TINGKAT EFEKTIVITAS PROGRAM PELESTARIAN BATIK SEMARANGAN DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

Miftahurrahma Widanirmala, Parfi Khadiyanto

Abstract


Abstrak: Batik merupakan salah satu warisan pusaka budaya Bangsa Indonesia yang bersifat intangible dan telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Embrio perkembangan batik pertama di Kota Semarang berada pada Kampung Batik, Kelurahan Rejomulyo. Akan tetapi, pada masa penjajahan Jepang sempat terjadi kebakaran yang menyebabkan aktivitas kebudayaan batik menjadi mati. Oleh karena itu pada tahun 2006, pemerintah Kota Semarang mulai mengembangkan kembali budaya batik sebagai identitas daerah dengan cara mengembangkan Industri Batik Semarangan melalui Program pelestarian Batik Semarangan. Program  bertujuan untuk menjadikan Kampung Batik sebagai pusat kegiatan pelestarian dan pengembangan Batik Semarangan. Upaya pelestarian batik yang dilakukan oleh pemerintah kota cukup besar, Disperindag merupakan salah satu instasi yang memiliki peran cukup besar dalam pengembangan Kampung Batik. Namun sayangnya hingga saat ini, keberadaan program tersebut belum dapat mewujudkan tujuannya. Penyusunan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifitasan Program Pelestarian Batik Semarangan di Kampung Batik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitif dengan menggunakan teknik analisis skoring. Hasil dari penelitian adalah, tingkat keefektifitasan Program Pelestarian Batik Semarangan di Kampung ini termasuk sedang yaitu memiliki rata-rata nilai indeks skoring sebesar 1,64. Keberadaan program ini sudah dapat menimbulkan perubahan sebelum dan sesudah program. Hal tersebut dikarenakan program tersebut sudah dapat membangkitkan aktivitas membatik sebagai wujud pelestarian Batik Semarangan, sebanyak 47% peserta pelatihan sudah mulai menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian kegiatan pelestarian ini belum dapat dilakukan secara optimal sebab, tidak adanya kegiatan pengawasan pasca pelaksanaan program, kesibukan masyarakat, ketidak tepatan sasaran program, dan masih banyaknya tumpang tindih kegiatan antar instansi akibat tidak adanya kebijakan yang mengaturnya.

 

Kata Kunci: Tingkat Efektivitas, Program Pelestarian Batik, Kampung Batik

 

Abstract: Batik is an intangible original culture heritage of Indonesian and it has been recognized by UNESCO.  The batik’s embryo of Semarang city developed in Kampung Batik Rejomulyo district. But after this moment when the period of Japan colonialism the kampung has burned, so that those culture activity has died. Furthermore since 2006 the Semarang Municipal has been started to develop batik culture again as a local identity by develops  industry of Semarang batik  through program of Semarang batik preservation. The aims of the program is to make Kampung Batik as a central preservation activities and developing of Semarang batik. Department of Industrial and Trading  has a significant role to this program. Every year this institution finance program of developing Semarang’s batik, but unfortunately until now the program couldn’t able to do the aims. This is the problem of research, and the research question is:” How many level of effectiveness of the preservation batik’s program which is arrange by Department of Industrial and Trading.The aim of research is to know  how  level of effectiveness of  Semarang Batik’s Preservation Program in Kampung Batik. This researcher completed with methode of kuantitative and scoring analysis program. The result of research show that, the effectiveness level of program is categorized good enough, which have value means of scoring index around 1.64. The program is suitable to emerge changing of people behavior before and after the program. The program is suitable to generate batik activity in kampung Batik.  47 % of participant started to apply batik in their day life activity. Although just now this program is not yet optimally running, because  there’s no  control activity after the program done, people business, inappropriate of goals program, and among one  another institution  still  do overlapping and inefficiency activities,  for there’s no integrated policy  cover them.

 

Keywords: Effectiveness level, Batik Preservation Program, Kampung Batik

Full Text:

PDF


View My Stats