slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
KUTERIMA KEKURANGANKU (STUDI FENOMENOLOGIS DEKSRIPTIF TENTANG PENGALAMAN PSIKOLOGIS PENDERITA DIABETES MELLITUS PASCA-AMPUTASI) | Ruri | Jurnal EMPATI skip to main content

KUTERIMA KEKURANGANKU (STUDI FENOMENOLOGIS DEKSRIPTIF TENTANG PENGALAMAN PSIKOLOGIS PENDERITA DIABETES MELLITUS PASCA-AMPUTASI)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 16 Jan 2017.

Citation Format:
Abstract
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi pada mata, jantung, ginjal, saraf, dan apabila tidak ditangani dengan tepat atau tidak secepatnya, penderita harus diamputasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengalaman psikologis penderita diabetes mellitus setelah menjalani amputasi. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview. Subjek berjumlah tiga orang dan didapatkan dengan menggunakan teknik purposif. Analisis pada penelitian ini menggunakan teknik eksplikasi data. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa ketiga subjek pada saat sebelum hingga sesudah amputasi memiliki pengalaman psikologis, seperti: pengambilan keputusan untuk diamputasi, yang mana ketiga subjek memutuskan untuk diamputasi karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Amputasi juga memengaruhi pandangan ketiga subjek akan kondisi fisiknya, yang mana ketiga subjek harus menerima kondisi fisiknya yang tidak sempurna seperti dulu. Ketiga subjek juga harus beradaptasi dengan lingkungannya maupun dengan kondisi fisiknya dalam menjalankan sehari-hari. Kondisi amputasi tersebut tak lepas dari adanya rasa rendah diri, maupun sulitnya beradaptasi dengan keluarga terkait dengan kondisi perekonomian keluarga yang mau tidak mau menjadi terhambat pada saat awal mula diamputasi. Ketiga subjek mengatasi perasaan dan hambatan tersebut dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan agar permasalahan yang mereka hadapi dapat mereka lewati.
Fulltext View|Download
Keywords: diabetes mellitus; pengalaman psikologi; amputasi

Article Metrics:

  1. Agustin, Y., Nurachmah, E., dan Kariasa, I. M. (2013). Pengalaman klien diabetes mellitus tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Jurnal Keperawatan Indonesia, 16(2)
  2. Anggina, L.L., Hamzah, A., dan Pandhit. (2010). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam melaksanakan program diet di poli penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 1-9
  3. Arifin dan Damayanti, S. (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUP dr. soeradji tirtonegoro Klaten. Jurnal Kperawatan Respati, 2(2)
  4. Bjorkman, B., dkk. (2016). The meaning and consequences of amputation and mastectomy from the perspective of pain and suffering. Scandinavian Journal of Pain, 466(8)
  5. Christanty, D. A., dan Wardhana, I. S. P. (2013). Hubungan persepsi dukungan sosial dengan penerimaan diri pasien penderita diabetes mellitus pasca amputasi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga, 2(2)
  6. Groenewald, T. (2004). A phenomenological research design illustrated. International Journal of Qualitative Methods, 3(1)
  7. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif, untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  8. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatin: pusat data dan informasi kementerian RI. Diunduh dari www.depkes.go.id
  9. Kusuma, H., dan Hidayati, W. (2013). Hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di persadia Salatiga. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 1(2)
  10. Marseglia, A., dkk. (2014). Cognitive functioning among patients with diabetic foot. Journal of Diabetes and Its Complication, 28, 863-868
  11. Misnadiarly. (2006). Diabetes mellitus: Gangren, ulcer, infeksi, mengenal gejala, menanggulangi, dan mencegah komplikasi. Diunduh dari https://books.google.co.id/ books?id=UYMwK1Ok92kC&printsec=frontcover&dq=diabetes+mellitus+misnadiarly&hl=en&sa=X&ved=0CBoQ6AEwAGoVChMIsq7T2ZbkyAIVwQaOCh3JGA2c#v=onepage&q=diabetes%20mellitus%20misnadiarly&f=false
  12. Oltmans, T. F., dan Emery, R. E. (2013). Psikologi abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  13. Sadikin, L. M dan Subekti, E. M. A. (2013). Coping stres pada penderita diabetes mellitus pasca amputasi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga, 2(3)
  14. Sarafino, E. P., dan Smith, T. W. (2011). Health psychology: Biopsychosocial interactions (7th ed). Hoboken: John Willey & Sons Inc
  15. Soegondo, S. (2008). Hidup secara mandiri dengan diabetes melitus, kencing manis, sakit gula. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  16. Sofiana, L.I., Elita, V., dan Utomo, W. (2012). Hubungan antara stres dengan konsep diri pada penderita diabetes mellitus Tipe 2. Jurnal Ners Indonesia, 2(2)
  17. Stenberg, R. J. (2008). Psikologi kogntif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  18. Subandi, M. A. (2009). Psikologi dzikir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  19. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Diunduh dari https://books.google.co.id/ books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA144&dq=psikologi+keperawatan&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiujfPmtqbQAhUMQI8KHbniDzQQ6AEIHDAA#v=onepage&q=psikologi%20keperawatan&f=false
  20. Tombokan, V., Rattu, A. J. M., dan Tilaar, C. R. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien diabetes mellitus pada praktek dokter keluarga di kota Tomohon. JIKMU, 5(2)
  21. Zahn, D., dan Kubiak, T. (2015). Diabetes: Psychosocial aspect. Johannes Gutenberg University Mainz, Mainz, Germany, 6, 3628-3631

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.