slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME | Prasetyanti | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecenderungan post power syndrome. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel diambil berdasarkan teknik purposive insidentalsampling. Subjek penelitian adalah lansia pensiunan pegawai PT “X” dengan jumlah 60 orang. Alat pengumpulan data penelitian menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala KecenderunganPost Power Syndrome (34 aitem valid, α = 0,945) dan Skala Religiusitas (27 aitemvalid (α =0.735).Hasil analisis dengan menggunakan analisis regresisederhana menunjukkannilai koefisien korelasi (rxy) sebesar = -0,695 dengan p = 0,000 (p < 0,001) menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan post power syndrome diterima. Semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecenderungan post power syndrome dan sebaliknya. Religiusitas memberikan sumbangan efektif sebesar 33% terhadap variasi kecenderungan post power syndrome.
Fulltext View|Download
Keywords: kecenderungan post power syndrome; religiusitas; pensiun; dewasa lanjut

Article Metrics:

  1. Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality and behaviour. Berkshire: Open University Press
  2. Aiken, L. R. (2002). Psychological testing and assesment. Boston : Allyn Bacon
  3. Ancok, D.& Suroso, F.N. (2011). Psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Argyle. M. (2013). The psychology of happiness. New York: Routledge
  5. Darmawanti, I. (2012). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan kemampuan dalam mengatasi stres (coping stress).Jurnal Psikologi dan Terapan, 2(2)
  6. Hawari, D. (2013). Managemen stres, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI
  7. Indriana, Y. (2012). Gerontologi dan progeria. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  8. Jalaluddin. (2012). Psikologi agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  9. Jacobson, dkk. (2004). Belief in an afterlife, spiritual well-being and end-of-life despair in patients with advanced cancer.Journal General Hospital Psychiatry,26(6), 484-486
  10. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
  11. Kartono, K. (2012). Patologi sosial 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  12. Nashori, F.& Mucharam, R.D. (2002).Mengembangkan kreativitas dalam perspektif psikologi islami. Yogyakarta: Menara Kudus
  13. Papalia, D.E., Sterns, H.L., Feldman, R.D.& Camp, C.J. (2007).Adult development and aging. 3rd Edition. New York: McGraw-Hill
  14. Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius
  15. Shepard, J. M. (2013). Sociology. Belmont: Wadsworth Cengange Learning
  16. Suardiman, S. P. (2011). Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  17. Thouless, R. H. (2000). Pengantar psikologi agama. Alih Bahasa oleh Machnun Husein. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.