slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN OPTIMISME PADA WARGA BINAAN YANG MENJADI PEKERJA PEMBANTU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KLAS II A SEMARANG | Rini | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN OPTIMISME PADA WARGA BINAAN YANG MENJADI PEKERJA PEMBANTU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KLAS II A SEMARANG

1Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro,, Indonesia

2Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan optimisme pada warga binaan yang menjadi pekerja pembantu di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Semarang. Populasi berjumlah 91 pekerja pembantu dan sampel penelitian berjumlah 51 pekerja pembantu yang didapatkan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Optimisme (22 aitem; α = 0,882) dan Skala Regulasi Diri (30 aitem; α = 0,942). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara regulasi diri dan optimisme pada warga binaan yang menjadi pekerja pembantu di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Semarang, artinya semakin tinggi regulasi diri, maka semakin tinggi optimisme, sebaliknya semakin rendah regulasi diri maka semakin rendah pula optimisme yang dimiliki oleh warga binaan yang menjadi pekerja pembantu di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Semarang. Regulasi diri memberikan sumbangan efektif terhadap optimisme sebesar 39,7 %.

Fulltext View|Download
Keywords: optimisme, regulasi diri, warga binaan, pekerja pembantu, lembaga pemasyarakatan

Article Metrics:

  1. Angkasa.(2010). Over capacity narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, factor penyebab, implikasi negative, serta solusi dalam upaya optimalisasi pembinaan narapidana. Jurnal Dinamika Hukum, 10 (3), 213-221
  2. Binswnger, I. A., Merrill, J. O., Krurger, P. M., White, M. C., Booth, R. E., & Elmore, J. G. (2010).Gender differences in cronic medical, psychiatric, and substance-dependence diorders among jail inmates.American Journal of Public Health, 100 (3), 476-482. doi: 10.2105/AJPH.2008.149591
  3. Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2008).Kepribadian : Teori klasik dan riset modern. Jakarta: Penerbit Erlangga
  4. Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2014). Teori-teori psikologi.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
  5. Nurhayati, E. (2012). Psikologi perempuan dalam berbagai perspektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  6. Ormrod, J. (2012). Human learning. New Jersey : Pearson
  7. Pervin, L. A., & Cervone, D. (2010). Personality (theory and research). Hoboken: John Wiley & Sons
  8. Priyatno, D. (2009). Sistem pelaksanaan pidana penjara di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama
  9. Sabouripour, F., & Roslan, S. B. (2015).Resilience, optimism and social support among international students.Asian Social Science, 11 (15), 159-170. doi: 10.5539/ass.v11n15p159
  10. Saphiro, L. (2003). Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  11. Seligman, M. (2008).Menginstal optimisme. (Budhy Yogapranata, Trans). Bandung: PT Karya Kita
  12. Sugono.(2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
  13. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  14. Synder, C. & Lopez, S. J. (2002).Handbook of positive psychology. USA: Oxford University Press
  15. Synder, C. R., Lopez, S. J., Pedrotti, J. T. (2011). Positive psychology. Thousamd Oaks: Sage Publications

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.