s experiences with the hijab in Canada. Women’s Studies International Forum, 58, 34–40. doi: 10.1016/j.wsif.2016.06.001
  33. Ramayulis, H. (2009). Psikologi agama. Jakarta: KalamMulia
  34. Ratri, L. (2011). Cadar, media dan identitas perempuan muslim. Topik Utama, 29-37. Diunduh dari ejournal.undip.ac.id
  35. Republik Indonesia. (2012).Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Sekretariat Negara. Diunduh dari www.risbang.ristekdikti.go.id
  36. Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Agama. Diunduh dari www.kepri.kemenag.go.id
  37. Rijal, A. (2016, 10 Maret). Anggota DPR Mesir menyebut cadar tradisi Yahudi, bukan Islam. Tempo. Diunduhdari https://m.tempo.co/read/news/2016/03/10/
  38. Santrock, J.W. (2012). Life-span development: Perkembangan masa-hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga
  39. Sarwono, S.W., & Meinarno, E.A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  40. Seawell, A. H., Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (2014). The effects of general social support and social support for racial discrimination on African American women’s well-being. Journal of Black Psychology, 40(1), 3-26. doi: 10.1177/0095798412469227
  41. Shihab, M. Q. (2002). Tafsir al-misbah: Pesan, kesan, dan keserasian Al-qur’an. Jakarta: Lentera Hati
  42. Smith, J. A. (2009). Psikologi kualitatif: Panduan praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  43. Suara Nasional. (2016, 23 Februari). Muslimah bercadar dapat diskriminasi melebihi LGBT, Ulil JIL Cs hanya diam. Diunduh dari www.suaranasional.com
  44. Subandi, M.A (2009). Psikologi dzikir: Studi fenomenologis dzikir tawakkal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  45. Subandi, M.A. (2013). Psikologi agama & kesehatan mental. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  46. Sugiyono. (2010). Metodepenelitiankuantitatif, kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
  47. Sugiyono. (2014). Memahamipenelitiankualitatif. Bandung: Alfabeta
  48. Suyuti, M. (2014, 10 Oktober). Cadarbukanpakaianmuslimah. Tribun Timur.Diunduh dari http://makassar.tribunnews.com
  49. Syamhudi, K. (2008, 2 Juni). Hukum cadar: Dalil-dalil ulama yang tidak mewajibkan (3). Diunduh dari www.muslimah.or.id
  50. Syuqqah, A. H. (2000). Kebebasan wanita (jilid 4). Jakarta: Gema Insani
  51. Tabrizi, R., dkk. (2017). Relationship between religion and school student’s road behavior in southern Iran. Chinese Journal of Traumatology, 30, 1-6. doi: 10.1016/j.cjtee.2016.12.001
  52. Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2009, 3 Juli). Hukum tentang jenggot dan cadar. Diunduh dari www.fatwatarjih.com
  53. Wang, X., Cai, L., Qian, J., & Peng, J. (2014). Social support moderates stress effects on depression. International Journal of Mental Health System, 8(41),5-5. doi: 10.1186/1752-4458841
  54. Xu, X., Li, Y., Liu, X., & Gan, W. (2017). Does religion matter to corruption? Evidence from China. China Economic Review, 42, 34-49. doi: 10.1016/j.chieco.2016.11.005
  55. Zempi, E. C. (2014). Unveiling Islamophobia: The victimisation of veiled muslim women. Theses. Diunduh dari http://library.college.police.uk/docs/theses/ZEMPI-unveiling-Islamophobia- 2014.pdf

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.