BENTUK KETAHANAN IKLIM KAWASAN BERSEJARAH DI KAMPUNG MELAYU SEMARANG
Abstract
ABSTRAK
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global yang paling signifikan yang dihadapi masyarakat dan lingkungan saat ini. Perubahan iklim memiliki implikasi terhadap alam, kehidupan sosial, dan juga kawasan warisan budaya. Perubahan iklim dan kerentanan lainnya menjadi bahaya untuk kawasan konservasi. Kita harus mempersiapkan alternatif terburuk dari perubahan iklim dalam rangka untuk melindungi situs warisan budaya dari kerusakan. Saat ini, daerah pelestarian warisan budaya di Semarang memiliki banyak masalah, seperti masalah banjir, rob, dan kondisi hidup yang tidak sehat. Banyak bangunan bersejarah yang rusak kondisinya dan tenggelam karena rob dan banjir. Jadi, kita perlu pemetaan wilayah untuk mengetahui apa dan bagaimana dampak dari perubahan iklim pada kawasan tersebut dan kemudian memecahkan masalah. Sementara masalah ini terselesaikan, kita dapat mempertahankan karakteristik kawasan cagar budaya, dan akan meningkatkan karakter seluruh kota serta membantu memberikan image baik bagi Semarang.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis fenomena perubahan iklim yang ada di Kampung Melayu Semarang; 2) Mengidentifikasi karakteristik kerentanan di Kampung Melayu Semarang, 3) Menginvestigasi dampak perubahan iklim terhadap kerentanan kawasan, dan kemudian 4) Merumuskan bentuk ketahanan kawasan terhadap perubahan iklim yang terjadi.
Penelitian ini mencoba untuk menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Dan pendekatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian ini adalah pendekatan spasial. Berdasar dari hasil penelitian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk ketahanan iklim kawasan bersejarah di Kampung Melayu Semarang berupa adaptasi transformasi bangunan dan no action. Dengan demikian ke depannya direkomendasikan kepada Pemerintah Kota Semarang untuk bisa mengatasi masalah banjir dan rob setempat agar bangunan-bangunan bersejarah yang ada tetap bisa dipertahankan dan Kampung Melayu bisa bertahan dari perubahan iklim yang ada.
Kata Kunci: ketahanan iklim, kawasan warisan budaya, adaptasi, transformasi bangunan, no action
ABSTRACT
Climate change is one of the most significant global challenges faced by today's society and the environment. Climate change has implications for the nature, social life, and also the area of cultural heritage. Climate change and the vulnerability becomes a hazard to other conservation areas. We must prepare for the worst alternative of climate change in order to protect the cultural heritage sites of damage. Currently, the area of cultural heritage preservation in Semarang have many problems, such as flooding problems, rob, and unhealthy living conditions. Many historic buildings were damaged condition and rob and drowned because of flooding. So, we need to know what area mapping and how the impacts of climate change on the region, and then solve the problem. While this issue is resolved, we can maintain the characteristics of the heritage area, and will enhance the character of the whole city as well as help provide a good image for Semarang.
Based on the above , this study aims to: 1 ) analyze the phenomenon of climate change in Kampung Melayu Semarang; 2 ) Identify the characteristics of vulnerability in Malay Kampung Semarang, 3 ) Investigate the impact of climate change on the vulnerability of the region, and then 4 ) Formulate form of resistance region to climate change is happening.
This study tries to combine quantitative and qualitative methods. And approaches used to support research activities are spatial approach. Based on the results of the above study it can be concluded that the shape of the climate resilience of the historical district in Kampung Melayu Semarang form of adaptation the transformation of the building and no action. Thus the future of Semarang recommended to the Government to be able to cope with the flood problem of local historic buildings that were there can still be maintained and Kampung Melayu can last from existing climate change.
Keywords : climate, cultural heritage areas, adaptation, transformation buildings, no action
Full Text:
PDF