skip to main content

JALANAN TERJAL SUDAH KUJAJAL Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) tentang Pengalaman Stress Coping pada Transgender Pasca Coming Out

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman stress coping pada transgender pasca coming out.Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologisInterpretative Phenomenological Analysis (IPA) untukmengungkap, mempelajari, sertamemahamifenomena yang khasdanunikpadadiritransgendersecaralangsungdanmendalam. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga orang. Hasil penelitian ini menunjukkan empat tema utama, yaitu: pengalaman stres, dampak stres, coping terhadap stres, dan dukungan yang diperoleh. Beberapa stress coping yang dilakukan oleh ketiga subjek, antara lain menerima keadaan, beranggapan tidak terjadi masalah, menghindari konflik, mendekatkan diri pada Tuhan, memanfaatkan relasi, mengatasi kelemahan fisik dan psikologis, serta memotivasi diri. Dua dari tiga subjek melakukan stress coping dengan menyibukkan diri, serta mengatur pola pikir dan emosi. Penelitian ini juga menemukan keunikan pada masing-masing subjek, diantaranya terdapat rasa tidak nyaman bersosialisasidengansesama transgender, mengkonsumsi alkohol dan narkoba, serta adanya kepercayaan diri yang tinggi pada subjek pertama; beban menjadi ketua yang dialami oleh subjek kedua; serta rasa kecewa pada diri dan keputusan terjun ke dunia prostitusi pada subjek ketiga.

Fulltext View|Download
Keywords: transgender;stres;stress coping

Article Metrics:

  1. Adhandayani, A., & Ediati, A. (2015). Pengalaman proses coming out transgender pada keluarga dan lingkungan. Jurnal Empati, 4(4), 277-281
  2. American Psychological Association. (2014). Answers to your questions about transgender people, gender identity, and gender expression. Diunduh dari http://www.apa.org/topics/lgbt/transgender.aspx
  3. Bockting, & Coleman. (2007). Developmental model of transgender coming-out. Diunduh dari www.dmcconsult.net
  4. Hartoyo, Adinda, T., Sabarini, P., Said, T. N., & Bayu, G. (2014). Sesuai kata hati: Kisah perjuangan 7 waria. Jakarta: Rehal Pustaka
  5. Helgeson, V. S. (2012). Psychology of gender. New Jersey, NJ: Pearson
  6. Hentschel, U., Smith, G., Draguns, J. G., & Ehlers, W. (2004). Defense mechanisms: Theoretical, research and clinical perspectives. Amsterdam, NT: Elsevier
  7. Jasruddin, & Daud, J. (2016). Transgender dalam persepsi masyarakat. Jurnal Equilibrium, 3(1), 19-28
  8. Kaplan, A. B. (2012, 13 februari). The prevalence of transgenderism. Diakses dari https://tgmentalhealth.com/2012/02/13/the-prevalence-of-transgenderism-an-update/
  9. Koeswinarno. (2005). Hidup sebagai waria. Yogyakarta: Kanisius
  10. Nelson, J. M. (2009). Psychology, religion, and spirituality. New York, NY.: Springer
  11. Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga
  12. Ningsih, E. S., & Syafiq, M. (2014). Pengalaman menjadi pria transgender. Character, 3(2), 1-6
  13. Rood, B. A., Reisner, S. L., Surace, F. L., Puckett, J. A., Maroney, M. R., & Pantalone, D. W
  14. (2016). Expecting rejection: Understanding the minority stress experiences of transgender and gender-nonconforming individuals. Transgender Health, 1(1), 151-164. doi: 10.1089/trgh.2016.0012
  15. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology: Biopsychosocial interactions. New Jersey, NJ: John Wiley & Sons, Inc
  16. Seidman, S., Fischer, N., & Meeks, C. (2007). Handbook of the new sexuality studies. New York, NY: Routledge
  17. Taylor, S. E. (2015). Health psychology. New York, NY: Mac Graw Hill
  18. Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi kedua belas. Jakarta: Kencana

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.