BibTex Citation Data :
@article{TPWK6683, author = {Listia Rini and Samsul Ma’rif}, title = {ALTERNATIF PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KAWASAN PANTAI TIMUR SEMENANJUNG MURIA KABUPATEN PATI MELALUI AGRIBISNIS PERIKANAN (Studi Kasus: Kawasan Pesisir Kabupaten Pati)}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {3}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {Alternatif Pengembangan, Wilayah Pesisir, Agribisnis Perikanan}, abstract = { Wilayah pesisir Kawasan Pantai Timur Semenanjung Muria meskipun memiliki potensi perikanan yang melimpah, tetapi juga disertai dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka tingkat persebaran kemiskinan di wilayah pesisir Kabupaten Pati yang mencapai 39,35%, kategori angka kemiskinan cukup tinggi menurut (BPS Kabupaten Pati, 2009). Kondisi ini dilatarbelakangi oleh posisi geografis yang kurang menguntungkan, yaitu di luar koridor jalan utama pantura (Kudus-Pati). Namun dibalik fenomena tersebut, potensi perikanan pesisir yang sangat luas dapat menjadi peluang dasar pengembangan kawasan pesisir tersebut. Pengembangan potensi perikanan ini membutuhkan suatu pendekatan, sehingga untuk merumuskannya dibutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan diantaranya adalah analisis frekuensi dan deskriptif untuk mengetahui potensi agribisnis perikanan di kawasan pesisir, analisis multidimensinal scalling guna memetakan desa pesisir berdasarkan potensi dan kesiapan wilayah pada pengembangan agribisnis perikanan dan analisis perhitungan nilai hasil usaha untuk mengetahui perbandingan pendapatan eksisting dengan pendapatan pelaku agribisnis perikanan. Dari metode analisis tersebut ditetapkan sasaran penelitian sebagai berikut: inventarisasi potensi agribisnis perikanan, analisis tingkat kesiapan dan partisipasi masing–masing desa terhadap komponen agribisnis perikanan, analisis klasifikasi wilayah berdasarkan potensi pengembangan agribisnis perikanan, analisis tipologi wilayah berdasarkan potensi dan kesiapan masing-masing desa, analisis perbandingan nilai hasil usaha eksisting dengan agribisnis perikanan . Sehingga dari sasaran penelitian diperoleh posisi masing-masing desa terhadap potensi dan kesiapan pengembangan agribisnis perikanan yang terdiri dari empat komponen kegiatan, diantaranya: kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi usaha perikanan, kegiatan produksi primer, kegiatan pengolahan (agroindustri) dan kegiatan pemasaran. }, issn = {2338-3526}, pages = {612--625} doi = {10.14710/tpwk.2014.6683}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/6683} }
Refworks Citation Data :
Wilayah pesisir Kawasan Pantai Timur Semenanjung Muria meskipun memiliki potensi perikanan yang melimpah, tetapi juga disertai dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka tingkat persebaran kemiskinan di wilayah pesisir Kabupaten Pati yang mencapai 39,35%, kategori angka kemiskinan cukup tinggi menurut (BPS Kabupaten Pati, 2009). Kondisi ini dilatarbelakangi oleh posisi geografis yang kurang menguntungkan, yaitu di luar koridor jalan utama pantura (Kudus-Pati). Namun dibalik fenomena tersebut, potensi perikanan pesisir yang sangat luas dapat menjadi peluang dasar pengembangan kawasan pesisir tersebut. Pengembangan potensi perikanan ini membutuhkan suatu pendekatan, sehingga untuk merumuskannya dibutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan diantaranya adalah analisis frekuensi dan deskriptif untuk mengetahui potensi agribisnis perikanan di kawasan pesisir, analisis multidimensinal scalling guna memetakan desa pesisir berdasarkan potensi dan kesiapan wilayah pada pengembangan agribisnis perikanan dan analisis perhitungan nilai hasil usaha untuk mengetahui perbandingan pendapatan eksisting dengan pendapatan pelaku agribisnis perikanan. Dari metode analisis tersebut ditetapkan sasaran penelitian sebagai berikut: inventarisasi potensi agribisnis perikanan, analisis tingkat kesiapan dan partisipasi masing–masing desa terhadap komponen agribisnis perikanan, analisis klasifikasi wilayah berdasarkan potensi pengembangan agribisnis perikanan, analisis tipologi wilayah berdasarkan potensi dan kesiapan masing-masing desa, analisis perbandingan nilai hasil usaha eksisting dengan agribisnis perikanan. Sehingga dari sasaran penelitian diperoleh posisi masing-masing desa terhadap potensi dan kesiapan pengembangan agribisnis perikanan yang terdiri dari empat komponen kegiatan, diantaranya: kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi usaha perikanan, kegiatan produksi primer, kegiatan pengolahan (agroindustri) dan kegiatan pemasaran.
Article Metrics:
Last update: