skip to main content

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA PENGURUS IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA (ILMPI)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI). Subjek penelitian ini adalah pengurus ILMPI yang berjumlah 126 orang dengan teknik pengambilan sampel proportional cluster sampling. Pengambilan data menggunakan Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja (28 aitem valid dengan α = 0,93) dan Skala Regulasi Diri (27 aitem valid dengan α = 0,91) yang telah diujicobakan kepada 66 pengurus ILMPI. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja sebesar -0,61 dengan p = 0,000 (p < 0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ada hubungan negatif antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada pengurus ILMPI dapat diterima. Regulasi diri memberikan sumbangan efektif sebesar 37,3% pada kecemasan menghadapi dunia kerja dan sebesar 62,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: regulasi diri; kecemasan menghadapi dunia kerja; pengurus ILMPI

Article Metrics:

  1. Alfiana, A. D. (2013). Regulasi diri mahasiswa ditinjau dari keikutsertaan dalam organisasi kemahasiswaan.Jurnal Psikologi Terapan, 1(2), 245-259. Diunduh dari http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/1581/1682
  2. Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Badan Pusat Statistik. (Kamis, 05 November 2015). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,18 persen. Diunduh dari http://www.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20151105121046.pdf
  3. Firmansyah, T. (Kamis, 06 November 2014). Pengangguran terdidik bertambah. Diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/11/06/neltsa-pengangguran-terdidik-bertambah
  4. Greenberger, D., & Padesky, A. C. (2004). Manajemen pikiran. Bandung: Kaifa
  5. Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta: Erlangga
  6. Maes, S., & Gebhardt, W. (2000). Self-regulation and health behavior: the health behavior goal model. Dalam M. Boekaerts, P. R. Pintrich, & M. Zeidner (Eds.), Handbook of self-regulation, 343-368. San Diego, CA: Academic Press
  7. Mu’arifah, A. (2005). Hubungan antara kecemasan dengan agresivitas. Humanitas: Indonesian Psychological Journal, 2(2), 102-111. Diunduh dari http://journal.uad.ac.id/index/php/ humanitas/article
  8. Periantalo, J. (2016). Penelitian kuantitatif untuk psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purnamasari, E. T. (2014). Hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi mengerjakan tugas pada asisten mata kuliah praktikum. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh dari http://eprints.ums.ac.id/31795 /18/02._Naskah_Publikasi.pdf
  9. Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan: landasan kerja pemimpin pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
  10. Wahyudi, I. (2012). Pengembangan pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
  11. Washarti, R. (Jumat, 1 Januari 2016). Apakah pekerja Indonesia siap hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN?. Diunduh dari http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/1/151230_indonesia_mea_pekerja Zimbardo, P. G., & Gerrig, R. J. (1999). Psychology and life. New York: Longman Zimmerman, B. J. (1986). Becoming a self-regulated learner: which are the key subprocess?. Contemporary Educational Psychology, 11, 307-313. doi: 10.1016/0361-476X(86)90027-5
  12. Zimmerman, B. J. (2000). Attaining self-regulation.Dalam M. Boekaerts, P. R. Pintrich, & M. Zeidner (Eds.), Handbook of self-regulation (hal. 13-39). San Diego, CA: Academic Press

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.