slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
BERI AKU KESEMPATAN Studi Fenomenologis Pengalaman Penyesuaian Diri pada Penderita Kusta setelah Kembali ke Lingkungan Masyarakat | Soenoe | Jurnal EMPATI skip to main content

BERI AKU KESEMPATAN Studi Fenomenologis Pengalaman Penyesuaian Diri pada Penderita Kusta setelah Kembali ke Lingkungan Masyarakat

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 16 Jan 2017.

Citation Format:
Abstract
Kusta merupakan penyakit menular kronis yang dalam kasusnya sangat berkaitan dengan stigma yang berkembang di masyarakat. Penderita kusta yang selesai menjalani medikasi harus kembali ke lingkungan masyarakat dengan berbagai stigma yang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengalaman penyesuaian diri pada penderita kusta pasca kembali ke lingkungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumen audio, dan dokumen resmi. Subjek penelitian berjumlah tiga orang dewasa madya yang terdiri dari dua orang pria dan satu orang wanita dengan karakteristik telah menderita kusta selama minimal empat tahun, telah menjalani medikasi, telah dinyatakan tidak menular dan kembali ke lingkungan masyarakat, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Hasil penelitian mengungkap bahwa penderita kusta yang kembali ke lingkungan masyarakat akan menemui stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Pada penderita kusta yang kembali menjalani hidupnya dengan masyarakat ditemukan adanya perasaan sedih, pasrah, sakit hati, dan menarik diri dalam menghadapi respon negatif masyarakat. Kemampuan penderita kusta untuk dapat bangkit dari keterpurukan dan menyesuaikan diri dipengaruhi oleh dukungan keluarga, kemampuan kontrol diri, keterikatan dengan masyarakat, penilaian terhadap diri sendiri, dukungan sosial, dan usaha untuk kembali menjalin hubungan dengan masyarakat.
Fulltext View|Download
Keywords: kusta; penyesuaian diri; medikasi; stigma; diskriminasi

Article Metrics:

  1. Alwasilah, A. C. (2008). Pokoknya kualitatif dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
  2. Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
  3. Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
  4. Brakel, W. H. Van. (2005). Measuring health-related stigma – a literature review. Int J Lepr Other Mycobact Dis, 71, 190–197
  5. Creswell, J. W. (2015). Penelitian kualitatif & desain riset(3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  6. Daymon, C., & Holloway, I. (2008). Riset kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Bentang
  7. Dewi, K. S. (2012). Kesehatan mental. Semarang: UPT Undip Press
  8. Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group
  9. Haber, A & Runyon, R. P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois: Dorsey Press
  10. Jatmika, A. (2014). Kusta bukan penyakit kutukan. Tempo.co. Diakses dari https://m.tempo.co/read/news/2014/01/27/060548769/kusta-bukan-penyakit-kutukan
  11. Kahija, Y. F. L. (2006). Pengenalan dan penyusunan proposal/ skripsi penelitian fenomenologis. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
  12. KemenkesRI. (2015). Infodatin pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI
  13. Kosasih, A., Wisnu, I., Menaldi, S., & Sjamsoe, E. (2010). Kusta. In Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  14. Lesmana, A. C. (2014). Hubungan derajat pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta terhadap penerimaan sosial pada mantan penderita penyakit kusta. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, 1–19
  15. Luka, E. E. (2010). Understanding the stigma of leprosy. Southern Sudan Medical Journal, 3(3), 9–12
  16. Maharani, A. (2015). Penyakit kulit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
  17. Marks, D. E., & Yardley, L. (2004). Research methods for clinical and health psychology. London: SAGE Publications
  18. Moelong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
  19. Nasution, S., Ngatimin, M. R., & Syafar, M. (2012). Dampak rehabilitasi medis pada penyandang disabilitas kusta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 6(4), 163–167
  20. Pierce, G. R., Sarason, B. R., & Sarason, I. G. (1996). Handbook of social support and the family. New York: Plenum Press
  21. Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia
  22. Rafferty, J. (2005). Curing the stigma of leprosy. Leprosy Review, 76(2), 119–126
  23. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  24. Siregar, R. S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
  25. Soedarjatmi, Istiarti, T., & Widagdo, L. (2009). Faktor-faktor yang melatarbelakangi persepsi penderita terhadap stigma penyakit kusta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 4(1), 18–24
  26. Subandi. (2009). Psikologi dzikir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  27. WHO. (2008). Stigma: A guidebook for action. Edinburgh: Health Scotland

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.