skip to main content

EFIKASI DIRI DITINJAU DARI SCHOOL WELL-BEING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Oct 2015.

Citation Format:
Abstract
Efikasi diri merupakan sebuah sumber kunci pribadi dalam mengembangkan diri, keberhasilan dalam beradaptasi, dan perubahan. Efikasi diri yang positif membuat remaja yakin dengan kemampuannya dalam melakukan tugas-tugasnya dan menghadapi hambatan di lingkungannya dengan baik. Keyakinan pada remaja ini dapat dibentuk melalui kualitas pendidikan yang baik, di mana lingkungan sekolah menjadi pengaruh penting. School well-being penting untuk diketahui karena dapat digunakan sebagai alat evaluasi bagi kesejahteraan siswa terhadap kehidupan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara school well-being dengan efikasi diri pada siswa sekolah menengah kejuruan. Pengumpulan data menggunakan Skala Efikasi Diri (30 aitem; α = 0,869) dan Skala School Well-being (30 aitem; α=0,906). Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMK Yayasan Pharmasi Semarang yang berjumlah 261 siswa. Subjek penelitian berjumlah 142 siswa yang dipilih melalui teknik cluster random sampling. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara school well-being dengan efikasi diri pada siswa SMK di Semarang (rxy = 0,397; p<0,001). Sumbangan efektif school well-being terhadap efikasi diri sebesar 15,7%.
Fulltext View|Download
Keywords: school well-being; efikasi diri; sekolah menengah kejuruan

Article Metrics:

  1. Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. (Edisi Revisi). Malang: UMM Press
  2. Anam, M. K. (2008). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan efikasi diri pada siswa SMA Negeri 1 Purwodadi Grobogan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
  3. Azwar, S. (2014). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercice of control. New York: W. H. Freeman and Company
  5. Bandura, A. (2006). Adolescent development from an agentic perspective. In F. Pajares & T. Urdan (Eds.), Self-efficacy Beliefs of Adolescents, 1-43. Greenwich: Informational Age Publishing, Inc
  6. Feist, J., & Feist, G.J. (2008). Theory of personality. (Edisi Keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  7. Konu, A.I., & Rimpela, T. P. (2002). Well-being in school: A conceptual model. Health Promotion International, 17(1), 79-87
  8. O’Brien, M. (2008). Well-being and post-primary schooling: a review of the literature and research. Merrion Square: Dublin
  9. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldmen, R. D. (2008). Human development: Psikologi perkembangan. (Edisi Kesembilan). Jakarta: Kencana
  10. Sahin, M. (2014, Agustus 24). Masalah pendidikan di Indonesia. Kompasiana. Diakses dari http://m.kompasiana.com/ post/read/682431/1/masalah-pendidikan-diindonesia.html, pada 16 September 2014
  11. Santrock, J.W. (2007). Remaja. (Edisi 11). Jakarta: Penerbit Erlangga
  12. Schunk, D. H., & Meece, J. L. (2006). Self-efficacy development in adolescence. In F. Pajares & T. Urdan (Eds.), Self-efficacy Beliefs of Adolescents, 71-96. Greenwich: Informational Age Publishing, Inc
  13. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitiatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  14. Tian, L., Liu, B., Huang, S., & Huebner, E,S. (2013). Perceived social support and school well-being among chinese early and middle adolescents: The mediational role of self-esteem. Social Indicators Research, 113, 991-1008
  15. Widanarti, N., & Indati, A. (2002). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan self efficacy pada remaja di SMU Negeri 9 Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 2, 112- 123

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.