BibTex Citation Data :
@article{TPWK2897, author = {Wahyu Indriastuti and Widjonarko Widjonarko}, title = {POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA RUMAH KOST DI KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI TEMBALANG}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {Pola Konsumsi Air Bersih;Rumah Kost;Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang}, abstract = { Perkembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang yang diiringi dengan peningkatan jumlah mahasiswa berdampak pada peningkatan jumlah rumah kost dengan berbagai tipe yaitu sederhana, menengah, dan mewah. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga secara langsung berpengaruh pada peningkatan kebutuhan air bersih sebagai infrastruktur vital bagi kehidupan manusia. Namun, permasalahan yang terjadi adalah kesenjangan antara tingkat kebutuhan air bersih yang tinggi dengan terbatasnya pelayanan air bersih dari PDAM. Hal ini kemudian mendorong masyarakat termasuk pengelola rumah kost untuk menyediakan air bersih secara individu. Kebiasaan konsumsi atau pemakaian air bersih pada masyarakat lokal dan cara mereka untuk beradaptasi dengan fasilitas penyedia air berdasarkan pemakaian air yang dilakukan kemudian membentuk suatu pola konsumsi air bersih (Andey dan Kelkar, 2008). Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola konsumsi air bersih pada rumah kost baik kost tipe sederhana, menengah, maupun mewah di Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang berdasarkan tingkat konsumsi, sistem aktivitas, dan sistem penyediaan air bersih. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah tingkat konsumsi air bersih per kapita, jumlah konsumen, volume konsumsi, jenis dan fluktuasi pemakaian air bersih, serta sistem penyediaan air bersih (sumber air, pengolahan dan penampungan air, serta dari aspek pembiayaan) dengan metode kuantitatif melalui analisis crosstab dan deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui adanya variasi pola konsumsi air bersih pada masing-masing rumah kost yang ditandai dengan perbedaan tingkat konsumsi air per kapita. Urutan rata-rata tingkat konsumsi air per kapita dari yang tertinggi hingga terendah adalah kost mewah sekitar 123,45 liter/orang/hari, kost sederhana sekitar 120,52 liter/ orang/hari dan kost menengah sekitar 115,86 liter/ orang/hari. Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi per kapita adalah gender dan hari maksimum konsumsi air serta jumlah penghuni dan volume konsumsi air bersih pada tiap rumah kost. Dari kesimpulan hasil analisis dapat diketahui bahwa pola konsumsi air bersih pada rumah kost memiliki karakteristik yang berbeda dengan domestik ditinjau dari tingkat konsumsi per kapita dan faktor yang mempengaruhi pola konsumsi tersebut. Temuan studi yang diperoleh adalah adanya indikasi peningkatan konsumsi air bersih yang terus meningkat seiring perkembangan kampus di Tembalang. Namun, di satu sisi hal tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan air dari PDAM sehingga berimplikasi pada upaya masyarakat dalam pemanfaatan air tanah. Tingkat pengeboran air tanah yang cukup tinggi jika dikaitkan dengan sistem sanitasi yang bersifat individu, kurang terintegrasi dengan bangunan di sekitarnya, serta masih bercampur dengan saluran drainase dapat memberikan suatu ancaman terhadap bahaya lingkungan seperti meningkatnya volume saluran drainase, pencemaran air sungai dan pencemaran sumber air tanah dangkal. Dalam hal ini rumah kost yang paling berpotensi mendapatkan ancaman pencemaran air tanah dangkal adalah kost sederhana. Untuk itu, perlu adanya pengaturan mengenai sistem air bersih yang baik. }, issn = {2338-3526}, pages = {609--618} doi = {10.14710/tpwk.2013.2897}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/2897} }
Refworks Citation Data :
Perkembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang yang diiringi dengan peningkatan jumlah mahasiswa berdampak pada peningkatan jumlah rumah kost dengan berbagai tipe yaitu sederhana, menengah, dan mewah. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga secara langsung berpengaruh pada peningkatan kebutuhan air bersih sebagai infrastruktur vital bagi kehidupan manusia. Namun, permasalahan yang terjadi adalah kesenjangan antara tingkat kebutuhan air bersih yang tinggi dengan terbatasnya pelayanan air bersih dari PDAM. Hal ini kemudian mendorong masyarakat termasuk pengelola rumah kost untuk menyediakan air bersih secara individu. Kebiasaan konsumsi atau pemakaian air bersih pada masyarakat lokal dan cara mereka untuk beradaptasi dengan fasilitas penyedia air berdasarkan pemakaian air yang dilakukan kemudian membentuk suatu pola konsumsi air bersih (Andey dan Kelkar, 2008). Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola konsumsi air bersih pada rumah kost baik kost tipe sederhana, menengah, maupun mewah di Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang berdasarkan tingkat konsumsi, sistem aktivitas, dan sistem penyediaan air bersih. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah tingkat konsumsi air bersih per kapita, jumlah konsumen, volume konsumsi, jenis dan fluktuasi pemakaian air bersih, serta sistem penyediaan air bersih (sumber air, pengolahan dan penampungan air, serta dari aspek pembiayaan) dengan metode kuantitatif melalui analisis crosstab dan deskriptif.
Article Metrics:
Last update: