BibTex Citation Data :
@article{TPWK5051, author = {Arief Akbar and Samsul Ma'rif}, title = {ARAH PERKEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN PASCA BENCANA TSUNAMI DI KOTA BANDA ACEH}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {3}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {Sistem Informasi Geografi (SIG), Citra, Overlay.}, abstract = { Secara geografis Banda Aceh memiliki kerentanan terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami, terbukti dengan adanya gempa bumi dan disusul oleh gelombang tsunami 26 Desember tahun 2004. Bencana ini menghancurkan sarana dan prasana kota, khususnya pada wilayah utara kota Banda Aceh yang mengakibatkan kerugian dan banyaknya korban jiwa. Dengan kondisi seperti ini, rencana pengembangan kota yang diikuti dengan pergeseran pusat aktivitas perkotaan serta arahan pengembangan kawasan perumahan diarahkan pada wilayah selatan kota Banda Aceh. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian dari dampak bencana gempa bumi dan potensi tsunami yang terjadi dikemudian hari. Dari permasalahan diatas maka penting dilakukan sebuah penelitian tentang arah perkembangan kawasan perumahan pasca bencana tsunami pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 dengan Research Question apakah arah perkembangan kawasan permukiman sudah sesuai dengan rencana pengembangannya. Berdasarkan hasil analisis, arah pengembangan kota Banda Aceh direncanakan kedepannya mengarah pada wilayah selatan kota tepatnya pada kecamatan Lueng Bata di Batoh dan Lamdom yang didukung oleh sub pusat pengembangannya yaitu pada wilayah timur kota kecamatan Ulee Kareng. Namun pada perkembangan kawasan permukiman lebih cenderung mengalami perkembangan pada wilayah utara kota Banda Aceh. Oleh karena itu Pemerintah Kota Banda Aceh, seharusnya mampu mengontrol pertumbuhan lahan terbangun disetiap kecamatan kota, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kebijakan-kebijakan tata ruang yang ada. }, issn = {2338-3526}, pages = {274--284} doi = {10.14710/tpwk.2014.5051}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/5051} }
Refworks Citation Data :
Secara geografis Banda Aceh memiliki kerentanan terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami, terbukti dengan adanya gempa bumi dan disusul oleh gelombang tsunami 26 Desember tahun 2004. Bencana ini menghancurkan sarana dan prasana kota, khususnya pada wilayah utara kota Banda Aceh yang mengakibatkan kerugian dan banyaknya korban jiwa. Dengan kondisi seperti ini, rencana pengembangan kota yang diikuti dengan pergeseran pusat aktivitas perkotaan serta arahan pengembangan kawasan perumahan diarahkan pada wilayah selatan kota Banda Aceh. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian dari dampak bencana gempa bumi dan potensi tsunami yang terjadi dikemudian hari. Dari permasalahan diatas maka penting dilakukan sebuah penelitian tentang arah perkembangan kawasan perumahan pasca bencana tsunami pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 dengan Research Question apakah arah perkembangan kawasan permukiman sudah sesuai dengan rencana pengembangannya. Berdasarkan hasil analisis, arah pengembangan kota Banda Aceh direncanakan kedepannya mengarah pada wilayah selatan kota tepatnya pada kecamatan Lueng Bata di Batoh dan Lamdom yang didukung oleh sub pusat pengembangannya yaitu pada wilayah timur kota kecamatan Ulee Kareng. Namun pada perkembangan kawasan permukiman lebih cenderung mengalami perkembangan pada wilayah utara kota Banda Aceh. Oleh karena itu Pemerintah Kota Banda Aceh, seharusnya mampu mengontrol pertumbuhan lahan terbangun disetiap kecamatan kota, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kebijakan-kebijakan tata ruang yang ada.
Article Metrics:
Last update: