skip to main content

Kajian Lahan Terbangun pada Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang

*Muhammad Ogan Yufahri  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Retno WIdjajanti  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kota Semarang merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan kondisi topografi yang bervariasi, dengan Kecamatan Tembalang merupakan kawasan perbukitan di wilayah selatan Kota Semarang yang memiliki kelerengan 0 sampai >40%. Pada tahun 2018, telah terjadi bencana longsor sebanyak 13 kejadian pada 7 kelurahan di Kecamatan Tembalang yang berdampak pada rumah warga disekitarnya. Adapun lahan terbangun di Kecamatan Tembalang terus bertambah dan berkembang pesat tiap tahunnya. Kajian mengenai lahan terbangun pada kawasan arawan bencana longsor perlu dilakukan untuk menemukenali persebaran dan luas lahan terbangun pada kawasan rawan longsor di Kecamatan Tembalang. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif melalui metode pembobotan (weighted/skoring) dan tumpang tindih (overlay) dengan alat bantu SIG (Sistem Informasi Geografis) serta metode deskriptif kuantitatif. Bedasarkan hasil penelitian, diperoleh 19% dan 3% luas wilayah Kecamatan Tembalang merupakan kawasan rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Serta ditemukan 22% dan 2% dari luas lahan terbangun di Kecamatan Tembalang menduduk kawasan rawan longsor tinggi (Z-4) dan sangat tinggi (Z-5). Berdasarkan Permen PU No 22 Tahun 2007, pemanfaatan lahan terbangun hanya diizinkan pada zonasi Z-1, Z-2, dan Z-3.
Fulltext View|Download
Keywords: Lahn terbangun;rawan longsor;zonasi;sistem informasi geografis

Article Metrics:

  1. Departemen Pekerjaan Umum, D. J. P. R. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007. (22)
  2. Dian Ayu Saraswati, Sawitri Subiyanto, A. P. W. (2016). 10577-20441-1-Sm. 5, 155–163
  3. Fitriani, N., Tjahjono, H., & Sanjoto, T. B. (2018). Geo Image ( Spatial-Ecological-Regional ) Pemetaan Risiko Bencana Longsor Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di. 7(2), 95–100
  4. Hamida, F. N., & Widyasamratri, H. (2019). Risiko Kawasan Longsor dalam Upaya Mitigasi Bencana Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Pondasi, 24(1), 67–89
  5. Hardiyatmo, Hary C. (2012). Tanah Longsor & Erosi: Kejadian dan Penanganan. Yogyakarta: Gadjah Mada Unviversity Press
  6. Hasibuan, H. C., & Rahayu, S. (2017). Kesesuaian Lahan Permukiman Pada Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Di Kabupaten Temanggung. Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Dan Kota), 6(4), 242–256
  7. Kartasapoetra, A. G. (1991). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
  8. Khadiyanto, Parfi. (2005). Tata Ruang Berbasis pada Kesesuaian Lahan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
  9. Priyono, K. D., & Priyana, Y. (2006). ANALISIS TINGKAT BAHAYA LONGSOR TANAH DI KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA Analysis Landslide Hazard in Banjarmangu Sub District, Banjarnegara District. 175–189
  10. Purba, J., Subiyanto, S., & Sasmito, B. (2014). Pembuatan Peta Zona Rawan Tanah Longsor Di Kota Semarang Dengan Melakukan Pembobotan Parameter. Jurnal Geodesi Undip, 3(2), 40–52
  11. Saraswati, G. (2014). Development Directives in Disaster-prone Areas based on Identification Level Vulnerability Using Geographical Information System Applications in Bogor Regency. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 135, 112–117. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.333
  12. Saunders, W., Grace, E., Beban, J., & Johnston, D. (2015). Evaluating Land Use and Emergency Management Plans for Natural Hazards as a Function of Good Governance: A Case Study from New Zealand. International Journal of Disaster Risk Science, 6(1), 62–74. https://doi.org/10.1007/s13753-015-0039-4
  13. Somantri, L. (2008). Kajian Mitigasi Bencana Longsor Lahan Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh. Seminar Ikatan Geografi Indonesia, 1–10
  14. Sonjaya, M. I. (2011). Memetakan Gerakan Tanah di Jawa Barat. Jurnal Penanggulangan Bencana, 2, 24–33
  15. Yuniarta, H., Saido, A. P., & Purwana, Y. M. (2015). Kerawanan bencana tanah longsor kabupaten ponorogo. Matriks Teknik Sipil, 3(1), 194–201

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.