skip to main content

HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DENGAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA SISWI SMAN 2 KOTA BEKASI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara coping stress dengan intensi membeli produk fashion pada siswi SMAN 2 Kota Bekasi. Coping stress adalah proses dari sebuah bentuk usaha individu secara kognitif maupun perilaku dalam mengatasi situasi yang menekan karena tuntutan internal maupun eksternal. Sedangkan, intensi membeli produk fashion adalah kecenderungan individu untuk melakukan pembelian suatu produk fashion (pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris) untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Jumlah sampel sebanyak 240 siswi yang berusia 15-17 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Metode pengambilan data dengan menggunakan dua skala psikologi, yaitu SkalaIntensi Membeli Produk Fashion dengan 30 aitem valid (α= 0,910) dan Skala Coping Stress dengan 30 aitem valid (α = 0,857). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = - 0,125 dengan p = 0,000 (p<0,001) yang berarti ada hubungan negatif antara coping stress dengan intensi membeli produk fashion. Sumbangan efektif coping stress terhadap intensi membeli produk fashion siswi SMAN 2 Kota Bekasi sebesar 6,6% dan sisanya 93,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Fulltext View|Download
Keywords: coping stress; intensi membeli produk fashion, siswi SMA

Article Metrics:

  1. Anggreini, R. dan Sulis, M. (2014). Hubungan antara kontrol diri dan perilaku konsumtif
  2. mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi, 12(1)
  3. Ghufron, M. N., & Risnawati. R. (2012). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: ArRuzz Media. Hardjana, A. M. (1994). Stres tanpa distres, seni mengelolah stres. Yogyakarta: Kanisius
  4. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Surabaya : Erlangga
  5. Irwan. (2011). Korban hedonisme, pelajar rela jual diri hanya untuk hp baru. Diakses dari http://www.berita8.com/berita/2011/01/korban-hedonisme-pelajar-rela-jual-diri-hanya-untuk-hp-baru
  6. Monks, F.J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S.R. (2006). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
  7. Nindyaswari, P. (2012). Berbohong ala anak sekolah. Diakses dari dari http://www.kompasiana.com/sitanindyaswari/berbohong-ala-anak-sekolah_550e2cf3813311892cbc6308
  8. Santrock, J.W. (2007) Remaja. Jakarta: Erlangga
  9. Sasongko, A. (2010). Belanja bisa kurangi stres? benarkah?. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/09/15/134867-belanja-bisa-kurangi-stres-benarkah
  10. Sitohang, A. (2009). Hubungan antara konformitas terhadap kelompok teman sebaya dengan
  11. pembelian impulsif pada remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
  12. Sulistyo, J. (2014). Hubungan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan perilaku konsumtif pada remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Suryabrata, S. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  13. Wagner. (2009). Gaya hidup “shopping mall” sebagai bentuk perilaku konsumtif remaja di perkotaan ( Kasus: Konsumen remaja di tiga one stop shopping mall di jakarta). Skripsi
  14. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
  15. Wahidin, D. (2014). Pola konsumtif remaja di mal sebagai bentuk refleksi gaya hidup. Diakses pada 20 Februari 2016, dari http://www.siperubahan.com/read/626/Pola-Konsumtif-Remaja-di-Mal-Sebagai-Bentuk-Refleksi-Gaya-Hidup
  16. Zebua, A.S., & Nurdjayadi, R.D. (2001). Hubungan antara konformitas dan konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Phronesi, 3

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.