slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PROBLEM EMOSI REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA: STUDI KOMPARASI PADA SISWA SMA PARULIAN 1 MEDAN | Tambunan | Jurnal EMPATI skip to main content

PROBLEM EMOSI REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA: STUDI KOMPARASI PADA SISWA SMA PARULIAN 1 MEDAN

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi problem emosi pada remaja siswa SMA dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan problem emosi remaja ditinjau dari tipe pola asuh yang diterapkan oleh orangtua. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah terdapat perbedaan problem emosi remaja ditinjau dari tipe pola asuh orangtua. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Parulian 1 Medan, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 141 siswa yang diambil dari kelas X, XI, dan XII yang ditentukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala psikologi yaitu Skala Pola Asuh Orangtua dan Skala Youth Self Report versi Bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan statistik nonparametrik dengan uji beda tes Kruskal-Wallis yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan externalizing problem pada remaja yang diasuh dengan pola asuh permisif (Mdnpermisif = 21) daripada remaja yang diasuh dengan pola asuh demokratis (Mdndemokratis= 17,5; p< 0,001) maupun pola asuh otoriter (Mdnotoriter= 20; p = 0,019). Sedangkan berdasarkan gender, remaja laki-laki lebih sering mengalami externalizing problem (Mlaki-laki = 23,11; Mperempuan= 19,80; p = 0,007), dan remaja perempuan lebih sering mengalami internalizing problem (Mperempuan = 22,54; Mlaki-laki = 18,54; p = 0,003).
Fulltext View|Download
Keywords: pola asuh orangtua; problem emosi; remaja

Article Metrics:

  1. Achenbach, T. M. & Rescorla, L. A. (2001). Manual for ASEBA school-age forms & profiles. Burlington, VT: University of Vermont, Research Center for Children, Youth, & Families
  2. Ali, M. & Asrori, M. (2009). Psikologi remaja pengembangan peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
  3. Azwar, S. (2014). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri. Bandung: PT. Refika Aditama
  5. Balter, L., Tamis-LeMonda, & Catherine, S. (2003). Child psychology: A handbook of contemporary issues. New York: Psychology Press
  6. Bunuh diri di kalangan remaja meningkat. (2015, September 22). BBC Indonesia. Diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/09/150922_majalah_bunuh_diri
  7. Dewi, A. A. A. & Valentina, T. D. (2013). Hubungan kelekatan orangtua-remaja dengan kemandirian pada remaja di SMKN 1 Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 181-189
  8. Ediati, A. (2015). Profil problem emosi/perilaku pada remaha pelajar SMP-SMA di kota Semarang. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 14(2), 190-198
  9. Finkenauer, C., Engels, R. C. M., & Baumeister, R. F. (2005). Parenting behaviour and adolescent behavioural and emotional problem: The role of self-control. International Journal of Behavioral Development, 29(1), 58-69
  10. Hurlock, E. B. (2006). Perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Erlangga
  11. IDAI. (2013). Masalah kesehatan mental emosional remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses dari http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mentalemosional-remaja, pada 4 April 2015
  12. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman pelayanan kesehatan anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi petugas kesehatan. Diunduh dari http://www.gizikia.depkes.go.id/download/PEDOMAN-YANKES-ANAK-DI-SLB-BAGIPETUGAS-KESEHATAN.pdf
  13. Ivanova, M. Y., Achenbach, T. M., Rescorla, L. A., Dumenci, L., Almqvist, F., Bilenberg, N., etal. (2007). The generalizability of the youth self-report syndrome structure in 23 societies. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 75, 729-738
  14. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Yogyakarta: Kencana Prenada Media
  15. Marcotte, D., Alain, M., & Gosselin, M.J. (2002). Gender differences in adolescent depression: Gender typed characteristic or problem solving skill deficits?. Sex Roles, 41(1), 31-34
  16. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, A. R. (2004). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  17. Papalia, Olds, & Feldman. (2009). Human development: Perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika
  18. Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga
  19. Windratie. (2014, September 10). Bunuh diri penyebab utama kematian remaja. CNN Indonesia. Diakses dari http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20140910124240-255-2933/bunuhdiri-penyebab-utama-kematian-remaja/

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.