slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGALAMAN MENJADI PEMAIN WAYANG ORANG NGESTI PANDOWO | Wijanarko | Jurnal EMPATI skip to main content

PENGALAMAN MENJADI PEMAIN WAYANG ORANG NGESTI PANDOWO

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Budaya pewayangan merupakan bentuk kesenian tradisional yang amat mengakar pada masyarakat Indonesia. Penanaman nilai-nilai budaya disebut dengan internalisasi, yaitu proses menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri orang yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran mengenai pengalaman pemain wayang orang dalam menjalankan tugasnya yaitu berperan menjadi tokoh dalam cerita wayang. Penelitian menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci. Prosedur tersebut bertitik fokus pada eksplorasi pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Dari eksplorasi pengalaman subjek terhadap kehidupan, akan memunculkan makna dalam peristiwa unik yang dirasakan oleh subjek. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah latar belakang ketiga subjek dalam pengambilan keputusan menjadi pemain wayang orang karena mencintai kesenian wayang, dan keinginan untuk berkarya. Pencapaian dalam berkesenian wayang adalah ketika mampu menghayati perannya sehingga mampu menggambarkan tokoh yang diperankannya diatas panggung. Nilai-nilai yang terkandung dalam seni wayang diterapkan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai positif dalam wayang. Upaya dalam mencapai pengalaman berperan dilakukan melalui nilai berkarya, nilai penghayatan dan nilai bersikap.
Fulltext View|Download
Keywords: pemain wayang orang; pengambilan keputusan; penghayatan berkesenian wayang

Article Metrics:

  1. Arisandy, K. (2010). Perkembangan pementasan kesenian tradisional wayang kulit bagi masyarakat desa purworejo, kecamatanngunut, kabupaten tulungagung. Jurnal Ilmu Budaya Universitas Negeri Malang. Diunduh dari http://library.um.ac.id/free‐contents/printjournal.php/50925.html
  2. Artik. (2012). Peran wayang kulit dalam penguatan kebudayaan nasional. Jurnal IKIP Veteran Semarang. Diunduh dari ejournal.ikip-veteran.ac.id/ejournal/index.php/democratia/article/.../192.html
  3. Hersapandi. (1999). Wayang wong sriwedari. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia
  4. Jamil, M.M, dkk. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi lunturnya kesenian tradisional semarang (studi eksplorasi kesenian tradisional semarang). Jurnal Riptek: Pusat Penelitian IAIN Walisongo dan Pengajar. 5(2) 41 – 51. Diunduh dari http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/4.DRAFT-IAIN-8-NOV.pdf
  5. Sarwono, S.W. & Meinano, E. A. (2014). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  6. Sitorus, E.D. (2002). The art of acting: Seni peran untuk teater, film & TV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  7. Smith, J.A. (2009). Psikologi kualitatif panduan praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  8. Soedarsono, R.M. (1997). Wayang wong-drama tari ritual kenegaraan di keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  9. Soedarsono, R.M. (2003). Seni pertunjukan-dari perspektif politik, sosial, dan ekonomi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.