skip to main content

PREFERENSI TETAP TINGGAL ATAU PINDAH MASYARAKAT SEKITAR PETEMPEN TERHADAP PEMBANGUNAN APARTEMEN MUTIARA GARDEN

*Santi Antasia Dewi  -  Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ragil Haryanto  -  Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Seiring perkembangan pembangunan Kota Semarang, bisnis properti mulai dikembangkan oleh sejumlah investor melalui pembangunan gedung berorientasi komersial di pusat kota (CBD) seperti hotel berbintang lima, perkantoran, apartemen dan mall. Kampung Petempen merupakan kawasan pemukiman padat yang berada di kawasan Gajahmada Semarang yang mulai diminati developer sebagai pembangunan bisnis properti berupa Apartemen Mutiara Garden. Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap dengan cara penawaran ganti rugi tanpa bentuk desakan. Oleh karena itu kini sebagian besar rumah telah dijual pemiliknya dan menjadi area pembangunan apartemen. Sebagaimana kehadiran pembangunan Apartemen Mutiara Garden pastinya menimbulkan dampak dan perubahan secara lingkungan dan sosial. Tetapi dengan kondisi tersebut beberapa warga masih tetap bertahan meskipun telah terhimpit bangunan apartemen. Fenomena tersebut menjadi suatu masalah yang menarik untuk diteliti sebagai obyek penelitian mengingat harga penawaran apartemen terbilang lebih tinggi dari harga dasar tanah di lokasi tersebut. Munculah pertanyaan penelitian mengenai bagaimana preferensi tinggal masyarakat sekitar Petempen akibat pembangunan Apartemen Mutiara Garden dan faktor apakah yang mempengaruhi preferensi tetap bertahan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengaplikasikan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan mencakup kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki preferensi untuk tetap bertahan tinggal di Petempen. Faktor lokasi tinggal yang strategis menjadikan masyarakat memiliki keinginan untuk mempertahankan diri di kawasan ini. Persepsi yang terbentuk dari dampak pembangunan juga terbukti mampu mempengaruhi preferensi tinggal masyarakat. Persepsi negatif yang muncul seiring perubahan lingkungan dan sosial disekitarnya akan mendesak masyarakat bertahan untuk pindah. Hal ini mengindikasikan adanya fenomena gentrifikasi di kawasan Petempen yang secara perlahan membuat masyarakat kaum marginal akan terdepak keluar dari kawasan. Kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat mengakses lingkungan. Oleh karena itu preferensi tetap tinggal masyarakat mengalami perubahan untuk pindah baik akibat keadaan mulai terdesak atau keinginan yang telah terpenuhi. 
Fulltext View|Download
Keywords: Masyarakat;Dampak;Persepsi;Preferensi;Tetap Tinggal;Lokasi

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.