skip to main content

PENGALAMAN SAKIT PADA PENDERITA LUPUS : INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Aug 2016.

Citation Format:
Abstract

Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit yang belum diketahui secara jelas penyebabnya. Rata-rata penderita penyakit lupus adalah wanita yang sedang pada masa produktif yaitu antara usia 15-40 tahun. Beberapa obat-obatan yang diberikan kepada penderita lupus hanya berfungsi untuk mengendalikan imun dan belum terdapat obat yang dapat menyembuhkan penderita dari penyakit lupus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pengalaman sakit yang dialami oleh penderita lupus serta upaya yang dilakukan selama kondisi sakit lupus. Subjek dalam penelitian ini yaitu dua wanita yang menderita lupus dengan usia antara 15-40 tahun dan telah mendapatkan penanganan medis minimal selama dua tahun. Penelitian kualitatif-fenomenologis ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sakit lupus membuat subjek khawatir tidak dapat memiliki keturunan dan juga menjalankan perannya sebagai istri maupun ibu. Di sisi lain, penderita lupus juga khawatir jika suami/calon suami tidak dapat menerima sakit lupus yang dideritanya. Proses pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 6-12 bulan, karena gejala dari penyakit lupus yang menyerupai dengan penyakit lain. Selama menjalani pemeriksaan, subjek berharap bahwa sakit yang dialami bukan penyakit berat. Saat terdiagnosa lupus, subjek menolak kondisi tersebut. Penyakit lupus juga mengakibatkan penderitanya sulit untuk menjalankan aktifitas outdoor, mudah lelah dan juga menurunnya rasa percaya diri karena terjadi perubahan fisik seperti munculnya ruam di wajah dan juga kebotakan. Saat terjadi kambuh, subjek merasa pasrah atas kondisinya dan berharap Tuhan memberikan kesembuhan atas sakit lupus yang diderita. Subjek berharap pengobatan medis dan alternatif yang dijalani dapat membuat kondisi fisiknya semakin membaik. Dukungan dari keluarga dan kerabat membuat subjek menerima kondisi sebagai penderita lupus dan semakin termotivasi untuk sembuh.

Fulltext View|Download
Keywords: penderita lupus; pengalaman sakit; interpretative phenomenological analysis (IPA)

Article Metrics:

  1. Arisandy, Y. (2013, 24 Mei). Lupus, penyakit seribu wajah yang harus diwaspadai. Antaranews. Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/376454/lupus-penyakit-seribu-wajah-yang-harus-diwaspadai
  2. Desmisagli, A. E. (2012). Dukungan sosial keluarga dan spirit menjadi sehat penderita lupus eritematosus sistemik. Development and Clinical Psychology, 1(1), 15-21
  3. Fonseca, R., Bernardes, M., Terroso, G., Sousa, M. D., & Braga, M. F. (2014). Silent burdens in disease: Fatigue and depression in SLE. Autoimmune Disease, 2014: 1-9. doi.org/10.1155 /2014/790724
  4. Grotberg, E. H. (2003). Resilience for today: Gaining strength from adfersity. London: Praeger Publisher
  5. Hati, C. (2007). Penerimaan diri pada penderita lupus. Skripsi. Program Sarjana Universitas
  6. Indonesia. Mattje, G. D., & Turato, E. R. (2006). Life experiences with lupus erythematosus as a reprted in outpatients’ perspective: A clinical-qualitative study in Brazil. Revista Latino-Americana de Enfermagem, 14(4), 475-482
  7. Pratomo, E., & Syarief, D. (2011). Miracle of love: Dengan lupus menuju Tuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  8. Puji, S. W. (2010, 21 Juni). Abstraksi dian syarief disetujui kongres lupus internasional. Republika. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/ 06/21/120827-abstraksi-dian-syarief-disetujui-kongres-lupus-internasional
  9. Savitri, T. (2005). Aku & lupus. Jakarta: Puspa Swara
  10. Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental. Yogyakarta: Kanisius
  11. Siebert, A. L. (2005). The resiliency advantage. San Francisco: Berrett-Koehler Publisher Inc
  12. Smith, J. A., Flower, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis. London: Sage Publication
  13. Utami, S. (2008). Proses penerimaan diri pada wanita systemic lupus erythematosus (SLE). Skripsi. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang
  14. Wahyuningsih, A., & Surjaningrum, E. R. (2013). Kesejahteraan Psikologis pada Orang dengan Lupus (odapus) Wanita Usia Dewasa Awal Berstatus Menikah. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2(1), 1-8
  15. Wallace, D. J. (2007). The lupus book: Panduan lengkap bagi penderita lupus dan keluarganya. Yogyakarta: B-First

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.