skip to main content

MAKNA MENJADI PENARI JAWA: SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract

 

Menjalani kehidupan sebagai seorang pelaku kesenian tradisional di tengah-tengah selera masyarakat yang mayoritas mulai bergeser ke arah modern merupakan sebuah tantangan tersendiri. Penelitian ini bermaksud untuk memahami bagaimana penari Jawa memaknai perjalanan sebagai penari, serta sejauh apa tari tradisi Jawa mempengaruhi kehidupan penari. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis, yaitu IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci dan sesuai untuk menjawab pertanyaan peneliti. Prosedur tersebut bertitik fokus pada eksplorasi pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Proses pemerolehan subjek menggunakan teknik purposive. Subjek adalah empat orang penari tradisional Jawa yang melestarikan tari dengan masih berkegiatan menari ataupun menjadi guru tari dan berdomisili di Semarang, Solo, serta Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan tiga tema utama, yaitu pilihan hidup sebagai penari, pencelupan diri pada tari, dan pengembangan diri yang positif. Penari bukan sekadar bidang atau pekerjaan bagi keempat subjek, menjalani kehidupan sebagai penari merupakan jalan hidup yang telah dipilih untuk mengantarkan keempat subjek menuju pengembangan diri yang positif, pribadi yang lebih tenang dan matang dalam menghadapi persoalan hidup. Berdasarkan hal tersebut, tari Jawa beserta nilai-nilai yang ada didalamnya memiliki pengaruh yang positif sehingga patut diperhitungkan dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan psikologi khususnya psikologi kepribadian dan indigeneous psychology.

Fulltext View|Download
Keywords: makna; tari; tradisional; jawa; penari

Article Metrics:

  1. American Dance Therapy Association. (2015). About Dance/Movement. Diakses dari www.adta.org
  2. Carr, A. (2004). Positive psychology: The science of happiness and human strenght. New York: Brunner-Routledge
  3. Chaiklin, S. & Wengrower, H. (2009). The art and dance-movement therapy. New York: Routledge Taylor & Francis Group
  4. Dewi, K. S. (2009). Kesehatan mental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
  5. Hadi, S. (2007). Kajian tari teks dan konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
  6. Hidajat, R. ( 2008 ). Seni tari. Perpustakaan Nasional katalog dalam Terbitan (KDT)
  7. Hui, E., Chui, B. T., & Woo, J. (2008). Effects of dance on physical and psychological wellbeing in older persons. Archives of Gerontology and Geriatrics, 49, 45-50. Diunduh dari www.elsevier.com/locate/archger
  8. Hurclok, E. B. (2006). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
  9. Jazuli, M. (1994). Telaah teoritis seni tari. Semarang: IKIP Semarang Press
  10. Kussudiardja, B. (1992). Dari klasik hingga kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press
  11. Luthans, F. & Peterson, S. J. (2002). Employee engagement and manager self-efficacy. Journal of Management Development, 21(5), 376-387
  12. Maslow, A. A. (1994). Motivasi dan kepribadian, jilid 2. Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo
  13. Putraningsih, T. (2006). Studio tari gaya Yogyakarta (yayasan pamulangan beksa sasminta mardawa): Penyangga kehidupan tari klasik gaya Yogyakarta. Diunduh dari file:///D:/Downloads/Makalah%20seminarS-2%202006.pdf
  14. Sumardjo, J. (2000). Filsafat seni. Bandung: ITB
  15. Sumaryono, (2003). Restorasi seni tari dan transformasi budaya. Yogyakarta: Lembaga Kajian Pendidikan dan Humaniora Indonesia
  16. Sedyawati, E. (2003). Warisan budaya tak benda. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia
  17. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis-theory,method, and research. London: Sage Publications
  18. Thowok, D. N. (2014, 12 Oktober). Satu Indonesia. File video. Diunduh dari https://youtu.be/yOejvaXL-Zg
  19. Widaryanto, F. X. (2005). Kritik tari: Gaya, struktur, dan makna. Bandung: Kelir

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.