skip to main content

TIPOLOGI TINGKAT URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG BAGIAN SELATAN

*Vina Indah Apriani  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Asnawi Asnawi  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Saat ini hampir sepertiga populasi penduduk Kedungsepur tinggal di Kota Semarang dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang sebesar 1,4% pertahun. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk, menyebabkan kebutuhan akan perumahan yang semakin besar pula. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang akibat migrasi sebesar 2,24% (BPS, 2012). Laju urbanisasi yang tidak terkontrol menyebabkan ledakan penduduk semakin memadati kawasan perkotaan dan menyebabkan terjadinya ekspansi. Berdasarkan laporan RPJM Bappeda 2010, pola struktur keruangan Kota Semarang mengalami perembetan meloncat dan tidak kompak yang terjadi seiring dengan kecenderungan perkembangan perumahan dikawasan pinggiran. Permasalahan ini jika terus dibiarkan akan berkembang menjadi permasalahan yang lebih kompleks dan sulit terkendali di masa yang akan datang. Kota Semarang bagian selatan merupakan sasaran dari pengembangan perkotaan terutama dalam bidang perumahan. Pengembangan yang terus menerus serta tidak terkendali pada wilayah yang merupakan ekspansi perkotaan diduga yang akan menimbulkan fenomena urban sprawl yang berdampak negatif dari sisi lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat urban sprawl di Kota Semarang bagian selatan kedalam tiga tipologi. Untuk menjawab penelitian ini maka tahapan yang dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu wilayah urban sprawl yang ditentukan oleh rasio rumah tangga dan rasio lahan terbangun. Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik pada wilayah yang teridentifikasi sprawl dengan menggunakan 5 variabel. Dari hasil analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik dilakukan analisis tingkat urban sprawl untuk mendapatkan tipologi sprawl. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat kota, Pembangunan dalam jangkauan jaringan jalan, dan pola pembangunan lompatan katak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data utamanya dari citra tahun 2000 dan 2011.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis spasial, dan analisis scoring. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir 50% kelurahan di Kota Semarang bagian selatan teridentifikasi sprawl. 7 kelurahan tergolong dalam tipologi 3 yang menunjukkan tingkat urban sprawl tinggi dengan nilai 11-13, 6 kelurahan tergolong dalam tipologi 2  yang menunjukkan tingkat urban sprawl  sedang dengan nilai 9-10, dan 6 kelurahan yang masuk dalam tipologi 1 yang menunjukkan tingka urban sprawl rendah dengan nilai 6-8. Untuk meminimalisir berkembangnya fenomena urban sprawl penelitian ini merekomendasikan saran untuk pemerintah kota agar bisa memfasilitasi arah pembangunan kota yang lebih baik dan mengontrol pembangunan perumahan skala kecil secara lebih terarah.

Fulltext View|Download
Keywords: Tipologi, Tingkat, Urban Sprawl, Kota Semarang Bagian Selatan

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.