skip to main content

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN YANG BELUM MEMILIKI KETURUNAN

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Aug 2016.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini berdasar pada fenomena bahwa kehadiran anak memiliki pengaruh penting dalam keluarga.Kehadiran anak dapat meningkatkan kepuasan pernikahan dan menguatkan komitmen pernikahan. Disisi lain, terdapat pasangan yang tetap bertahan pada pernikahannya walaupun belum memiliki anak. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengungkap kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh pasangan menikah ditinjau dari ketidakberadaan anak dalam pernikahan.Kepuasan pernikahan didefinisikan sebagai sejauh mana pasangan yang menikah merasakan dirinya tercukupi dan terpenuhi dalam hubungan yang dijalani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, dan teknik analisis IPA (Interpretetive Phenomenological Analysis).Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara semi-terstuktur. Penelitian ini dilakukan pada dua pasangan yang telah menikah dan belum memiliki anak, dengan usia pernikahan minimal 4 tahun yang dipilih menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik sampling purposif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketidakhadiran anak mempengaruhi kepuasan pernikahan yang dialami sebagian besar subjek, yaitu berupa perasaan sedih, kesepian, ketidaknyamanan dan kejenuhan dalam pernikahan. Selain ketidakhadiran anak, faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pernikahan subjek adalah hubungan dengan pasangan, ketidaksesuaian harapan dan belum tercapainya tujuan pernikahan. Kepuasan pernikahan dipandang sebagai terpenuhinya segala kebutuhan dalam pernikahan.

Fulltext View|Download
Keywords: pernikahan; kepuasan pernikahan; ketidakhadiran anak

Article Metrics:

  1. Azeez, A. E. P. (2013). Employed women and marital satisfaction: A study among female nurses. International Journal of Management and Social Sciences Research (IJMSSR), 2(11), 17-22. ISSN: 2319-4421
  2. Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Jakarta: Grasindo. DeGenova, M. K., & Rice, P. F. (2009). Intimate relationship, marriages, and family. New York: McGraw Hill
  3. Kertamuda, F. E. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika
  4. Moleong, L. J. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  5. Mukti, D. I., & Dewi, D. S. E. (2013). Hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri
  6. pada pasien stroke iskemik di RSUD Banjarnegara. Psycho Idea, 11(2), 35-40. ISSN
  7. -1076
  8. Muslimah, A. I. (2014). Kepuasan pernikahan ditinjau dari keterampilan komunikasi interpersonal. Jurnal Soul, 7(2). 1-8
  9. Onat, G., & Beji, N.K. (2011). Marital Relationship and Quality of Life Among Couples with Infertility. Journal of Sexuality and Disability, 30, 39-52. DOI 10.1007/s11195-011-9233-5
  10. Papalia, D. E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development: Perkembangan manusia buku 1 (edisi 10.). Jakarta: Salemba Humanika
  11. Papalia, D. E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.. (2009), Human development: Perkembangan manusia buku 2 (edisi 10.). Jakarta: Salemba Humanika
  12. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo
  13. Smith, J. A., Flower, P., & Larkin., M. (2010). Interpretative phenomenological analysis-theory, method, and research. London: Sage Publications
  14. Ulfah, S. M., & Mulyana, O. P (2014). Gambaran subjective well being pada wanita involuntary childless. Journal Penelitian Psikologi, 2(3)
  15. Wismanto, Y. B. (2012). Multi faktor yang mempengaruhi kepuasan pasangan perkawinan di Jawa Tengah. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.