PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGENCER SEMEN SITRAT KUNING TELUR DAN TRIS KUNING TELUR TERHADAP PERSENTASE DAYA HIDUP SPERMATOZOA SAPI JAWA BREBES

Dwi Hartanti, Eny Tantini Setiatin, Sutopo Sutopo

Abstract


Masalah utama pada perkembangbiakan sapi Jawa Brebes adalah keterbatasan jumlah pejantan unggul dan terjadinya perkawinan silang dengan bangsa lain karena dipelihara secara umbaran. Guna mempertahankan kemurnian turunan dari sapi Jabres perlu dilakukan upaya manipulasi bioteknologi reproduksi, yaitu dengan Inseminasi Buatan (IB). Upaya optimalisasi pengolahan semen agar diperoleh kualitas semen yang optimal dapat dilakukan melalui pemilihan jenis pengencer semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengencer semen sitrat kuning telur dan tris kuning telur terhadap daya hidup spermatozoa sapi Jawa Brebes. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di Kelompok Tani Ternak (KTT) Cikoneng Sejahtera di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu semen yang ditampung dari 5 ekor pejantan sapi Jawa Brebes. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 ekor sapi Jabres dengan 3 macam perlakuan (T1 = tanpa pengecer; T2 = pengencer sitrat kuning telur dan T3 = pengencer tris kuning telur). Parameter yang diamati yaitu persentase daya hidup spermatozoa dari lama spermatozoa mampu bertahan hidup sampai dengan tingkat daya hidup 0% pada pengamatan 0-9 jam dengan interval pengamatan 1 jam dan setiap sampel diamati oleh 3 orang panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interval jam ke-0 didapatkan T1 mempunyai perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap T2 dan T3. Pada interval jam ke-1 setelah diencerkan, persentase daya hidup spermatozoa T2 maupun T3 menunjukkan adanya relatif angka yang lebih tinggi dibandingkan T1. Pada interval jam ke-2, persentase daya hidup spermatozoa T1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T2 maupun T3. Pada interval jam ke-3 setelah diencerkan, persentase daya hidup spermatozoa T2 maupun T3 menunjukkan adanya relatif angka yang lebih tinggi dibandingkan T1. Pada interval jam ke-4, T1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T2 dan T3, sedangkan T2 dan T3 tidak berbeda. Berdasarkan pengamatan interval jam ke-1, ke-3, ke-5, ke-6, ke-7, ke-8 dan ke-9, perlakuan T1, T2 dan T3 tidak terdapat perbedaan (P>0,05) terhadap persentase daya hidup spermatozoa. Kesimpulan dari penelitian adalah pengencer sitrat kuning telur dan tris kuning telur mempunyai pengaruh yang sama terhadap kemampuan daya hidup spermatozoa pada berbagai interval pengamatan setelah pengenceran. Persentase daya hidup spermatozoa semakin menurun pada pengamatan interval pertama sampai sembilan jam setelah diencerkan.
Kata kunci : interval pengamatan, daya hidup, pengencer semen, sapi Jawa Brebes

Full Text:

Fulltext PDF



Lisensi Creative Commons
AAJ diterbitkan oleh Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj



is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View My Stats