skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI BERAKREDITASI A DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 16 Jan 2017.

Citation Format:
Abstract
Kecerdasan emosional merupakan dasar untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, penuh perhatian, serta optimis sehingga mampu mengatasi masalah dalam kehidupan. Keterikatan kerja adalah keadaan pikiran yang positif berkaitan dengan pekerjaan ditandai dengan adanya energi, dedikasi, dan penghayatan. Tujuan penelitian adalah mengamati apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan keterikatan kerja pada Guru Sekolah Menengah Atas berkareditasi A di kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah 112 guru, dengan sampel 62 guru yang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Skala Keterikatan Kerja (33 aitem valid, α= 0,937) dan Skala Kecerdasan Emosional (43 aitem valid, α=0,944). Analisis regresi sederhana menunjukkan nilai rxy =0,703 dan p=0,000 (p<0,001). Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan keterikatan kerja. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula keterikatan kerja, dan sebaliknya. Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 49,4% dalam mempengaruhi keterikatan kerja, sedangkan sisanya sebesar 51,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: kecerdasan emosional; keterikatan kerja; guru

Article Metrics:

  1. Albrecht, S. L. (2010). Research and practice. handbook of employee engagement perspective, issues. Cheltenham : MGP Books Group
  2. Bakker, A. B., & Leiter M. P. (2010). Work engagement. A handbook of essesntial theory and research. New York: Psychology Press
  3. Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The job demands-resources model: state of art. Journal of Managerial Psychology, 309-328
  4. Badan Pusat Statistik Kota Semarang. (2016). Kecamatan Ngaliyan dalam angka 2016. Diunduh dari https://semarangkota.bps.go.id/
  5. Brackett, M.A., & Mayer, J.D. (2003). Convergent, discriminant, and incremental validity of competing measures of emotional intelligence. Society for Personality and Social Psychology. Vol. 29 No. X. DOI: 10.1177/0146167203254596
  6. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Depdiknas
  7. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2005 Tentang Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. Jakarta : Depdiknas
  8. Duran, A., Extremera, N., & Rey, L. (2004). Self–reported emotional intelligence, burnout and engagement among staff in services for people with intellectual disabilities. Psychological Reports, 95, 386-390
  9. Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional. Mengapa EI lebih penting dari pada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  10. Hakanen, J. J., Bakker, A.B., & Schaufeli, W.B. (2006). Burnout and work enggament among teacher. Journal of School Psychology, 495-513
  11. Hobfoll, S. E., Johnson, R. J., Ennis, N., & Jackson A. P. (2003). Resources loss, resource gain, and emotional outcomes among inner city women. Journal of Personality and Social Psychology, 84(3), 632-643
  12. Kazi, S. S. (2013). Occupational stress, performance and emotional inteligence: a critical review. International review of social sciences and humanities, 5(1),185-191
  13. Mulyasa, E. (2007). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : Rosdakarya
  14. Ormrod, J. E. (2009). Psikologi pendidikan. Membantu siswa tumbuh dan berkembang. Edisi keenam. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga
  15. Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika
  16. Persson, A. (2010). Identifying predictors of work engagement: An example from management consultancy company. Skripsi. Sweden: Stockholms University
  17. Prastadila, P., & Paramita, P.P. (2013). Hubungan antara emotional intelligence dengan self efficacy guru yang mengajar di sekolah inklusi tingkat dasar. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 2(1)
  18. Puspitarini, M. (2014). Kualitas guru RI nyaris terbawah di dunia. Diunduh dari http://news.okezone.com
  19. Salanova, M., Agust, S. & Perio, J. M. (2005). Linking organizational resouce and work engagement to employee performance and customer loyalty: The mediation of service climate. Journal of Applied Psychology, 90. 1217 ‐ 1227
  20. Sakdanur. (2005). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja kepala sekolah survey di SLTP Riau Daratan provinsi Riau. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 1 – 60
  21. Takawira, N. (2012). Job embeddedness, work engagement and turnover intention of staff in a higher education institution. Disertasi. South Africa: University Of South Africa

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.