skip to main content

Peran Kota-Kota Kecil Dalam Peningkatan Aktivitas Pertanian Di Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu

*Mila Wijayanti  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Samsul Ma'rif  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Agropolitan area is the area with adequate agricultural service for farmers start from pre production to post harvest marketing.The role of small town as a link between big cities as center consumption and villages as center of production are necessary for developing Agropolitan area. Based on these things, analysis the role of small town in Agropolitan area are required. Ngablak, Dukun-Sawangan, Tegalrejo, Grabag, Pakis, and Candimulyo are Small town in Agropolitan area Merapi Merbabu. variables used in this research is commodities area by virtue of conformity land, the city,  entanglement small town with local hiterlandny and role of small town as center for trade and service. Method used in this research is quantitative and qualitative descriptive method. Rural urban linkages showed the high interaction in form of linkages economic namely entanglement the shopping flow of farm inputs and capitalization pre agricultural production and marketing of commodities. rural urban linkages also occuring in form of entanglement transportation and relatedness of agricultural technology. Small town in Agropolitan area has a role as a center trade for foods, horticulture vegetables, and horticulture fruits and flowers. Small town in Agropolitan area Merapi Merbabu also has a role as central services for finance, education, and transportation that support the agricultural activity.

Fulltext View|Download
Keywords: Perwilayahan Komoditas, sistem Perkotaan, Keterkaitan desa kota, peran kota kecil di Kawasan Agropolitan

Article Metrics:

  1. Amakchi.2004. Central cities and their role in national development.Iran: research and studies center of Iran’s architecture and urban development
  2. Anwar, Affendi dan Ernan Rustiadi.1999. Desentralisasi Spatial melalui Pembangunan Agropolitan, dengan Mereplikasikan Kota-Kota Menengah-Kecil di Wilayah Perdesaan. Makalah disampaikan Lokakarya pendayagunaan sumberdaya pembangunan wilayah di Propinsi Riau. Pekanbaru
  3. Bintarto .1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
  4. BPS.2016. Kabupaten Magelang Dalam Angka 2015
  5. Bungin,Burhan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakartat: PT Rajagrafindo Persada
  6. Daldjoeni,N.1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni Bandung
  7. Deni,Ruchayat. 2003. Pengembangan Kawasan Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah Yang Berbasis Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta : Direktorat Jendral Penataan Ruang
  8. Divisi Pertanian Bitra. 2002. Laporan proses polikultur. Medan: Bitra Indonesia
  9. Djaenudin, D dan Marwan, Subagyo, Mulyani, dan Suharta.2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
  10. Douglass, M.1998. A regional network strategy for reciprocal rural-urban linkages. An agenda for policy research with reference to Indonesia. TWPR
  11. Effendi,Tadjuddin Noer . 1994. Rural Diserfication. Nongarm Employment and The Central Town : A Case Study of Jatinom, Central Java. The Indonesian Journal of Geography. Vol. 26 No. 67 Juni 1994
  12. Fahmi, et. al. 2014. Extended Urbanization In Small And Medium-Sized Cities: The Case Of Cirebon, Indonesia. Habitat International 42 (2014) 1-10
  13. Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksar
  14. Haeruman, H. 2000. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing : Peningkatan Daya Saing UMKM Untuk Mendukung Program PEL.Jakarta: Graha Sucofindo
  15. M. Hutagalung, Togap .2004. Agropolitan Merupakan Alternatif Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan. Bogor:Sekolah Pascasarjana/S3, Institut Pertanian Bogor
  16. I lhami. 1990. Strategi Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional
  17. Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB
  18. Bank Indonesia Ambon.2011.Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2010.Ambon
  19. PERDA Kab Magelang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030
  20. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
  21. Pradan,Puskar.2003.Manual for urban Rural Linkage and Rural Develpoment Analysis. Kathmandu : New Hira Book Enterprises
  22. Ilyas. 2001. Teori, Penilaian dan Penelitian Kinerja. Cetakan Kedua. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI
  23. Kementrian Pekerjaan Umum.2009. Agropolitan dan Minapolitan : Konsep Kawasan Menuju Keharmonian. Jakarta : Dirjen Cipta Karya
  24. Lestari,Puji. 2012. Kinerja Dan Prospek Keberlanjutan Sub Terminal Agribisnis Sewukan Kabupaten Magelang Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Petani Di Kawasan Merapi Merbabu Pasca Erupsi Gunung Merapi.Tesis Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Undip, Semarang
  25. Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Bisnis dan Masalah-masalah sosial. Yogyakarta: Gaya Media
  26. Rahim, Abd dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2008. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya
  27. Riyadi, 2003. Kebiasaan makan masyarakat dalam Kaitannya dengan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Jakarta dalam Prosiding Simposium Pangan dan Gizi serta Konggres IV Bergizi dan pangan Indonesia
  28. Hasanudin.2009. Peranan Kota Jatinom Dalam Pelayanan Sosial Ekonomi Terhadap Daerah sekitarnya.Skripsi Fakultas Geografi UMS. Surakarta
  29. Rondinelli, Dennis. A. 1983. Secondary Cities in Developing Countries: Policies for Diffusing Urbanization. Beverly Hills: Sage Publication
  30. Rodenelli, D.A. 1985. Applied Methods of Regional Analysis. The Apatial Dimention of Development Policy. A westview prees/ boulder and London
  31. Rustiadi,Ernan dan Sugimin Pranoto.2007. Agropolitan Membangun Ekonomi Perdesaan. Bogor: Crestpent Press
  32. Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda
  33. Satterthwaite, david and Cecilia Tacoli. 2003. The urban part of rural development: the role of small and intermediate urban centres in rural and regional development and poverty reduction. Iied
  34. Soemarno. 2007. Konsep Pengembangan Kawasan Agribisnis Komoditi Unggulan Wilayah. www.marno.lecture.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 25 maret 2016
  35. Soenarno, 2003. Makalah Seminar Seminar Nasional Agroindustri dan Pengembangan Wilayah
  36. Soesilo, Nining I. 1999. Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarta: Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia
  37. Sohn, J. 2005. Are Commuting Pattern a Good Indicator of Urban Spatial Structure?, Journal of Transport Geography, 13, 306-317
  38. Sudiyono A. 2001. Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
  39. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT. Bumi Aksara
  40. Tri Budi dan Badarudin. 2014. Peran Kota Kecil terhadap Perkembangan Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Medan : Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
  41. UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
  42. Wibisono, Yusuf .2003. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris antar Provinsi di Indonesia. Depok: Tesis Universitas Indonesia

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.